![]() |
Kanker pada stadium awal umumya tidak bergejala, maka ingat dan waspada,dr. Aldrin Neilwan mengingatkan. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Penyakit kanker menjadi penyebab kematian ke-dua (13,45%), dan menguras pembiayaan JKN terbesar ke-dua, yaitu sebanyak Rp. 3,5 Triliun, atau sebesar 17,9 % (data BPJS tahun 2020).
Maka diperlukan dan harus dilakukan untuk menanggulanginya dengan pencegahan. Ada 4 Pilar penanggulangan kanker, yaitu: Promosi Kesehatan, Perlindungan Spesifik, Skrining/Pecegahan Dini, Pengobatan. Demikian dikemukakan oleh dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, SpAk, MARS, M.Biomed (Onk), M.Kes, S.H dalam makalahnya berjudul "KANKER & UPAYA PENANGGULANGANNYA" pada webinar yang dilaksanakan pada Sabtu 29 Mei 2021.
Webinar ini digelar oleh ICCC, H2-Health & Happiness, dan PDHMI bertajuk "Dampak Terapi Kanker & Cara Mengatasinya. Menampilkan Pembicara: dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak, MARS MBiomed (Onk), M.Kes, SH.dan dr. Helmin Agustina Silalahi, Medical Manager KALBE Consumer Health.
Pengertian kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Dapat menyerang hampir semua bagian tubuh dan bersifat multifaktorial dan multi step. Kanker dapat terjadi oleh karena factor genetik, perilaku, lingkungan, dr. Aldrin Neilwan menjelaskan.
Paparan asap rokok, konsumsi alkohol, pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan polusi udara merupakan faktor resiko terjadinya kanker. Beberapa virus juga dapat menyebabkan kanker human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, Virus Hepatitis C, dan Virus Pestein Barr.
"Kanker pada stadium awal umumya tidak bergejala, maka ingat dan waspada," dr. Aldrin Neilwan mengingatkan.
- Berita Terkait: Urgensi Standardisasi Obat Herbal
- Berita Terkait: Role Model Pengobatan Tradisional di Yankes
- Berita Terkait: Media Jamu, Nomor Satu
Latar belakang masalah kanker & situasi saat ini. Kanker Terbanyak di Indonesia: Dua kanker terbanyak perempuan, yaitu: kanker payudara (44/ 100.000) dan kanker leher Rahim (24,4/ 100.000). Sedangkan dua kanker terbanyak pada laki-laki, yaitu: kanker paru (20,1/ 100.000) dan kanker kolorektum (16,5/ 100.000) (Globocan).
dr. Aldrin Neilwan menyampaikan fakta: 70% penderita kanker datang pada stadium lanjut, Kepatuhan deteksi dini masih rendah (8,29), Masalah biaya, biaya transportasi dan akomodasi, Budaya malu, Dukungan keluarga.
Situasi tiga tahun terakhir (2018-2020). Peningkatan kasus dan kematian kanker (Riskesdas, Globocan), Pembiayaan terus meningkat.
Pencegahan Kanker. Pencegahan Faktor Risiko; Tidak Dapat Diubah (Umur, Jenis Kelamin, Ras), Dapat Diubah (Perilaku, Lingkungan). Dilakukan dengan PHBS, Cerdik, Imunisasi HPV Deteksi Dini & Tindaklanjutnya. Sebanyak 30-50 % kanker dapat dicegah (WHO).
Upaya Pencegahan: Menghindari Faktor Risiko dengan cara: menghindari asap rokok, diet sehat dan seimbang, rajin aktivitas fisik, membatasi konsumsi alkohol, vaksinasi HPV dan Hepatitis B, menghindari radiasi UV, menghindari polusi, dan Deteksi Dini.
