![]() |
| Coba yuks cara meramu Daun Ketepeng untuk memelihara kesehatan kulit. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Sebagian tanaman yang tumbuh liar dapat dimanfaatkan sebagai tanaman berkhasiat untuk kesehatan. Satu di antaranya Daun Ketepeng yang memiliki tampilan daun serta bunga cukup khas. Terutama bagian daun dari tanaman ini sering digunakan untuk memelihara kesehatan kulit.
Daun Ketepeng (Cassia alata Linn.) dibeberapa daerah dikenal dengan katepeng badak, ki manila (Sunda), ketepeng kebo, ketepeng cina (Jawa), acon-aconan (Madura), Sulawesi: Daun kupang, daun kurap, gelenggang, ketepeng, kupang-kupang (Manado), Halmahera: Saya mara, haya mara (Hal. Utara), tabankun (Tidore).
Daun Ketepeng meruapak tanaman yang tumbuh liar pada ekosistem hutan hujan tropis dan habitat yang lembap, di pinggiran rawa-rawa dan di tepi jalan, kadang-kadang ditanam di pinggiran kebun. Secara morfologi ketepeng cina merupakan tanaman semak kecil dengan tinggi sekitar 2-5 m dan memiliki percabangan horisontal.
Daunnya termasuk daun majemuk menyirip, anak daunnya berseling, berpasangan 8-12 pasang, anak daun memanjang oval. Bagian ranting dan tangkai daunnya berwarna merah kecoklatan. Bunga tersusun tandan di ujung batang.
- Berita Terkait: Rahasia Sains Islam Tumbuhan Obat
- Berita Terkait: Nyeri Setelah Vaksinasi. OMAI HerbaPAIN, Redakan Nyeri dari Bahan Alami
- Berita Terkait: Pelatihan Jamu Gendong
Daun mahkota bunga berwarna kuning terang sampai kuning keemasan, bagian dalamnya condong setengah bulat, dan berbunga mulai dari Mei-Agustus. Buahnya berbentuk polong seperti buncis, panjangnya 15-18 cm.
Berbiji banyak berwarna hitam. Daun Ketepeng memiliki kandungan seperti alkaloid, saponin, tannin, steroid, antrakuinon, flavonoid dan karbohidrat. Flavonoid pada tanaman ini memiliki efek antiinflamasi, antialergi, antibakteri (terhadap Aspergillus fumigatus dan Microsporum canis), antioksidan, dan efektif untuk beberapa golongan jamur.
Secara tinjauan ilmiah esktrak Daun Ketepeng menunjukkan aktivitas antimikroba yang tinggi terhadap jamur dermatofit, tetapi sebaliknya terhadap jamur non-dermatofit. Konsentrasi Hambat Minumum (KHM) untuk Trichophyton mentagorphytes var. interdigitale, T. mentagrophytes var. mentagorophytes, T. rubrum dan Microsporum gypseum adalah 125 mg/mL, sedangkan untuk M. canis sebesar 62,5 mg/mL.
Penyiapan dan Dosis: Daun Ketepeng 3-5 lembar. Digosokkan pada bagian kulit yang sakit. (Sumber: Buku “Formularium Ramuan Etnomedisin Obat Asli Indonesia Vol 2”, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., Tahun 2012, Halaman: 33-34). Redaksi JamuDigital.Com









