![]() |
| Program hilirisasi Jamu bersama stakeholder terkait dapat menjadi cara akselerasi agar Jamu makin mengglobal. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. BPOM bersama Universitas Negeri Jakarta (UNJ) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dalam rangka memperkuat sinergi riset, pengembangan, dan hilirisasi jamu sebagai warisan budaya dan potensi ekonomi nasional, Jumat (26/9/2025).
Penandatanganan di Kampus UNJ ini menjadi bagian dari rangkaian Seminar Jamu Nasional 2025 yang mengusung tema "Jamu dalam Perspektif Ketahanan dan Kebangkitan Nasional: Spiritualitas, Budaya, Kesehatan, dan Industri Sosial-Kerakyatan Masa Depan".
Mendorong Revolusi Jamu: Kolaborasi Akademisi, Pemerintah & Industri di Era Digital
Industri jamu Indonesia tengah memasuki fase baru - tidak sekadar sebagai tradisi turun-temurun, tetapi sebagai sektor inovatif yang menggabungkan penelitian ilmiah, regulasi, dan kepemimpinan strategis. Sejumlah tonggak terkini menunjukkan sinergi antara universitas, BPOM, dan Dewan Jamu Indonesia (DJI) demi membangkitkan potensi jamu dalam arah modern dan berdaya saing global.
Hal tersebut mengemuka pada Seminar Nasional Jamu 2025: "Jamu dalam Perspektif Ketahanan dan Kebangkitan Nasional: Spiritualis, Budaya, Kesehatan, dan Industri Sosial-kerakyatan Masa Depan" pada 26 September 2025 di Aula Maftuchah Yusuf, Gd. Dewi Sartika, UNJ Kampus A
Kepemimpinan Strategis: Prof. Dalia, Prof. Daniel Tjen, dan Prof. Taruna Ikrar
Profesional akademik dari UNJ kembali mengambil peran penting dalam ekosistem jamu nasional. Prof. Dr. Dalia Sukmawati, M.Si., Guru Besar Mikrobiologi FMIPA UNJ, telah resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Jamu Indonesia DKI Jakarta periode 2025-2028. Latar belakang riset beliau diharapkan dapat menghubungkan dunia akademik dan pelaku industrinya di Jakarta.
Secara nasional, Dewan Jamu Indonesia dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Daniel Tjen, Sp.S(K)., Mayjen (Purn) TNI, sebagai Ketua Umum DJI. Beliau menekankan pentingnya modernisasi jamu agar dapat diterima generasi muda, sekaligus menjadi kekuatan baru bagi kesehatan berbasis tradisi Indonesia.
Sementara itu, di ranah regulasi, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., selaku Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, berperan strategis dalam mendorong jamu sebagai produk kesehatan yang aman, bermutu, dan inovatif. Melalui berbagai kebijakan, BPOM memperkuat standardisasi jamu, mempercepat hilirisasi hasil riset, dan menjalin kemitraan dengan akademisi serta pelaku industri untuk memperluas daya saing produk herbal Indonesia di kancah global.
Dengan kolaborasi kepemimpinan Prof. Dalia Sukmawati, Prof. Daniel Tjen, dan Prof. Taruna Ikrar, ekosistem jamu di Indonesia bergerak lebih terarah dan kuat, baik dari sisi penelitian, regulasi, maupun advokasi publik.
Peran UNJ & Akademisi dalam Penelitian & Pelestarian Jamu
FMIPA UNJ menyatakan dukungannya terhadap jamu sebagai warisan budaya sekaligus produk kesehatan berbasis riset. UNJ melihat jamu bukan hanya sebagai aspek budaya, tetapi sebagai objek studi yang relevan untuk ilmu pengetahuan modern.
Lewat kolaborasi penelitian, publikasi ilmiah, serta kerja sama dengan regulator dan industri, UNJ berkomitmen menegaskan bahwa jamu harus dikelola dengan standar mutu dan kredibilitas riset agar dapat diterima secara luas oleh masyarakat.
BPOM Pacu Inovasi Jamu lewat Kolaborasi
Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., BPOM aktif menggandeng akademisi dan pelaku industri jamu untuk mempercepat inovasi produk jamu yang aman, efektif, dan terstandar. Salah satu inisiatif utamanya adalah memperkuat hilirisasi produk jamu - dari penelitian dasar ke aplikasi komersial - sebagai strategi agar Indonesia tidak hanya menjadi "penonton" dalam pasar jamu global.
Menuju Industri Jamu Modern & Berkelanjutan
Dengan kombinasi kepemimpinan Dewan Jamu Indonesia, peran akademisi dari UNJ, serta dukungan regulasi dari BPOM, dorongan untuk mengembangkan jamu dalam format modern semakin nyata. Fokus utama yang ditekankan adalah:
- Penerapan riset ilmiah untuk standarisasi dan keamanan jamu
- Pengembangan produk inovatif (contoh: jamu siap saji, kapsul, dan minuman herbal modern)
- Edukasi publik dan generasi muda agar jamu makin diterima luas
- Peningkatan produksi lokal & hilirisasi agar Indonesia bisa menjadi pemain global
Dengan sinergi tersebut, jamu kini bukan sekadar warisan budaya, melainkan telah menjelma menjadi produk kesehatan berdaya saing yang siap mengangkat nama Indonesia di tingkat internasional. Sumber Berita: Tim UNJ.








