BPOM Gelar FGD, Jejak Empiris OBA Menuju Produk Bermutu
Tanggal Posting : Jumat, 14 Juni 2024 | 10:35
Liputan : Redaksi JamuDigital.com - Dibaca : 723 Kali
BPOM Gelar FGD, Jejak Empiris OBA Menuju Produk Bermutu
BPOM melalui rangkaian kegiatan Pekan Jamu ikut memeriahkan peringatan Hari Jamu Nasional Ke-16 yang jatuh pada 27 Mei 2024.

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. BPOM melalui rangkaian kegiatan Pekan Jamu ikut memeriahkan peringatan Hari Jamu Nasional Ke-16 yang jatuh pada 27 Mei 2024 dengan mengusung tema tahun ini adalah "Sehatkan Negeri Bersama Jamu".

Tema ini menggambarkan wujud implementasi Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) dan dukungan dalam pengembangan, serta pemanfaatan obat bahan alam (OBA).

Berbagai rangkaian kegiatan telah dilaksanakan dalam bentuk focus group discussion (FGD), talkshow, webinar, hingga business matching.

Sebagai penutup rangkaian Pekan Jamu, Jumat, 31 Mei 2024, BPOM melaksanakan FGD "Jejak Empiris Obat Bahan Alam Menuju Produk Bermutu". Sesuai topik yang diangkat, FGD ini menitikberatkan pengembangan OBA dari sisi hulu dengan mempertimbangkan dari sisi sumber bahan baku tanaman obat sehingga dapat ditelusuri, dicatat, dan didokumentasikan sebagai data empiris tanaman obat/pengobatan tradisional. 

Dikutip dari website BPOM, FGD ini dihadiri oleh 854 peserta, baik hadir secara luring maupun daring (melalui Zoom Video Conference maupun live streaming YouTube). Peserta berasal dari perwakilan unit kerja pusat dan unit pelaksana teknis BPOM, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, asosiasi dan pelaku usaha, akademisi, mahasiswa, serta masyarakat.

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Kesehatan (Deputi II) BPOM Mohamad Kashuri menyampaikan bahwa bukti empiris dapat menjadi dasar klaim khasiat kategori jamu.

Bukti empiris juga menjadi salah satu data dukung awal dalam pembuktian klaim pada kategori obat herbal terstandar dan fitofarmaka, selain bukti ilmiah berupa data praklinik dan/atau data klinik. "Selama ini bukti empiris yang dimaksud [penggunaan OBA] hanya berasal dari naskah klasik, farmakope, monografi, atau referensi ilmiah lain yang diakui," ujar Deputi II.

"Pemahaman mengenai manfaat jejak empiris OBA Indonesia diharapkan dapat mendorong semua pihak, baik pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk mulai melakukan dokumentasi tumbuhan obat/ramuan obat dengan cara yang tepat sehingga dapat menjadi modal ditemukannya obat bahan alam baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi," lanjutnya.

Pada kesempatan ini, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Budiono Subambang menyampaikan apresiasi kepada BPOM atas terselenggaranya kegiatan Pekan Jamu.

Menurutnya, kegiatan ini berhasil mengumpulkan para pemangku kepentingan terkait untuk mendorong perannya dalam kolaborasi pengembangan OBA sesuai tugas dan posisi masing-masing. "Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum dalam melestarikan dan mengembangkan budaya jamu Indonesia," tuturnya.

FGD kali ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber ahli, yaitu Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dr. Noor Wijayahadi, Peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Apt. Slamet Wahyono, dan peneliti etnobotani dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Djoko Santosa.

Masing-masing narasumber membahas topik mengenai konsep pembuktian empiris sebagai jaminan keamanan dan khasiat jamu, pemanfaatan data Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) dalam pembuktian empiris jamu, serta pentingnya dokumentasi kekayaan kearifan lokal dan cara mendokumentasikan yang baik. 

Selain itu, Kepala Balai Besar POM di Pontianak dan Kepala Balai POM di Jambi turut menyampaikan tentang peran BPOM dalam mendampingi pengembangan OBA di daerahnya menjadi produk bermutu.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan seluruh pemangku kepentingan terkait akan pentingnya data empiris dalam pengembangan OBA. Hal tersebut dapat menjadi pemacu bagi semua pihak untuk memulai pendokumentasian secara baik pengetahuan empiris OBA sebagai salah satu strategi mendukung hilirisasi menuju produk OBA yang bermutu.

Diharapkan pula rangkaian kegiatan Pekan Jamu dapat menghasilkan dampak konkret untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap budaya jamu. Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: