![]() |
Pembicara pada Webinar Series Cegah Penyakit Paru dengan Obat Herbal Indonesia, pada Sabtu, 27 November 2021. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Sistem imun terdiri dari banyak komponen, komponen-komponen tersebut akan bekerja secara serentak, manakala tubuh mendapatkan serangan dari penyakit yang berasal dari luar tubuh, maupun dari dalam tubuh sendiri.
Pencegahan dan pengendalian penularan COVID-19 dapat dilakukan melalui imunitas tubuh, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memanfaatkan pengobatan tradisional.
Demikian antara lain yang mengemuka saat webinar PDHMI bekerja-sama dengan PT. Mustika Ratu pada Webinar Series "Cegah Penyakit Paru dengan Obat Herbal Indonesia", Sabtu, 27 November 2021, Pukul: 09.00-12.30 WIB.
Tampak hadir tokoh akademis yang ikut menjadi panelis, antara lain: Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr.Sp.A (K) MARS, Dekan FK Unisba, dr.Hendri Priyadi, SpPD, M.Kes,M.Pd.Ked, Dosen FK UNJANI, dan Dr. Isnaini, M.Kes, Apt, Dosen FK Unlam Banjarmasin.
Tiga Narasumber yang tampil yaitu dr. Telly Kamelia, SpPD, KP, FINASIM, FACP, FCCP, dr. Fenny Yunita, M.Si, PhD, dan Apt. Kusuma Westri, S.Si. Bertindak sebagai moderator: Dr. dr. Slamet Sudi Santoso, MPd.Ked.
dr. Fenny Yunita, M.Si, PhD. menjelaskan pengertian imunitas, pencegahan dan pengendalian penularan COVID-19 dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS): seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktifitas fisik minimal 30 menit sehari, istirahat yang cukup, termasuk pemanfaatan kesehatan tradisional.
Pemanfaatan kesehatan tradisional, salah satunya dilakukan dengan melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur, yang melitputi: Cara kesehatan tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mengatasi susah tidur, dan mengatasi stress.
Simplisia nabati yang dapat dimanfaatkan diantaranya: Herba Sambiloto, Herba Meniran, Rimapang Jahe, Jambu Biji, Rimpang Kunyit, dan Rimpang Temulawak.
Pengolahan secara umum: Bahan simplisia kering atau segar direbus dengan 250 ml air selama 15-30 menit. Sedangkan bahan berupa serbuk dapat diseduh dengan 150 ml air matang panas.
Empirical/Experiential Evidence: Temu manga, Temulawak, Kunyit, Meniran, Bawang merah, Bawang putih, Jahe. Scientific Evidence: Temulawak, Jambu biji, Daun kelor, Kulit jeruk, Kunyit, Pegagan, Bawang putih, Kembang lawing, Jahe, Sambiloto, Akar manis, Jambu mete. Clinical evidence: Meniran, Echinacea, Jinten hitam. Bioaktif Antivirus: Curcumin Hesperidin, Kaempferol, Quercetin, Phyllantin, Allicin, Asiaticoside, Rhamnetin, Catechin, Myrcetin.
Meniran (Phyllanthus niruri L.). Nama Daerah: Meniran ijo (Jawa), memeniran (Sunda), nir-meniran (Madura). Bagian Digunakan: Herba. Empiris: Demam, Infeksi saluran kemih, luka dan disentri kronis Asma, bronkitis, kusta, dan snakebites. Efek Farmakologi: Meningkatkan aktivitas fagositik makrofag pada TB Paru Antiinflamasi pada ISPA dan Hepatoprotektor. Dosis: 5 – 10 gr (segar).
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.). Nama Daerah: Sambiloto, Pepaitan (Melayu), Sambiroto, takila, sadilata, bidara (Jawa), ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). Bagian Digunakan: Herba. Empiris: pencegahan atau pengobatan Flu, Penurun panas dan mengeluarkan racun dalam darah. Dosis : 5 – 10 gr (segar).
Efek Farmakologi: Bersifat imunostimulan dengan meningkatkan indeks fagositik. Antiinflamasi & antioksidan. Infeksi saluran pernapasan seperti nyeri tenggorokan, sekresi nasal, phlegm, batuk berkurang secara signifikan.
Ekstrak air menstimulasi proliferasi PBMCs dan meningkatkan produksi TNF-α, IFN-γ, regulatory T cells. Senyawa anti-inflamasi menghambat transkripsi NF-κB dan mereduksi sekresi TNF-α, IL-6, macrophage inflammatory protein-2 (MIP-2), dan nitric oxide (NO) pada LPS/IFN-γ, menstimulasi makrofag RAW 264.7.
- Berita Terkait: Cegah Kanker dengan Herbal Imunitas
- Berita Terkait: Hadapi Pandemi, Lakukan Inovasi Produk dan Ekspansi Pasar
- Berita Terkait: UI-Mustika Ratu Bahas Peran Jamu di Masa Pandemi
Akar Manis (Glycyrrhiza glabra L.). Nama Daerah: Akar manis, Licorice. Bagian Digunakan: Akar. Empiris: batuk, pilek, bronkitis, asma, suara serak dan disuria. Ekspektoran, gastritis. Dosis: 15-30 gr (kering). Efek Farmakologi: Antioksidan dan Antiinflamasi.
Jahe (Zingiberis Recens). Nama Daerah: Jahe. Bagian Digunakan: Akar. Empiris: Mual, muntah, batuk. Dosis: 3-10 gr (kering). Jenis jahe, Jahe Gajah (Z officinale var. officinale), Jahe Emprit (Z. officinale var. amarum), Jahe Merah (Z. officinale var. rubrum).
Product Knowledge Herbamuno
Sesi pembahasan produk, disampaikan oleh Apt. Kusuma Westri, S.Si., Manager R & D PT. Mustika Ratu. Pada kesempatan ini, dijelaskan tentang formula Herbamuno yang merupkan inovasi terkini dari perusahaan Mustika Ratu.
Herbamuno dengan tagline: "Menjaga Imun Tubuh Tetap Prima", merupakan produk inovasi terkini dari Mustika Ratu sebagai Jamu Immunomodulator. Herbamuno dikembangkan dari kombinasi 5 (lima) bahan yang sudah terbukti secara empiris keamanan dan efektifitasnya dalam menjaga daya tahan tubuh, yang bersinergi dengan khasiat lain di masing-masing ingredient seperti antiradang anti nyeri, batuk dan sesak napas, anti diare, hepatoprotektor dan gastroprotektor.
Terbuat dari ramuan herbal berkhasiat dari alam Indonesia: Sambiloto, Akar Manis, Meniran, Jahe Emprit, Daun Jambu Mete.
Riset Akar Manis/Licorice (Glycyrrhiza glabra L.). Faruk et. al. mengevaluasi dan membandingkan efek bronkorelaksan dari Boswellia carterii (Olibanum) dan Glycyrrhiza bronkial yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang diuji memiliki peningkatan yang signifikan dalam nilai volume ekspirasi paksa pada detik pertama, juga peningkatan nilai kapasitas volume paksa (FVC) dengan penurunan yang nyata pada serangan asma.
Perbaikan gejala yang lebih baik ditemukan pada pemberian licorice dibandingkan dengan olibanum. Hasilnya membuktikan keunggulan licorice atas olibanum untuk asma bronkial kronis.
Riset Meniran (Phyallanthus niruri L.) sebagai imunomodulator telah diteliti dan dievaluasi secara ilmiah dalam berbagai uji klinis untuk pengobatan hepatitis B kronis, tuberculosis paru, vaginitis, serta infeksi varicella-zoster.
Pada penyakit infeksi tersebut, sistem kekebalan yang efektif sangat penting untuk keberhasilan pengobatan dan pemberantasan pathogen. Dalam studi klinisnya, meniran telah terbukti kemampuannya untuk memodulasi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
Riset Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Nees) secara tradisional telah digunakan dalam pengobatan herbal India dan Cina untuk mengatasi batuk, pilek, dan influenza, juga pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berdasarkan 33 data randomized controlled trials (7175 pasien) diketahui bahwa Sambiloto dapat meredakan batuk dan sakit tenggorokan bila dibandingkan dengan placebo.
Riset Daun Jambu Mete (Anacardum occidentale L.) penelitian Gondim, et. al. meneyelidiki efek monoena asam anakardat pada sindrom gangguan pernapasan akut yang disebabkan oleh lipopolisakarida pada mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa monoena asam anakardat mencegah perubahan fungsi paru-paru.
Riset Jahe (Zingiberis officinale Roscoe) berdasarkan penelitian praklinis Dr. Ogr. Uyesi Mukremin pada tikus, diketahui bahwa minyak esensial jahe dosis 500 mg/kg/hari berpengaruh signifikan terhadap kadar glutathione (GSH) yang ada di paru-paru dan ginjal (p<0,05).
Selain itu, pada kelompok dosis 100 mg/kg/hari memiliki kadar malondialdehyde (MDA) terendah di ginjal (p<0,05). Dapat dikatakan bahwa suplementasi Jahe ke dalam makanan dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan jaringan oksidatif di paru-paru dan ginjal tikus. Redaksi JamuDigital.Com.