![]() |
Indonesia sangat kaya akan ragam jenis buah-buahan lokal. Salah satu buah yang sangat dikenal dan disukai masyarakat adalah mangga. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Indonesia sangat kaya akan ragam jenis buah-buahan lokal. Salah satu buah yang sangat dikenal dan disukai masyarakat adalah mangga. Buah dengan nama latin Mangifera indica L ini ternyata berasal dari India.
Persebaran buah ini terjadi karena dibawa pedagang yang berkelana sampai ke seluruh penjuru dunia. Sekarang ini mangga dapat ditemukan pada hampir semua negara tropis di dunia dan dibudidayakan secara komersial di 85 negara, termasuk Indonesia. Beberapa negara menjadikan mangga sebagai buah nasional seperti India, Filipina, dan Banglades (1).
Buah mangga merupakan kontributor produksi buah nasional ketiga terbesar setelah pisang dan jeruk. Indonesia sendiri dengan total produksinya sebesar 2,18 juta ton merupakan negara penghasil mangga terbesar ke-5 di dunia (2).
Penggunaan mangga sangat variative di Indonesia. Sejak masih muda, buah mangga yang rasanya masam digunakan orang untuk membuat sambal pencit atau untuk rujak dan lotis. Buah mangga yang sudah masak dengan rasa yang manis dan segar sangat disukai untuk dimakan segar secara langsung atau dibuat minuman jus, puding, dan olahan pangan berbasis buah mangga lainnya.
Pohon mangga mempunyai kulit batang mangga berwarna coklat kelabu sampai kehitaman dan bisa tumbuh dengan tinggi mencapai lebih dari 20 m untuk mangga yang tumbuh liar. Mangga budidaya sendiri mempunyai tinggi yang lebih rendah.
Tajuk pohon mangga mempunyai daun yang rimbun dengan lebar bisa mencapai 10 m. Pada setiap tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun dengan bentuk lanset dan tepi daun rata.
Daging daun mangga mempunyai tekstur seperti kertas (papyraceus) (3). Buah mangga mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi tergantung pada jenis varietas mangga, misalnya bulat seperti mangga gedong, bulat telur seperti mangga gadung, atau lonjong memanjang seperti mangga golek.
Warna kulit buah dan daging buah mangga juga variatif tergantung pada varietas mangganya. Kulit buah berwarna hijau dan akan berubah menjadi kekuningan aatau merah jingga ketika sudah masak. Daging buah ketika masih mentah teksturmya keras dan akan menjadi lunak ketika masak, dengan rasa dari masam sampai manis (4).
- Berita Terkait: Dekan Farmasi UGM dan Ketua Kagama Farmasi: Personal Branding Menunjang Karir Profesional
- Berita Terkait: Beli NOSTEO dan NOKILIR dari Brunei. Wow Era Digital...Makin Asyik
- Berita Terkait: 3 Manfaat Daun dan Buah Angkung Untuk Kesehatan
Selama ini kita hanya mengenal penggunaan buah mangga sebagai sumber vitamin, serat, maupun energi dengan berbagai kandungan senyawa fitokimianya. Di sisi lain ternyata bagian daun yang sering dibuang oleh para petani mangga ketika dilakukan pemangkasan untuk merawat pohon mangga ternyata mempunyai potensi besar dalam dunia pengobatan.
Daun mangga merupakan sumber mineral (kalium, fosfor, zat besi, natrium, kalsium, dan magnesium), vitamin (A, B, E, dan C) dan juga mempunyai kandungan senyawa fitokimia (mangiferin, senyawa fenolik, benzofenon, flavonoid, kuersetin, dan karotenoid) yang mempunyai khasiat untuk pengobatan penyakit (4). Praktek pengobatan Ayurveda di India dan Traditional Cinese Medicine (TCM) sudah menggunakan daun mangga untuk penyembuhan penyakit (6).
Daun mangga diketahui digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus (DM) pada beberapa etnis tertentu seperti di India dan China. Kandungan mangiferin dan flavonoid (kuersetin dan glikosidanya) dipercaya bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut.
Mangiferin bisa menghambat aktivitas enzim α-amylase dan α-glucosidase sehingga bisa mengatur absorbsi glukosa darah postprandial (7). Selain itu senyawa lain seperti kuersetin, manindicins A and B, dan norathyriol dari Ekstrak daun mangga juga bisa menghambat α-glucosidase.
