![]() |
| Bandotan merupakan tumbuhan gulma yang memiliki kandungan kimia minyak atsiri, asam organik, kumarin, ageratochromene, friedelin, s-sitosterol, dan stigmasterol. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Di negara kita Indonesia, Bandotan adalah tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tapi dibalik hal itu Bandotan memiliki khasiat sebagai antiinflamasi.
Bandotan (Ageratii Herba) dibeberapa daerah dikenal sebagai ketumbit, babadotan, leutik, babandotan, jukut bau, kibau, bandotan, berokah, wedusan, dus bedusan, dus wedusan. Bandota merupakan tanaman tema dengan tinggi antara 0,05 m sampai 1,2 m.
Letak daun berhadapan, bunga berwarna putih atau ungu, buah dan biji berwarna hitam. Batang bulat, berambut cukup panjang. Daun bawah berhadapan dan bertangkai panjang, helai daun bulat telur, kedua sisinya.
Bandotan banyak tumbuh di pulau Jawa, tumbuh di padang rumput, tepi jalan. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran dengan ketinggian 2100 m di atas permukaan laut. Tumbuh pada tanah yang berair dan mendapat cukup sinar matahari langsung.
- Berita Terkait: Khasiat Lada Hitam Sebagai Antioksidan
- Berita Terkait: Cabe Jawa Bermanfaat Antipiretik, Analgesik, Antiinflamasi
- Berita Terkait: Media Jamu, Nomor Satu
Pada musim kemarau sukar didapat kecuali pada tanah-tanah yang berair, seperti di tepi sungai, kolam, tanggul-tanggul, sawah dan tepi jalan yang mengandung air. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman Bandotan meliputi minyak atsiri, asam organik, kumarin, ageratochromene, friedelin, s-sitosterol, stigmasterol, kalium klorida, sulfur, dan a-siatosterol.
Menurut efek farmakologi pemberian ekstrak etanol daun Bandotan dengan dosis berulang 1 g/kg BB secara oral pada tikus putih jantan memberikan efek antiradang yang berarti.
Pemberian secara oral ekstrak daun Bandotan (dalam etanol 95%, dikentalkan) dengan dosis berulang 0,5 g/kg BB yang disuspensikan dengan gom arab 5% memberikan inhibisi radang sebesar 52,32% dengan efek yang bertahan sampai 360 menit pada pengujian terhadap tikus putih jantan.
Penyiapan dan Dosis: Infus, sehari dua kali 1 gelas. Larutan 2-3 ml sehari dua kali. Serbuk (dalam kapsul), 1-2 g sehari dua kali (Sumber: Buku “Acuan Sediaan Herbal Volume Tiga Edisi Pertama”, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., Tahun 2007, Halaman: 37-38). Redaksi JamuDigital.Com








