![]() |
| Para Menteri mengungkapkan tentang OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) diberbagai kesempatan. |
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Ada tiga menteri yang pernah memberikan pernyataan tentang OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) dengan berbagai penekanan dalam hal untuk: Kemandirian obat nasional, Substitusi importasi bahan baku obat, dan Nilai tambah ekonomi Indonesia.
Ketiga menteri tersebut adalah: Kementerian Riset Teknologi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Kesehatan RI., Terawan Agus Putranto, Menteri Perindustrian RI., Agus Gumiwang Kartasasmita. Berikut ini, kutipan dari ketiga menteri yang dimuat pada website di masing-masing kementerian.
Kemenristek/BRIN, Bambang PS Brodjonegoro. Dikutip dari website Kemenristek (https://www.ristekbrin.go.id/). Menristek Bambang mengungkapkan saat ini 90-95 persen alat kesehatan dan obat nasional masih menggunakan bahan baku impor. Beliau menyebut kebutuhan impor secara bertahap harus diturunkan dengan membangun kemandirian Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Kemandirian obat nasional dapat dibangun dengan mengembangkan dan memanfaatkan biodiversitas yang dimiliki Indonesia, sehingga mengurangi ketergantungan pasokan bahan baku impor.
Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung adanya hilirisasi riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau fitofarmaka. Oleh sebab itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang P.S Brodjonegoro mengapresiasi produsen obat yang berhasil membuat produk OMAI yang dihasilkan dari bahan baku dalam negeri.
Tentunya ini menjadi peran pemerintah untuk membantu hilirisasi industri, agar semakin banyak dikonsumsi, dalam hal ini kami akan mengusulkan penggunaan obat-obatan fitofarmaka di program kesehatan pemerintah. Menteri Bambang menyampaikan arahan khusus terkait pengembangan obat fitofarmaka di industri farmasi Indonesia. Salah satunya fokus dalam pengembangan obat fitofarmaka pada penyakit yang banyak ada di Indonesia. Dengan adanya pengelompokan penyakit bisa difokuskan kebutuhan riset obat yang dibutuhkan. Upaya itu merupakan langkah mendorong kemandirian bahan baku obat nasional sekaligus memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
Menteri Kesehatan RI., Terawan Agus Putranto. Mengutip website Kemenkes (https://kemkes.go.id/), Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) RI. mengatakan Pemerintah bersama dengan industri farmasi mengambil langkah cepat untuk melaksanakan Instruksi Presiden No.6 Tahun 2016 tentang Percepatan dan Pengembangan Industri Farmasi Alat Kesehatan. Sejumlah langkah telah dipersiapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan.
Menkes Terawan mengapresiasi industri yang mendukung strategi Pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan, melalui riset penemuan dan hilirisasi produk Obat dan Alkes. Kata kuncinya adalah kerja sama, harus dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses produksi OMAI (Obat Modern Asli Indonesia). Selain itu, penting juga dilakukan penelitian dan pemasaran yang bagus.
Menteri Perindustrian RI., Agus Gumiwang Kartasasmita. Dalam situs Kemenperin (https://www.kemenperin.go.id/), Industri farmasi merupakan industri strategis yang berdampak pada kebutuhan masyarakat banyak. Apalagi saat ini terjadi wabah Corona, di mana upaya kesehatan masyarakat meningkat tajam, sehingga kebutuhan obat-obatan juga naik. Terlebih lagi industri farmasi menjadi salah satu industri yang terdampak dengan adanya wabah ini, mengingat 60 persen kebutuhan bahan baku berasal dari China.
Menperin kembali menegaskan bahwa industri farmasi merupakan salah satu industri nonmigas yang menjadi target pertumbuhan industri nasional. Pihaknya sangat mengapresiasi lagkah ke hilirisasi dengan Obat Modern Asli Indonesia. Ini jelas mempunyai kandungan TKDN 100%, dan ini dapat dimaksimalkan dengan digunakannya OMAI di JKN, selain akan mendapatkan substitusi produk impor farmasi, juga akan mendorong potensi ekspor, agar terjadi multiplier efek untuk semakin mendorong pertumbuhan ekonomi. Redaksi JamuDigital.Com
Referensi:
- https://www.ristekbrin.go.id/kabar/kemenristek-brin-apresiasi-riset-dan-pengembangan-obat-modern-asli-indonesia-omai/
- https://www.kemkes.go.id/article/view/20022400002/kurangi-ketergantungan-impor-obat-dan-alkes-menkes-dukung-produksi-obat-modern-asli-indonesia.html
-
https://www.kemenperin.go.id/artikel/21609/Perkuat-Struktur-Industri-Farmasi,-Kemenperin-Dorong-Riset-Berbasis-Inovasi-








