![]() |
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, melepas keberangkatan 3,6 ton ekspor perdana daun Lompong atau Talas dalam bentuk kering ke Australia, Senin, 24 Mei 2021. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memberangkatkan 3,6 ton ekspor perdana daun Lompong atau Talas dalam bentuk kering ke Australia, Senin, 24 Mei 2021. Eskpor perdana daun Talas kering yang dilakukan oleh CV. Dian Pratama ini disaksikan juga oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, Arif Sambodo.
Mbak Ita, sapaan akrab Wakil Wali Kota Semarang itu mengatakan, ekspor daun Lompong kering ini memang baru pertama kali dilakukan di Kota Semarang. Ia juga menyebut potensi ekspor daun Lompong memiliki peluang yang luar biasa besar. Bahkan harga jual dari petani terbilang cukup tinggi yakni Rp 18.000 per kilogramnya.
"Untuk dapat 1 kg daun lompong kering itu butuh 10 helai daun basah dan untuk penanaman di lahan untuk satu hektarnya bisa 20 ribu tanaman Lompong dan 1 tanaman itu bisa menghasilkan 5 helai daun, pemeliharaannya juga tidak susah, makanya ini adalah peluang yang cukup besar," kata Mbak Ita.
Menurut Mbak Ita, daun Lompong yang di ekspor ke Australia akan digunakan untuk meracik minuman herbal. Bahkan selain Australia sudah ada Eropa dan Amerika yang juga berkeinginan untuk mendapatkan daun Lompong kering.
"Ekspor ke Australia akan digunakan untuk membuat minuman herbal, bahkan ada potensi ke Eropa dan Amerika, jadi sangat bisa dikembangkan, terlebih budidayanya sangat mudah, apalagi masa pandemi ini sangat bisa membantu masyarakat melalui UMKM untuk berbudidaya tanaman Lompong ini," ungkapnya.
- Berita Terkait: Pemprov Jateng Genjot Ekspor Produk Herbal
- Berita Terkait: Rahasia Sains Islam Tumbuhan Obat
- Berita Terkait: Bisnis Jamu Tingkatkan Kesejahteraan
Mbak Ita juga menghimbau kepada masyarakat Semarang bisa ikut membudidayakan tanaman Lompong yang memiliki potensi ekspor, karena sejauh ini daun Lompong yang akan diekspor masih didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Justru di Semarang belum ada, tapi eksportir malah dari Semarang, sehingga ini daun Lompongnya masih ambil dari Jawa Barat dan Jawa Timur, justru Jawa Tengah belum ada makanya kita dorong petani Jawa Tengah khususnya Kota Semarang," jelasnya.
Senada, Kepala Disperindag Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan jika pertumbuhan ekspor dari Jawa Tengah ke Australia saat ini sudah mencapai 24%. Artinya, masih banyak peluang untuk peningkatan perekonomian masyarakat Jawa Tengah.
"Kita bisa dorong produk herbal dari Indonesia yang ternyata permintaanya di luar itu sangat tidak disangka, mulai dari Daun Lompong, ketepeng, daun jati, ini akan bisa menjadi sisi lain yang bisa langsung dinikmati oleh petani tanpa perlu takut tidak laku karena sudah ada eksportir dengan harga yang menjanjikan," kata Arif.
Arif menambahkan, jika budidaya produk non tradisional bisa terus digenjot maka akan menjadi salah satu potensi untuk Jawa Tengah khususnya kota Semarang untuk membangkitkan perekonomian lebih baik.
"Untuk ekspor dari sisi pertanian memang belum begitu banyak angkanya, baru sekitar 7-8% se-Jawa tengah lainnya kebanyakan dari industri pengolahan, maka dari itu kita akan dorong untuk bisa meningkatkan produk pertanian agar bisa tembus hingga pasar Ekspor," tukasnya. (Sumber Berita: https://perdagangan.sariagri.id/71926/semarang-lakukan-ekspor-perdana-daun-talas-kering-ke-australia). Redaksi JamuDigital.Com