Hari Jamu Nasional 2023 dapat menjadi momentum untuk mengakselerasi semua upaya pengembangan Jamu agar menjadi bagian dari ketahanan kesehatan nasional. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Berikut ini catatan penting dari Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia (DJI), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Dr. (H.C) dr. Daniel Tjen, Sp.N. dan apt. Fajar Prasetya, S.Farm., M.Si., Ph.D, Sekretaris Jenderal Dewan Jamu Indonesia yang disampaikan kepada Redaksi JamuDigital.Com
DEWAN JAMU INDONESIA dan HARI JAMU NASIONAL, JAMU UNTUK KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN. "Djamoe (Djampi-Oesodo), kecanggihan warisan budaya dan spiritualitas Bangsa Indonesia yang tersaintifikasi"
"Dalam memperingati Hari Jamu Nasional, Dewan Jamu Indonesia menyelenggarakan acara minum jamu gratis bersama warga Yogyakarta di Alun-alun Selatan Yogyakarta pada pagi hari mulai pukul 06.00 sampai selesai". Animo masyarakat yang besar untuk mengikuti acara ini menunjukan bahwa sejatinya Jamu adalah bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia.
Pada peringatan Hari Jamu Nasional tanggal 27 Mei 2023, Dewan Jamu Indonesia (DJI) mengangkat tema "Djamoe (Djampi-Oesodo), kecanggihan warisan budaya dan spiritualitas Bangsa Indonesia yang tersaintifikasi". Alasan mengapa tema ini diangkat adalah ingin menunjukan bahwa Jamu yang merupakan aset nasional, warisan budaya bangsa yang sudah dimanfaatkan dan dikembangkan oleh Masyarakat Nusantara, jika melihat bukti Relief Karmawibhangga pada Candi Borobudur yang usianya sudah seribu dua ratus tujuh puluh tiga tahun (1723 tahun).
Kemudian pada dokumen tertulis yaitu pada Buku Herbarium Amboinese, Rumphius (tahun 1741), Serat Centhini (tahun 1814), Kitab dari Roepa-Roepa Obat Njang Terpake di Tanah Jawa (Njonja van Blokland) (tahun 1883), dan Serat Racikan Borèh Saha Parêm (tahun 1861-1893) maka didapatkan fakta bahwa keberadaan dan pemanfaatan Jamu oleh bangsa Indonesia telah berlangsung ribuan tahun silam.
Faktanya Masyarakat Nusantara telah berhasil survive dalam pemelihaan kebugaran, kecantikan, dan kesehatan dalam waktu ribuan tahun dengan jamu (pemanfaatan materi-energi dari kombinasi metabolit primer dan sekunder pada tanaman, hewan, mineral, serta pemanfaatan kesadaran).
Namun, fakta hingga saat ini jamu sebagai warisan budaya bangsa Nusantara masih termarjinalkan, karena hingga saat ini masih masuk ke dalam kategori Obat Tradisional yang belum bisa masuk ke dalam sistem kesehatan nasional dengan derajat sejajar dengan produk farmasi konvensional yang bahan bakunya pun masih 95% lebih masih impor. Semakin jelas hingga saat ini Jamu belum mendapatkan pengakuan yang semestinya dalam konteks pembangunan kesehatan dan perekonomian nasional untuk mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
- Berita Terkait: Catatan Hari Jamu Nasional 2023. Ketum Dewan Jamu Indonesia: 10 Solusi Indonesia Masuk Pasar Global
Dewan Jamu Indonesia (DJI), menggunakan Jamu (Djamoe) berbasis ’Djampi[1]Oesodo’. Jamu (Djamoe tersusun dari kata ’Djampi’ ini adalah mantra atau obat atau teknik fisik dan non fisik. ’Oesodo’ adalah kesehatan.
Jamu/Djamoe adalah suatu metode untuk menjaga kesehatan dan menjadi sehat yang melingkupi penggunaan teknik fisik seperti pemijatan (energi mekanik), olah raga dan tarian (energi gabungan), mengkonsumsi minuman/makanan dari bahan alam yang mengandung molekul metabolit primer-sekunder (energi potensial ikatan dan konformasi), penggunaan musik-lagu-sinar-batu alam (energi radiasi frequensi), dan penggunaan doa- mantra (dimensi kesadaran dan keTuhanan). Adapun slogan DJI adalah "Kecanggihan Warisan Budaya Dan Spritualitas Nusantara yang Tersaintifikasi, Pembangkit Kepercayaan Diri Bangsa, Budaya, Ekonomi, Dan Politik Negara.
Visi DJI adalah Terwujudnya Jamu Menjadi Metode dan Produk Unggulan untuk Kesehatan, Kesejahteraan, dan Kekuatan Budaya di Indonesia yang menggunakan Filosofi Djampi-Oesodo dalam Peran Bangsa Indonesia Menjadi Pemangku Bumi yang mencipta Keadilan Sosial Dunia. Misi utama DJI adalah Menjadi wadah koordinasi hexa[1]helix (Academy, Business, Community, Government, Media, and Innovator) untuk mewujudkan Jamu Menjadi Metode dan Produk Unggulan untuk Kesehatan, Kesejahteraan, dan Kekuatan Budaya di Indonesia yang menggunakan Filosofi Djampi-Oesodo dalam Peran Bangsa Indonesia Menjadi Pemangku Bumi yang mencipta Keadilan Sosial Dunia.
