Prof. Raymond Tjandrawinata, Saintis Inspiratif Menemukan Banyak Obat Modern Asli Indonesia
Tanggal Posting : Kamis, 17 November 2022 | 07:29
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 2080 Kali
Prof. Raymond Tjandrawinata, Saintis Inspiratif Menemukan Banyak Obat Modern Asli Indonesia
Dr. Raymond Rubianto Tjandrawinata menerima anugerah gelar Profesor Kehormatan Bidang Bioteknologi Farmasi dari Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta.

JamuDigital.com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Jika kekayaan biodiversitas Indonesia yang tumbuh subur diatas tanah, kemudian dijumlahkan dengan kekayaan biota laut Indonesia yang sedemikian luasnya, maka Indonesia memiliki potensi sumber bahan baku obat alam yang boleh disebut mega biodiversity!

Luas wilayah Indonesia dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan Kemdikbud, disebutkan luas Indonesia seluruhnya 5.193.250 km². Rinciannya: luas daratan Indonesia adalah 1.919.440 km². Sedangkan luas lautan sekitar 3.273.810 km².

Melihat potensi yang sangat besar ini, korporasi farmasi- yang merupakan salah satu terbesar di Indonesia, yaitu Dexa Group sejak tahun 2005 telah memfokuskan melakukan riset bahan obat dari bahan alam Indonesia.

Temuan riset tersebut setelah tuntas dilakukan uji klinis, lantas diproduksi setelah mendapat nomor ijin edar (NIE) dari Badan POM. Kemudian dipasarkan di pasar nasional, juga diekspor ke berbagai negara! Di kedua pasar tersebut, OMAI sukses mendapat trust dari konsumen dan para dokter!

Serangkain proses tersebut, membawa Dexa Group sebagai pioner produsen obat herbal Fitofarmaka atau yang kini dikenal sebagai Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

Keberhasilan Dexa Group menjadi produsen terbanyak memproduksi obat Fitofarmaka- sehingga mendapat Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Pameran Hari Kesehatan Nasional 2022, pada 3 November di BSD, Tangerang.

Tentunya, dibalik kisah sukses Dexa Group mampu menemukan obat bahan alam dari kekayaan hayati Indonesia, ada peran saintis yang melakukan riset, melakukan uji klini dan kemudian memformulasikannya untuk diproduski menjadi obat yang memiliki evidence based medicine!

Saintis Penemu Banyak Obat Modern Asli Indonesia

Tokoh Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), Dr. Raymond Rubianto Tjandrawinata menerima anugerah gelar Profesor Kehormatan bidang Bioteknologi Farmasi dari Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta.

Kehormatan ini diberikan untuk pertama kalinya oleh Unika Atma Jaya karena Dr. Raymond Rubianto Tjandrawinata telah terbukti memiliki teroboson dan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu bioteknologi farmasi.

Upacara pemberian gelar kehormatan ini diselenggarakan di Unika Atma Jaya Kampus 3 BSD, Banten pada Selasa, 15 November 2022. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Kerja Sama Unika Atma Jaya, Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto, Dekan Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya, Yogiara Ph.D., Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno, dan Pimpinan Dexa Medica, V. Hery Sutanto.

Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Kerja Sama Unika Atma Jaya, Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto menyampaikan gelar Adjunct Professor ini diberikan pertama kalinya sepanjang Unika Atma Jaya berdiri 62 tahun yang lalu. Gelar kehormatan ini diberikan atas kontribusi Dr. Raymond baik di industri maupun sebagai akademisi.

"Langkah besar dengan memberikan gelar adjunct professor kepada bAPAK Raymond ini merupakan milestone yang baru bagi Unika Atma Jaya. Beberapa waktu lalu diumumkan oleh QS Asia Pacific bahwa Unika Atma Jaya mendapatkan ranking 3 universitas swasta terbaik di Indonesia.

Ini sangat berkaitan dengan bagaimana kita meningkatkan kualitas akademik melalui penelitian dan tridharma, termasuk melalui pemberian gelar adjunct profesor ini. Semoga pengukuhan Bapak Raymond sebagai adjunct profesor Unika Atma Jaya tidak hanya meningkatkan kualitas akademik tetapi juga memulai tradisi akademik baru di Unika Atma Jaya," ujar Dr. Yohanes Eko seperti dikutip di laman web Dexa Group.

Peneliti Inspiratif dan Visioner

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Bioteknologi Unika Atma Jaya, Yogiara Ph.D mengatakan Dr. Raymond adalah sosok yang menginspirasi baik untuk para staf pengajar maupun mahasiswa karena sering kali melontarkan ide yang baru dan inovatif, serta banyak sekali terlibat dalam penelitian dengan mahasiswa dan para dosen.

"Secara nasional, Pak Raymond memiliki kontribusi yang sangat baik terutama untuk obat-obatan dan fitofarmaka di bawah Dexa Medica. Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Raymond, Unika Atma Jaya dan Dexa Medica. Harapan kami kita semua dapat mengambil hikmah dari pengangkatan ini dan semoga Bapak Raymond bisa terus menginspirasi kita semua," ujar Yogiara Ph.D.

Dr. Raymond menyampaikan apresiasi kepada Unika Atma Jaya dan Dexa Group atas dukungan yang diberikan selama ini untuk bersama-sama melakukan penelitian dan pengembangan di bidang bioteknologi dan farmasi, terutama terkait bahan baku alam dari biodiversitas Indonesia untuk pengembangan Obat Modern Asli Indonesia.

"Hari ini merupakan suatu tonggak kehidupan bagi saya. Saya berterima kasih kepada semua pihak atas pemberian gelar kehormatan ini yang tentunya tidak mudah dan penuh perjuangan. Ini menjadi semangat kita bersama para dosen dan kolega di Unika Atma Jaya bagaimana kita mencerdaskan anak bangsa, mendidik generasi penerus kita mengenai perkembangan bioteknologi dan farmasi," ujar Dr. Raymond.

Memimpin Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia

Prof. Dr. Raymond Rubianto Tjandrawinata merupakan Director of Research and Business Development Dexa Group yang sekaligus dosen dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Beliau merupakan pelopor dalam penemuan Obat Modern Asli Indonesia yang diproduksi oleh Dexa Group. Saat ini ada 19 produk Obat Modern Asli Indonesia berupa Fitofarmaka maupun Obat Herbal Terstandar (OHT), yang merupakan hasil inovasi penelitian yang dipelopori oleh Prof. Raymond dan para saintis di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences.

Prof. Raymond memperoleh gelar sarjana dalam bidang Fisiologi Molekuler dari University of the Pacific, Stockton, California. Gelar Master dan Doktor Bidang Biokimia dan Biologi Molekuler, diperoleh dari University of California, Riverside dan Program Post Doctoral Bidang Farmakologi Molekuler, diperoleh dari University of California San Francisco. Beliau memperoleh gelar master bidang bisnis strategi di Edward S Ageno School of Business Golden Gate University, San Francisco.

Semasa karirnya, Prof. Raymond berkontribusi pada beberapa instansi, seperti NASA Kennedy Space Center Florida, dan SmithKline Beecham Pharmaceuticals California. Saat ini, beliau menjabat sebagai Director of Research and Business Development Dexa Group dan Executive Director of Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences juga anggota Corporate Executive Committee Dexa Medica Group.

Prof. Raymond telah mempublikasikan lebih dari 150 jurnal internasional dengan jumlah H index sitasi google scholar 30 dan H index scopus 22, sementara Sinta score overall 6.980 menempati ranking 1 untuk Universitas Atma Jaya. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberikan 47 hak paten atas karyanya, 16 lainnya diperoleh dari kantor hak paten di berbagai negara.

Atas dedikasinya dalam ilmu kedokteran, Dr. Raymond Tjandrawinata terpilih sebagai penerima Habibie Award di Bidang Ilmu Kedokteran dan Karya Anak Bangsa dari Kementerian Kesehatan pada 2016. World Intellectual Property Organization Award for Category of Medal for Inventors dari Organisas Kekayaan Intelektual Dunia di Genewa dan Penerima Anugerah Kekayaan Intelektual dari Direktorat Jendral HKI Indonesia pada 2018.

Prof. Raymond juga menerima SINTA Award dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada 2018 dan 2020. Di awal 2022 lalu, Prof. Raymond menduduki peringkat 1 di Indonesia dalam Top 100 Medical and Health Sciences Scientists oleh Organsiasi Pemeringkatan AD Scientific Index. Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: