Ekosistem Digital Keniscayaan Pengembangan Jamu 4.0. Bagaimana Strateginya
Tanggal Posting : Minggu, 31 Oktober 2021 | 17:04
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1847 Kali
Ekosistem Digital Keniscayaan Pengembangan Jamu 4.0. Bagaimana Strateginya
Disrupsi digital harus direspon dengan cepat untuk meningkatkan pengembangan Jamu, agar segera dapat terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan.

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Pengembangan Jamu di masa datang harus menyertakan konsep digitalisasi Jamu untuk membangun Ekosistem Jamu 4.0, sehingga Jamu dapat bersaing dengan perkembangan zaman, dan dapat masuk dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional.

Demikian antara lain ditegaskan oleh Founder JamuDigital, Karyanto saat memberikan "Kuliah Tamu Matakuliah Kewirausahaan "Start Your Creative Business, Be a Great Pharmapreneur", Prodi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran, Jawa Tengah, pada Sabtu, 30 Oktober 2021.

Dipandu oleh moderator: Rissa Laila Vifta, S.Si. M.Sc, dalam presentasinya selama sekitar 1 jam, Karyanto memaparkan sejumlah gagasan dalam "Pemanfaatan Platform Digital untuk Pemasaran Jamu, dengan dua obyektif:

1.Integrasi pelayanan pengobatan tradisional dan mempertahankan eksistensi Jamu menggunakan platform  digital. 2. Pentingnya memahami kearifan budaya masyarakat Indonesia di bidang obat tradisional, untuk dikembangkan sesuai kondisi saat ini dan masa mendatang.

Kategori obat tradisional di Indonesia menjadi 3, yaitu:

  • JAMU-empiric based medicines: Keamanan dan khasiat dibuktikan secara empiris.
  • OHT-scientific based herbal medicine: Keamanan dan khasiat dibuktikan ilmiah uji pra klinik bahan baku & produk jadi terstandar. Uji pra-klinik (toksisitas dan farmakodinamika)- uji pada hewan coba.
  • FITOFARMAKA- clinical based herbal medicine: Keamanan dan khasiat dibuktikan ilmiah melalui uji klinik- uji pada manusia.

Pembagian ini, menurut Karyanto, membuka pasar obat tradisional Indonesia dapat masuk di semua pasar- di channel OTC. Untuk channel pemasaran yang langsung ke customer kategori Jamu dan OHT dapat didorong terus pemasarannya. Sedangkan untuk channel ethical yang dipasarkan melalui jalur rumah sakit/dokter digunakan produk Fitofarmaka, atau kini disebut dengan nomenklatur OMAI (Obat Modern Asli Indonesia).

"Jika obat herbal Indonesia dapat masuk JKN-BPJS Kesehatan, maka akan menjadi sejarah baru dimana obat herbal Indonesia naik kelas, karena dijadikan bagian dari sistem kesehatan nasional JKN," Karyanto, alumnus Farmasi UGM itu menegaskan.

Sedangan 9 trend digital marketing pada 2022, menurut Karyanto yang lebih dari 20 tahun sebagai praktisi komunikasi public memperkirakan sebagai berikut:

  • Video Marketing
  • User Generated Content (UGC)- Testimoni Customer
  • Content Marketing: Informative, Entertaining, Engaging. Storytelling (Engaging, Relatable, Relevant)
  • Micro Influencer
  • Social Media Marketing
  • Strategi SEO- search engine optimization
  • Geofencing Technology
  • E-Commerce
  • OMNI Channel Marketing

"Penggunaan perangkat digital di semua lini proses pengolahan Jamu dari hulu ke hilir, termasuk dalam proses pemasaran, hingga penggunaannya di YANKES akan menjadi keniscayaan pengembangan Jamu di era digital ini," Karyanto menandaskan.

Richa UNW

Sementara itu, Ketua Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, apt. Richa Yuswantina., S.Farm., M.Si. dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Drs. Karyanto, MM., Founder Jamu Digital, dan apt. Yuliasari, S.Farm., CEO PT. Kalista Pesona.

Dimana beliau-beliau ini, seperti kita ketahui adalah praktisi di bidang kewirausahaan farmasi dengan pengalaman-pengalaman yang luar biasa.

Terimakasih kepada Bapak/Iibu narasumber ditengah kesibukannya, masih menyempatkan waktu untuk berbagi ilmu dan pengalaman pada kegiatan yang luar biasa ini. Ini adalah salah satu kesempatan yang baik yang harus betul-betul dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, agar kita mendapatkan manfaat dan pembelajarannya.

Perkembangan ilmu dan teknologi menuntut kita agar dapat beradaptasi pada perubahan. Pada abad ke-21 ini, SDM tidak lagi dituntut kepada keterampilan manual dan prosedural. Namun lebih dituntut pada cara berfikir kritis, kreatif, komunikatif, serta mampu memecahkan permasalahan.

Kecepatan pada abad ke-21 ini berorientasi pada kecepatan terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, sikap termasuk juga kepada penguasaan teknologi informasi serta komunikasi.

Sehingga untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan beberapa keterampilan berfikir kritis kemudian keterampilan komunikasi, keterampilan berkreasi, serta keterampilan berkolaborasi.

Untuk itu, mahasiswa juga perlu dipersiapkan, agar dapat menghadapi dunia kerja. Bahkan dikehidupan masyarakat, serta menjadi warga negara yang produktif. 

Kebijakan Kampus Merdeka memberikan kelulusan mahasiswa dengan mendorong pengembangan minat bagi mahasiswa dalam program belajar yang sesuai.

Program kegiatan kewirausahaan disini, akan memberikan mahasiswa memiliki minat dan mampu berwirausaha. Untuk mampu mengembangan usaha lebih dini dan mendapatkan bimbingan yang baik.

Sehingga kegiatan pagi ini, merupakan salah satu dari program studi Farmasi untuk mendorong mahasiswa mengembangkan minat untuk wirausaha.

Disamping itu, juga diharapkan dapat membekali mahasiswa di program studi Farmasi dimasa mendatang, sebagai agen penggerak yang harus berperan aktif menjadi pelopor terbentuknya kepemimpinan perekonomian nasional yang tangguh, sebagai seorang wirausahawan, urai Richa Yuswantina mengakhiri sambutannya.

Yuliasari

Sebagai pembicara kedua, apt. Yuliasari, S.Si., dipandu oleh moderator: apt. Anasthasia Pujiastuti, S.Farm., M.Sc. Padan kesempatan ini, Yuliasari menyebutkan sejumlah peluang Praktek Farmasi yang terbuka luas di berbagai bidang kegiatan, yaitu:

Farmasi Distribusi (PBF, Alkes), Farmasi Komunitas dan RS (Apotek, Depo Farmasi Klinik, Depo Farmasi RS), dan Farmasi Industri (Obat, Obat Tradisional, Kosmetik).

Sebagai PHARMAPRENEUR, dapat diimplementasikan dalam: Disain Produk Farmasi, Membuat Produk Farmasi, dan Memasarkan Produk Farmasi.

Jika ingin membangun bisnis kosmetika, maka pilihlah kosmetik yang aman, Cek legalitas sebelum membeli, Jadilah Messenger. "Farmasi harus berperan sebagai pembawa pesan untuk kosmetik aman di sekitarnya," Yuliasari mengingatkan.

Bertindak sebagai Ketua Panitia Kuliah Tamu ini adalah  apt. Fania Putri L., S.Farm., M.Si., dan sebagai MC : apt. Sikni Retno K. S.Farm., M.Sc. Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: