![]() |
| Skoliosis merupakan kondisi dimana tulang belakang tumbuh melengkung atau bengkok ke arah sisi samping tubuh. Bagaimana cara menangani Skoliosis? |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS) atau Skoliosis Idiopatik Remaja adalah skoliosis yang paling sering ditemukan dan terjadi pada 2% hingga 4% remaja di dunia.
Skoliosis idiopatik adalah kelainan bentuk pada tulang belakang yang paling sering ditemukan hingga 80% dari kasus kelainan bentuk tulang belakang.
Pada bentuk normal, tulang belakang melengkung kearah belakang pada daerah bahu dan melengkung kedepan pada daerah punggung bawah, akan tetapi, pada orang dengan skoliosis, tulang belakang terjadi lengkungan ke sisi samping yang disertai rotasi atau putaran sehingga membentuk tulang punggung yang tampak menonjol bila dilihat dari belakang pada pemeriksaan klinis dan pada gambaran X-ray dapat menyerupai huruf "S" atau "C".
Penyebab Skoliosis
Dikutip melalui majalah Media Ortopedi Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. Dr. R. Soeharso Solo, penyebab AIS tanpa disertai latar belakang penyakit sebelumnya, masih belum diketahui pasti hingga saat ini dan disebut dengan istilah skoliosis idiopatik.
- Berita Terkait: Manfaat Olahraga bagi Kesehatan Tulang dan Sendi
- Berita Terkait: OMAI HerbaPAIN: Usir Nyeri Otot Leher, Kejang Otot dan Sakit Kepala
- Berita Terkait: Sebelas Solusi Cerdas Minyak Boreh NOKILIR
Kondisi ini diperkirakan berhubungan dengan genetik atau "bakat", dimana terdapat kelainan pola tumbuh kembang dari struktur tulang belakang.
Skoliosis juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain maka pada setiap pemeriksaan pada kunjungan pertama pasien, dokter akan memastikan bahwa skoliosis yang terjadi tidak disebabkan oleh kelainan saat lahir/congenital, gangguan otot dan saraf/neuromuscular, peradangan atau infeksi, trauma/benturan ataupun penyebab lain selain "bakat" atau idiopatik.
Laju Progresifitas
Skoliosis idiopatik digolongkan berdasarkan kelompok usia pasien saat pertama kali bengkok disadari:
- Skoliosis idiopatik infantile, bila terjadi pada anak sejak lahir hingga usia kurang dari 3 tahun,
- Skoliosis idiopatik juvenile, bila terjadi pada anak usia 3-9 tahun dan,
- Skoliosis idiopatik adolescent, bila terjadi pada anak usia 10-18 tahun.
Kelengkungan yang berat lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan pada bagian punggung atas. Kelengkungan lebih berat seringnya terjadi pada skoliosis yang muncul pada usia lebih muda.
Kelengkungan atau kurva pada skoliosis akan semakin bertambah atau mengalami progresifitas selama masa pertumbuhan tulang belakang masih berlangsung. Progresifitas ini mengalami puncak pada saat akil balik dan kemudian terus menurun perlahan sampai akhir masa pertumbuhan tulang belakang yaitu sampai usia antara 16 - 18 tahun.
Sebagian besar kurva kurang dari 20 derajat akan berkurang secara spontan atau menetap, sedangkan kurva yang lebih besar cenderung bertambah. Kurva yang besar bila tidak mendapat penangann yang sesuai memiliki kemungkinan masih dapat bertambah bahkan setelah tulang sudah mencapai kematangan.
Kebanyakan kurva pada anak-anak adalah sisi kiri; kurva ini dapat sembuh secara spontan hingga 90% kasus, tetapi kurva ini dapat juga berkembang.
Bentuk kelengkungan pun juga mempengaruhi progresifitas kelengkungan, skoliosis dengan bentuk "S" lebih memungkinkan untuk bertambah parah dibandingkan dengan skoliosis dengan bentuk huruf "C" dan lengkungan yang terjadi pada tulang punggung dinding thoraks juga lebih berpotensi untuk bertambah keparahannya dibandingkan dengan tulang punggung bawah.
Progersifitas kurva skoliosis juga dapat diperkirakan melalui perhitungan menggunakan rumus Lonstein sehingga dokter dapat merencanakan penanganan yang lebih tepat untuk pasien dengan skoliosis.
Deteksi Dini Skoliosis
Berikut merupakan tanda-tanda yang dapat diperhatikan untuk mengetahui apakah anak ada kecurigaan skoliosis, yaitu;
- Bahu yang tidak rata,
- Menonjolnya salah satu tulang belikat (salah satu sisi punggung atas),
- Adanya perbedaan panjang kaki,
- Panggul/pinggang miring, dan
- Menonjolnya salah satu sisi punggung saat anak dalam posisi membungkuk ke depan.
Penanganan Skoliosis
Apabila ditemukan tanda-tanda tersebut, segera berkonsultasi dengan dokter, sehingga bisa dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap baik fisik / klinis maupun radiologis.
Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah skoliosis ini murni idiopatik atau ada penyebab lain, kemudian juga untuk menentukan kondisi pasien secara keseluruhan termasuk ada / tidaknya keterbatasan aktivitas dan kondisi penyerta lain, serta terutama kondisi dari tulang belakang itu sendiri.
Bila hal-hal tersebut sudah ditentukan maka berikutnya dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis seperti X-ray, CT-scan, dan MRI, maupun pemeriksaan laboratorium sesuai dengan indikasi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.
Tujuan pemeriksaan penunjang terutama adalah untuk menentukan besarnya derajat kelengkungan kurva skoliosis sehingga bisa menentukan dan merencanakan tindakan penanganan yang paling sesuai.
Konsultasi dengan dokter tulang terkait kasus skoliosis sebisa mungkin dilakukan sedini mungkin setelah disadarinya ada kecurigaan skoliosis pada anak, dengan begitu hasil yang akan dicapai dari tindakan yang diberikan dokter akan lebih baik.
Dalam penanganan skoliosis sendiri, dokter spesialis orthopaedi membagi penanganan skoliosis berdasarkan usia, besarnya sudut kelengkungan, yang diukur menggunakan metode pengukuran sudut Cobb, dan berdasarkan progresifitas kelengkungan skoliosis, menjadi 3 tahapan penanganan yaitu Observe, Orthose, dan Operate. Redaksi JamuDigital.Com










