Mahasiswa FFUP Jakarta lakukan penelitian buah pare yang memiliki senyawa potensial sebagai antimalaria. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Salah satu pilar transformasi sistem kesehatan Indonesia adalah transformasi sistem ketahanan Indonesia dengan meningkatkan ketahanan sektor farmasi. Pada sektor farmasi, saat ini bahan baku obat-obatan sebanyak 90% masih diimpor.
Jumlah fitofarmaka dan penelitian secara praklinik dan uji klinik pada obat tradisional dan fitofarmaka khususnya untuk penyakit malaria pun masih sangat terbatas.
Hal ini mendorong Dian Yudianto, mahasiswa program studi Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) Jakarta untuk melakukan penelitian mengenai buah pare yang tumbuh di wilayah Indonesia dan memiliki senyawa potensial sebagai antimalaria.
Dengan judul Uji klinis kapsul ekstrak buah pare (Momordica charantia Linn) dibandingkan kombinasi antimalaria standar (DHP-Primakuin) pada penderita malaria Plasmodium falciparum tanpa komplikasi di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Dian mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji pada sidang terbuka, di FFUP, Jakarta, baru-baru ini.
- Berita Terkait: Ketua Umum PDPOTJI: Kemenkes Perlu Mendorong Formularium Fitofarmaka Segera Masuk JKN
- Berita Terkait: Wawancara Khusus Ketum PDPOTJI: Potensi Obat Herbal untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
- Berita Terkait: Inggrid Tania Presentasikan Herbal Medik di PIT dan Mukernas PDUI
"Penelitian ini diharapkan bahwa ekstrak buah pare dapat menjadi bahan baku fitofarmarka antimalaria," kata Dian seperti dikutip dari mediaindonesia.com.
Ia mengatakan ada beberapa hal yang jadi latar belakang penelitiannya. Pertama, Inpres No 2/2022 tentang percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan produk usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi dalam rangka menyukseskan gerakan nasional bangga buatan Indonesia pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Kedua, RPJMN bidang kesehatan dan pilar transformasi bidang kesehatan, dan terakhir, penelitian sebelumnya mengenai ekstrak buah pare sebagai antimalaria yang dilakukan di Sumatera Utara dan Papua Barat.
"Pendekatan melalui metode uji klinis sediaan tunggal kapsul ekstrak buah pare dengan melihat hasil pengukuran keamanan dan efektivitas sebagai antimalaria merupakan kebaharuan dari riset ini," pungkas Dian. Redaksi JamuDigital.Com