Curcumin Dalam Penatalaksanaan Kanker
dr Helmin Agustina Silalahi, Medical Manager Kalbe Consumer Health dalam makalahnya "Curcumin: Complementary Dalam Tatalaksana Kanker," menyebutkan bahwa terapi komplementer: perawatan yang digunakan bersamaan dengan perawatan konvensional, rasional dan divalidasi secara ilmiah.
Mengutip laporan Systematic Review: 104 studies (2012, 2016). Manfaatnya: Meningkatkan imun, Menurunkan rasa sakit, Membantu mengatasi efek samping akibat terapi atau penyakitnya sendiri, Meningkatkan kualitas hidup.
Curcumin merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat pada rimpang kunyit. FDA: Indicate that curcumin is well tolerated and generally recognized as safe (GRAS), EFSA: asupan harian curcumin secara umum dianggap aman diterima pada manusia sehat. BPOM: Buku Saku Obat Tradisional untuk Daya Tahan Tubuh, Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan dalam Menghadapi COVID-19 di Indonesia.
CURCUMIN: Pencegahan kanker. Perbaikan histologis lesi prakanker pemberian sampai dengan dosis 4-8 g/hari selama 3 bulan: Pasien dengan kanker kandung kemih yang baru direseksi, Pasien leukoplakia oral, Pasien metaplasia usus lambung, Pasien dengan cervical intraepithelial neoplasm.
CURCUMIN: Menurunkan efek samping terapi kanker. Operasi, radioterapi dan kemoterapi- inflamasi sel normal- radikal bebas meningkat- dermatitis, mucositis, enteritis, neumonitis, dan lain-lain.
CURCUMIN: Antiinflamasi & antioksidan. Colorectal cancer : 360 mg curcumin perhari selama 10-30 hari sebelum operasi vs placebo- berat badan meningkat pada pasien. Radiasi kanker payudara: curcumin vs plasebo 2 hari menjelang sampai berakhirnya siklus radiasi selama 6 minggu- mencegah dermatitis kulit pada pasien radiasi payudara. Sariawan akibat radiasi -curcumin selama 2 minggu sebelum radiasi- menurunkan kerusakan jaringan (tikus).
CURCUMIN: Efek sinergis dengan obat kemoterapi.
- Kanker payudara stadium lanjut: curcumin (6 g/hari selama tujuh hari berturut-turut dalam setiap 3 minggu) kombinasi dengan docetaxel- efektif dan ditoleransi dengan baik.
- Prostate cancer : curcumin (6 g per hari selama 7 hari berturut-turut) bersama dengan docetaxel dan prednisone- menunjukkan potensi terapeutik terhadap kanker prostat dengan akseptabilitas dan tolerabilitas pasien yang baik.
- Leukaemia: curcumin (3 x 5 g selama 6 minggu)- pasien yang menerima curcumin dan imatinib menunjukkan prognosis yang lebih baik dengan penurunan tingkat NO dibandingkan dengan pasien yang menerima imatinib saja.
- Colorectal metastases stadium IV : kemoterapi standar + 2 g Curcumin- overall survival dan ditoleransi lebih baik vs kemoterapi standar.
- Kanker paru: suplementasi Curcumin membuat sel kanker peka terhadap kemoterapi dan meningkatkan apoptosis yang dimediasi oleh kemoterapi. Curcumin dapat meningkatkan kemanjuran radioterapi dalam terapi dengan menargetkan berbagai jalur.
CURCUMIN: Efek sinergis dengan radiasi. Melindungi sel normal dari paparan radiasi: Peradangan menurun, Rradikal bebas meneurun, Efek samping menurun. Meningkatkan sensitifitas sel kanker terhadap radiasi: dosis radiasi menurun, efek samping menurun.
CURCUMIN: Antisipasi resistensi kemoterapi kombinasi obat kemoterapi plus curcumin- meningkatkan sensitifitas sel kanker terhadap obat kemoterapi: kanker payudara. kanker colorectal, leukemia, kanker paru, kanker prostat. Redaksi JamuDigital.Com