![]() |
Rematik terjadi ketika otot atau persendian mengalami peradangan dan juga pembengkakan. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Rematik biasanya terjadi di usia paruh baya, tetapi anak muda bisa juga terkena penyakit ini. Apa itu rematik? Rematik terjadi ketika otot atau persendian mengalami peradangan dan juga pembengkakan. Menurut penelitian 8 dari 100.000 orang yang berada di rentang usia 18-34 tahun mengidap rematik.
Ketika anda mengalami rematik di usia muda dengan gejala peradangan pada persendian kecil, seperti jari-jari tangan dan kaki besar kemungkinan anda bisa mengalami gejala yang lebih parah di usia tua nanti.
Berikut ini 4 Penyebab Rematik Di Usia Muda yang dikutip dari website PikiranRakyat.com:
1. Faktor Hormonal dan Genetik
Faktor hormonal dan genetik memainkan peran kunci dalam mendasari risiko seseorang terkena rematik, terutama pada usia muda. Perubahan hormonal dapat memicu respons kekebalan tubuh yang salah,mengarah pada peradangan kronis pada persendian.
Di sisi lain, faktor genetik dapat meningkatkan rentan terhadap jenis rematik tertentu, seperti rheumatoid arthritis.
- Berita Terkait: Jokowi Membuka Paviliun Indonesia di Hannover Messe 2023, Promosi Farmasi Masuk Prioritas
- Berita Terkait: OMAI Dibagikan Disejumlah Titik Jalur Mudik, Membantu Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
- Berita Terkait: Dexa Group Dukung Ketahanan dan Kemandirian Farmasi Indonesia
2. Kadar Kalsium Rendah
Kadar kalsium yang rendah dalam tubuh merupakan faktor penyebab rematik di usia muda. Kalsium bukan hanya elemen penting dalam menjaga kepadatan tulang, tetapi juga memainkan peran kunci dalam fungsi persendian yang sehat.
Kekurangan kalsium dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, meningkatkan risiko osteoporosis, dan memicu peradangan pada persendian.
3. Akibat Cedera
Cedera pada persendian dapat menjadi pemicu serius untuk perkembangan rematik pada usia muda. Terutama jika tidak ditangani dengan baik atau jika cedera tersebut bersifat berulang, dapat menyebabkan perubahan struktural pada persendian.
Cedera dapat merusak kartilago, jaringan ikat, atau ligamen, yang kemudian memicu respon peradangan dalam tubuh. Peradangan ini tidak hanya dapat memperburuk kondisi persendian yang sudah terluka, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya rematik.
4. Obesitas
Kelebihan berat badan pada usia muda dapat menjadi pemicu serius bagi perkembangan rematik. Obesitas meningkatkan tekanan pada persendian tertentu, terutama pada area lutut, panggul, dan kaki, sehingga meningkatkan risiko peradangan dan kerusakan jaringan sendi.
Beban berlebih pada persendian dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada distribusi berat badan, mengakibatkan pergeseran mekanika yang merugikan dan memperburuk gejala rematik. Redaksi JamuDigital.Com