Mangiferin dan kuersetin juga meningkatkan sensitivitas insulin dalam mentransport glukosa ke dalam sel sehingga kadar glukosa darah akan turun (8).
Aktivitas antioksidan juga dimiliki oleh daun mangga. Keberadaan kandungan senyawa fenolik dan flavonoid diketahui bertanggung jawab terhadap aktivitas ini (5). Senyawa yang berhasil diidentifikasi dan mempunyai aktivitas antioksidan dari daun mangga adalah neomangiferin, mangiferin, kaempferol-3-O-rutinoside, isokuersitrin, dan kuersetin (9).
Uji aktivitas antioksidan dilaksanakan dengan beberapa metode seperti menggunakan 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH), superoxide dismutase (SOD), 2,2′-azino-bis-3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid (ABTS), dan ferric reducing antioxidant power (FRAP). Adanya aktivitas antioksidan akan bisa melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas sehingga akan mencegah kerusakan sel tubuh sehingga bisa terhindar dari penyakit degeneratif (10).
Daun mangga juga mempunyai efek kemopreventif pada beberapa sel kanker. Hal tersebut dikarenakan adanya kandungan senyawa polifenol seperti gallotanin, asam fenolat, kuersetin, dan mangiferin yang mempunyai aktivitas antioksidan dan antiinflamasi (11).
Mangiferin juga diketahui bisa menekan pertumbuhan sel tumor dengan menghambat invasi, migrasi, dan proliferasi sel kanker. Selain itu mangiferin juga bisa meregulasi ekspresi metalopreoteinase yang menentukan kemampuan proliferasi sel dan penghambatan transisi epithelial mesenkimal yang menyebabkan hilangnya kemampuan adesi sel kanker (12).
Daun mangga mempunyai kandungan senyawa flavonoid 11,25 mg/100 g; saponin 3,23 mg/100 g; fenolik 0,08 mg/100 g; dan annins 0,46 mg/100 g. Kandungan senyawa ini diperkirakan bertanggung jawab terhadap aktivitas antimikroba dari daun mangga (13).
Senyawa-senyawa ini terlibat dalam mekanisme penurunan level ATP intraseluler, depolarisasi membrane plasma mikroba, merusak sitoplasma, merusak material genetic, dan menghambat sinntesis protein yang berujung pada matinnya mikroba (14).
Penggunaan daun mangga dengan adanya aktivitas antioksidan dan antiinflamasi diketahui bisa menurunkan akumulasi lemak perut, ekpresi PPAR-γ, ekspresi lipoprotein lipase dan ekspresi fatty acid synthase.
Dari sini bisa diketahui bahwa daun mangga berperan dalam meregulasi ekspresi enzim dan faktor transkripsi yang berperan dalam adipogenesis. Hal ini menunjukkan potensi daun mangga dalam menurunkan lemak tubuh (15).
Hasil uji in vivo pada hewan uji tikus menunjukkan potensi hipolipidemik dengan kandunngan senyawa dalam daun mangga yang diperkirakan bertanggung jawa terhadap efek ini adalah 3β-taraxerol, mangiferin, dan iriflophenone-3-C-β-glucosida (16).
Aktivitas lain dari daun mangga yang dilaporkan adalah aktivitas anti diare. Aktivitas ini diujikan pada model hewan uji tikus yang diinduksi minyak jarak, Pemberian ekstrak daun mangga bisa mengurangi jumlah feses cair. Hal ini dikarenakan daun mangga dapat meningkatkan potensial Na+-K+ ATPase pada usus halus sehingga diare akan berkurang (17).
Daun mangga memang mempunyai potensi dalam pengobatan dengan segala khasiat yang dimilikinya. Banyaknya varietas mangga menjadi masalah dan peluang yang utama dalam proses standardisasi daun mangga.
Demikian juga dengan mudahnya mangga tumbuh di semua tempat juga mennjadikan variasi kandungan metabolit dalam daun mangga menjadi sangat besar. Walaupun demikian, sangat menarik tentunya mengingat potensi aktivitas daun mangga dan terdapat banyak varietas mangga lokal di Indonesia ini untuk dikembangkan menjadi obat tradisional berbasis daun mangga. (Sumber Berita: https://kanalpengetahuan.farmasi.ugm.ac.id/2023/03/24/mangga-selain-manis-buahnya-ternyata-berkhasiat-daunnya/ ). Redaksi JamuDigital.Com