Program kerja DJI untuk tahun 2022-2025 adalah: 1). Penetapan Hari Jamu Nasional; 2). Penyelesaian proses pendaftaran Jamu Goes to Unesco; 3). Pelaksanaan Jamu International Conference and Miss Jamu Pageant; 4). Perubahan Nomenklatur dari Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka menjadi Jamu, Jamu Saintifik, Jamu Terstandar, dan Jamu Farmaka; 5). Koordinasi pendirian ’ANJUNGAN KESEHATAN TRADISIONAL INDONESIA DAN DJAMOE NOESANTARA’ pada Taman Mini Indonesia Indah sekaligus ’REVITALISASI TAMAN MINI INDONESIA INDAH’;
6). Koordinasi pembuatan Film dan Lagu tentang Jamu dengan skema popular sesuai generasi millennial (GenZ); 7). Koordinasi penetapan Jamu berbasis filosofi Djampi Oesodo sebagai salah satu bahan ajar Nasional pada Pendidikan SD-SMA dan Perguruan Tinggi; 8). Koordinasi pengembangan kurikulum Kedokteran dan Kefarmasian dalam bidang Jamu dengan ruang lingkup Keterampilan (fisik dan non-fisik) dan Ramuan; 9). Koordinasi pembuatan RUU JAMU; 10). Koordinasi pembuatan PP, Perpres, Permen, dan PerBPOM yang mendukung Visi dan Misi DJI; 11) Koordinasi Pembuatan Ekosistem Jamu sesuai dengan Visi dan Misi DJI.
- Berita Terkait: Catatan Hari Jamu Nasional 2023. Ketum GP. Jamu: Rumitnya Tantangan Jamu Masuk Pasar Global
Jamu bukan hanya warisan budaya dan pilar kesehatan bangsa, tetapi juga potensi ekonomi yang bisa memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi bangsa. Karena Industri Jamu di Indonesia melibatkan berbagai elemen mulai dari petani yang menanam dan mengumpulkan bahan baku, pengrajin yang meracik dan mengemas Jamu, hingga pedagang dan pemasar yang menjual produk Jamu ke konsumen.
Semua elemen ini menciptakan jaringan ekonomi yang luas dan kuat, yang berpotensi memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. Sayangnya, potensi besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan. Menurut beberapa penelitian, diperkirakan nilai capital flight atau kebocoran modal dari sektor Jamu mencapai Rp 100 triliun per tahun.
Capital flight ini terjadi karena banyak bahan baku Jamu yang diekspor ke luar negeri dalam bentuk mentah, sementara produk Jamu jadi yang diproduksi di Indonesia belum mampu bersaing di pasar internasional. Untuk dapat mewujudkan Jamu Menjadi Metode dan Produk Unggulan untuk Kesehatan, Kesejahteraan, dan Kekuatan Budaya di Indonesia yang menggunakan Filosofi Djampi-Oesodo dalam Peran Bangsa Indonesia Menjadi Pemangku Bumi yang mencipta Keadilan Sosial Dunia, maka perlu melakukan pengembangan pada tataran makro (kebijakan) dan tataran mikro (operasional) yang sesuai untuk mewujudkan Jamu Menjadi Metode dan Produk Unggulan untuk Kesehatan, Kesejahteraan, dan Kekuatan Budaya di Indonesia hingga Dunia Internasional.
Pada tataran makro (kebijakan) seperti: 1). Pembuatan Undang-undang Jamu; 2). Penetapan anggaran pemerintah RI untuk penguatan jamu khususnya pada lima (5) komponen pemanfaatan dan pengembangan jamu mulai dari data bank (sumber data standar mulai dari penyiapan bahan baku, formula, pembuatan, dan teknis penggunaan jamu), provider (penghasil produk dan penyelenggara jasa layanan), product (produk Jamu), practices (praktek pelayanan terstandar) dan patient/public (penerima layanan atau pengguna baik perorangan maupun masyarakat;
3). Perubahan Nomenklatur dari Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka menjadi Jamu, Jamu Saintifik, Jamu Terstandar, dan Jamu Farmaka; 4). Penetapan Jamu berbasis filosofi Djampi Oesodo sebagai salah satu bahan ajar Nasional pada Pendidikan SD-SMA dan Perguruan Tinggi; 5). Penetapan kurikulum Kedokteran dan Kefarmasian dalam bidang Jamu dengan ruang lingkup Keterampilan (fisik dan non-fisik) dan Ramuan yang tesaintifikasi; 6). Pembuatan PP, Perpres, Permen, dan PerBPOM yang mengarah pada Penguatan Jamu sebagai ’Produk Budaya Unggulan dan kesehatan holistik’.
Pada tataran mikro (operasional) seperti: 1). Penetapan Hari Jamu Nasional; 2). Penyelesaian proses pendaftaran Jamu Goes to Unesco; 3). Pelaksanaan Jamu International Conference and Miss Jamu Pageant; 4). Pendirian ’ANJUNGAN KESEHATAN TRADISIONAL INDONESIA DAN DJAMOE NOESANTARA’ pada Taman Mini Indonesia Indah sekaligus ’REVITALISASI TAMAN MINI INDONESIA INDAH’; 5). Pembuatan Film dan Lagu tentang Jamu dengan skema popular sesuai generasi millennial (GenZ); 6). Pembuatan Ekosistem Jamu yang menguatkan Jamu sebagai ’Produk Budaya Unggulan dan kesehatan holistik’. Redaksi JamuDigital.Com