![]() |
Pimpinan Dexa Medica, V. Hery Sutanto (kiri) dan Direktur Utama Argon Group, Krestijanto Pandji saat menerima penghargaan.Foto: Dok. Dexa Group. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyelenggarakan Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri, 16 Mei 2023 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Pada event ini, pemerintah mendorong industri farmasi hingga fasilitas pelayanan kesehatan untuk menggunakan sediaan farmasi dalam negeri dan memberikan penghargaan kepada perusahaan atau lembaga yang berkontribusi dan berpartisipasi.
Diantaranya, yang mendapatkan penghargaan adalah Dexa Group yang telah berkomitmen mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penggunaan sediaan farmasi dalam negeri untuk mencapai ketahanan dan kemandirian kesehatan.
Penghargaan Kementerian Kesehatan dikemas pada acara Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri di Jakarta, 16 Mei 2023.
Dexa Group mendapatkan penghargaan pada 2 kategori: Penghargaan Industri Farmasi yang Memproduksi Sediaan Farmasi Menggunakan Bahan Baku Produksi Dalam Negeri (PT Ferron Par Pharmaceuticals), Penghargaan Industri Farmasi yang Memproduksi Sediaan Farmasi Menggunakan Bahan Baku Produksi Dalam Negeri (PT Dexa Medica dan PT Beta Pharmacon).
- Berita Terkait: STIMUNO Kembali Mendapat Penghargaan Top Brand For Kids Awards, Pioner OMAI Imunomodulator
- Berita Terkait: Argon Group Dukung Transformasi Digital Rumah Sakit TNI AD, Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
- Berita Terkait: Dexa Group Dukung Ketahanan dan Kemandirian Farmasi Indonesia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pandemi COVID-19 menjadi pelajaran akan pentingnya sistem ketahanan farmasi. Untuk itu, industri farmasi diminta untuk memperbanyak produksi bahan baku obat, serta mendorong fasilitas layanan kesehatan untuk memprioritaskan obat dalam negeri.
"Yuk kita bangun ekosistemnya, lihat masalahnya di mana agar industri obat bisa bangun dari hulu ke hilir untuk ketahanan kesehatan Indonesia," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin seperti dikutup di laman web Kemkes.
Menkes mengungkapkan potensi ekonomi dari industri kesehatan dari belanja kesehatan masyarakat Indonesia. "Saat ini spending per capita Indonesia USD 130 per orang per tahun, sedangkan Malaysia USD 300 per orang per tahun. Ada potensi volume perdagangan hingga Rp600 triliun di industri kesehatan. Itulah mengapa kita perlu hilirisasi."
Dikutip di laman web Dexa Group, Pimpinan Dexa Medica, V. Hery Sutanto menyampaikan komitmen Dexa Group untuk berkontribusi membangun ketahanan dan kemandirian industri kesehatan. Upaya stragetis yang dilakukan Dexa Group untuk mendukung ketahanan dan kemandirian, yaitu kemandirian di dalam Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau kemandirian dalam obat herbal yang modern.
"Dexa Group berterima kasih atas apresiasi pemerintah untuk industri farmasi dalam negeri. Kita harus bersama-sama membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional, hilirasi menjadi upaya kita bersama untuk mengurangi ketergantungan produk impor sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo. Dalam komitmen ini OMAI menjadi produk farmasi dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri tinggi hingga lebih dari 90%," ungap Hery Sutanto.
Menurut Direktur Utama Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno, kontribusi Ferron Par Pharmaceuticals memproduksi bahan baku obat Omeprazole dan Esomeprazole steril untuk kemandirian farmasi nasional. Adapun TKDN Omeprazole dan Esomeprazole mencapai 52,80%.
"Saat ini Ferron telah memiliki 3 sertifikat CPBBAOB (Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik) injeksi beku kering, masing-masing untuk Omeprazole, Esomeprazole, dan Pantoprazole. Bahan baku obat injeksi beku kering tersebut disertai dengan DMF (Drug Master File) yang lengkap," kata Benny Sutisna Suwarno.
Sedangkan Direktur Utama Argon Group, Krestijanto Pandji menambahkan bahwa komitmen Dexa Group untuk mendukung ketahanan dan kemandirian juga dilakukan melalui produk Obat Generik Berlogo (OGB) dari Beta Pharmacon yang bahan bakunya lokal dari Kimia Farma Sungwun Pharmacopia pada produk Atorvastatin dengan TKDN 67,75% dan Clopidogrel ber-TKDN 68,33%.
"Diharapkan semua pihak bangga untuk menggunakan produk dalam negeri yang berbahan baku obat lokal. Dengan langkah ini, semakin mendukung komitmen dalam membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional," Krestijanto menegaskan. Redaksi JamuDigital.Com