![]() |
PERHIPBA dapat memberikan penguatan semangat dan aktivitas penelitian pemanfaatan bahan alam Indonesia, sebagai bahan baku dan sediaan jadi. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. "Kita perlu memperkuat ekosistem riset dan inovasi herbal Indonesia dengan dengan konsep n-Helix (Litbang, Perguruan Tinggi, Kementerian, Industri, Asosiasi, Rumah Sakit, Media) dengan semangat open innovation," ungkap Ketua PERHIPBA, Prof. Dr. Irmanida Batubara, S.Si. M.Si.
Hal tersebut dikemukakan menjawab pertanyaan Founder JamuDigital, Karyanto terkait peran PERHIPBA mendukung herbal Indonesia menjadi bagian strategis untuk menyehatkan bangsa, pada Selasa, 16 Maret 2021.
Menurut Prof. Irmanida, PERHIPBA dapat memberikan penguatan semangat dan aktivitas penelitian pemanfaatan bahan alam Indonesia, sebagai bahan baku dan sediaan jadi untuk bidang kesehatan.
Selain itu, lanjutnya, PERHIPBA dapat memberikan pemikiran dan rekomendasi strategis kepada pemerintah dan stakeholders lain terkait optimasi penelitian dan pemanfaatan sumberdaya hayati Indonesia untuk bidang kesehatan dan sektor strategis lainnya.
"PERHIPBA dapat menjadi sarana dan media komunikasi yang efektif bagi anggota dan pihak terkait lainnya," Prof. Irmanida Batubara menegaskan.
Beberapa hal yang perlu perbaikan dan perhatian serius: Membangun/memperkuat sinergi fungsi antar pihak, Memperkuat pasar/pengguna, Mendorong keperpihakan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan produk herbal, Meningkatkan daya saing industri herbal (hulu-hilir).
Banyak elemen yang mendorong OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) masuk JKN. "Ini sebuah peluang, tinggal bagaimana para pelaku herbal bangkit untuk menyiapkan dan menangkap peluang ini. Kesiapan produk yang berkualitas dan kontinyu dengan harga yang sesuai menjadi tantangan. Keterlibatan para dokter dalam tahap pengembangan produk akan sangat diperlukan," ujar Prof Irmanida.
Dukungan peneliti juga sangat penting untuk menghasilkan riset-riset yang sesuai dengan persyaratan OMAI, yaitu teruji pra klinis dan uji klinis sesuai protokol Cara Uji Klinis Herbal yang Baik, sehingga efikasinya dapat ditunjukkan dengan data ilmiah.
- Berita Terkait: Format Era Jamu 4.0
- Berita Terkait: Potensi Jamu Indonesia
- Berita Terkait: Digitalisasi Jamu
Sekilas PERHIPBA
Sejak berdiri, PERHIPBA telah melakukan serangkaian simposium mulai dari Simposium Penelitian Tanaman Obat (SPTO) yang pertama 8-9 Desember 1975, dilanjutkan tahun 1977, 1978 (sebagai kelahiran PERHIPBA), 1980, 1984, 1986, 1988, 1992.
Dilanjutkan dengan simposium penelitian bahan obat alami tahun 1994, 1997, 2000, 2003, 2005, secara berkala hingga tahun 2018 di Surabaya.
Tahun 2022 direncanakan akan dilakukan simposium bersamaan dengan kegiatan ASOMPS (Asian Symposium on Medicinal Plants and Spices). Muktamar dilakukan 4 tahun sekali dan biasanya dibarengi dengan simposium nasional/internasional.
Sebelumnya telah tersedia jurnal ilmiah bernama Jurnal Bahan Alam Indonesia, namun saat ini sedang didiskusikan untuk dapat direvitalisasi.
Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (PERHIPBA) didirikan pada 10 November 1978 di Jakarta. PERHIPBA bertujuan untuk memajukan penelitian bahan obat alami dengan membina suasana yang sehat bagi pertumbuhan dan pengembangan segenap cabang ilmu dan erat kaitannya dengan bahan obat alami, untuk dimanfaatkan bagi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
Perhimpunan ini usianya sudah cukup matang dan diharapkan melalui perhimpunan ini kerjasama antar lembaga dapat tercapai, baik kerjasama penelitian maupun dalam hal membagi informasi.
Dengan kondisi pandemi kali ini, kami berusaha membagi informasi terkait penelitian bahan obat alami melalui media webinar. Diharapkan kerjasama akan makin dapat terjalin dan informasi terkait penelitian bahan obat alami ini makin menyebar luas, Prof. Irmanida mengingatkan. Redaksi JamuDigital.Com