 |
| Tampak dalam foto: Perwakilan LPDP (Prof. Syahrani- Unair), Peneliti Universitas Mulawarman (Prof. Laode), dan Bambang Priyambodo (PT.Air Mancur). |
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Indonesia kaya tanaman obat bukan slogan semata. Kekayaan budaya dan kearifan lokal, jika dikembangkan akan menjadi harta karun. Kita perlu ’membongkar gunung’ itu, agar harta karun itu dapat kita manfaatkan.
Demikian diungkapkan Drs. Bambang Priyambodo, Apt., GM Manufacture PT. Air Mancur kepada Redaksi JamuDigital.Com, pada Sabtu, 11 Juli 2020. Terkait untuk pemberdayaan kearifan lokal, PT Air Mancur bekerjasama dengan Universitas Mulawarnan, Kalimantan Timur melakukan riset tanaman obat khas Kalimantan-Suku Dayak, yaitu Indigenus- yang pendanaan risetnya didukung oleh LPDP.
Bambang Priyambodo menjelaskan bahwa pada bulan Juni 2019, Tim LPDP dan Universitas Mulawarman melakukan survey ke pabrik Air Mancur untuk memastikan kelayakan produksi. "Akhirnya disetujui dana pengembangan produk asli Kalimantan ini dikembangkan menjadi produk unggulan dan diharapkan dapat sampai ke tahap Fitofarmaka," Kerja sama pengembangan produk asli Kalimantan menjadi Fitofarmaka ditanda-tangani antara LPDP (menyandang dana), Universitas Mulawarman (Peneliti) dan Air Mancur (memproduksi dan memasarkan).
Tim Peneliti sudah menghubungi sejumlah lembaga yang dapat melakukan uji pra klinis dan uji klinis, dan akhirnya akan dilakukan Tim ITB untuk melakukan uji pra-klinis dan uji klinis tersebut, Bambang Priyambodo- Alumnus Farmasi UGM itu menambahkan.
Berita Terkait: Pengembangan Jamu Melalui Pendekatan Biokultural
Seharusnya, lanjut dia, pada Agustus 2020 ini produk tersebut sudah dilakukan uji praklinis, namun karena pandemi COVID-19, rencana ini mungkin agak tertunda. Saat ini sudah dilakukan uji in vitro dengan hasil yang sangat memuaskan. Sehingga target awal untuk launching produk pada awal tahun 2021, kemungkinan akan bergesar ke bulan Juni-Juli 2021. Redaksi JamuDigital.Com
