![]() |
Obesitas bisa menyerang siapa saja, tergantung dari kebiasaan pola makan dan pola aktivitas. |
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Salah satu tantangan saat Covid-19 adalah menjalankan imbauan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Banyak ngemil dan kurangnya aktivitas fisik akan memicu berbagai masalah kesehatan dan gangguan metabolik. Ujungnya, obesitas atau kegemukan.
Menurut dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RS dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK, obesitas merupakan kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki badan yang sangat gemuk dan mengandung banyak lemak pada tubuhnya.
Nurul menjelaskan, obesitas terjadi karena jumlah energi yang masuk (dari makanan dan minuman yang dikonsumsi) lebih besar dari pada energi yang dikeluarkan. Hal ini menyebabkan energi menjadiberlebihan, sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak.
Obesitas bisa menyerang siapa saja. Kelompok usia berapa pun berisiko mengalami obesitas, tergantung dari kebiasaan pola makan dan pola aktivitas.
"Meskipun obesitas dipengaruhi oleh genetik, sebesar 20-25%, sisanya sebanyak 75-80% dipengaruhi oleh gaya hidup. Jika seseorang tidak memiliki genetik obes, tapi dapat mengalami obesitas jika memiliki pola aktivitas kurang gerak atau pola makan yang tidak seimbang atau berlebihan," papar Nurul.
Angka obesitas di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data WHO tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar orang berusia di atas 18 tahun mengalami berat badan berlebih, di mana 650 juta di antaranya mengalami obesitas. Sementara itu, hasil Riskesdas 2007- 2018 menunjukkan kecenderungan meningkat yaitu 10.5% (2007), 14,8% (2013) dan 21,8% (2018).
Berita Terkait: Ramuan Jamu Saintifik Untuk Penurun Berat Badan
Berita Terkait: Ketahui Penyebab dan Gejala CVS
Nurul mengatakan, untuk mengetahui apakah seseorang terkena obesitas atau tidak, adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki IMT di atas normal.
Indikator obesitas pada orang dewasa yaitu dengan IMT di atas 27,0. IMT normal berada pada angka 18,5 sampai 22,9. IMT sendiri diperoleh dari menghitung berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter.
Obesitas dapat dihindari dengan membiasakan pola perilaku hidup sehat. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan agar terhindar dari obesitas saat harus beraktivitas di rumah saja menurut dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RS dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK.
1. Stop ngemil. Ngemil memberikan kontribusi kalori yang banyak, karena biasanya camilan mengandung tepung, digoreng, dan manis.
2. Stop minum manis. 10 gram gula (1 sendok makan) memberi kontribusi energi sebanyak 40 kkal. Dapat dibayangkan berapa kalori masuk dengan minum satu botol minuman manis dalam kemasan.
3. Perbanyak makan sayur dan buah. Jalankan pola makan seimbang, yaitu makan pagi-siang-sore, tetapi perbanyak frekuensi sayur dan buah. Diet yang sesuai dengan pola makan seimbang adalah mengikuti rekomendasi "Isi piringku".
4. Tingkatkan aktivitas fisik dengan olahraga. Mulailah dengan berjalan kaki sekitar rumah, bersepeda, aerobic secara daring. Atur waktu olahraga selama 30-40 menit dan ulangi hingga 5 kali per minggu. Aktivitas fisik yang ideal adalah 150 menit per minggu yang dibagi menjadi beberapa hari.
Olahraga juga dapat mengurangi rasa bosan selama di rumah, mengurangi stres, menghasilkan hormon endorfin yang menyebabkan perasaan gembira, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Memantau berat badan. Pantau berat badan secara teratur, misalnya seminggu sekali, untuk memantau lebih dini jika ada peningkatan berat badan. (Sumber: Dikutip dari Majalah Mediakom Kemenkes RI., Edisi 117/ April 2020, halaman 26-27). Redaksi JamuDigital.Com.