 |
| Kebijakan dan Strategi Pengembangan Fitofarmaka 2022, dengan Tema Transformasi: Resiliensi Farmasi dan Alat Kesehatan. |
JamuDigital.Com- Media Jamu, Nomor Satu. Kebijakan Pengembangan Fitofarmaka Tahun 2022 yang dilakukan oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) Kementerian Kesehatan pada tahun 2022 akan dialihkan ke BRIN.
Demikian diungkapkan Akhmad Saikhu, Kepala Balai Besar Penelitian an Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) saat menjadi pembicara di "Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi", pada Senin, 8 November 2021 oleh Kementerian Kesehatan RI. secara luring di Yogyakarta dan secara daring.
Pada kesempatan ini, Akhmad Saikhu menjelaskan berbagai kegiatan di B2P2TOOT, antara lain: Riset Saintifikasi Jamu, 12 Ramuan Saintifikasi Jamu, Strategi Pengembangan Fitofarmaka, dan Marketing Mix.
Tentang peran B2P2TOOT ke depan, Akhmad Saikhu menjabarkan sebagai berikut:
- Laboratorium Kesehatan Masyarakat
- Laboratorium Pengujian Mutu Tanaman Obat dan Obat Tradisional (TOOT)
- Pelayanan berbasis kesehatan tradisional, fokus pada modalitas ramuan tradisional
- Pelayanan bahan baku terstandar
- Pelayanan bimbingan teknis TOOT (pembibitan, budidaya, pengolahan pascapanen, pengolahan produk, analisis mutu)
- Pusat rujukan informasi TOOT
- Jejaring Saintifikasi Jamu
- Wellness tourism-Arboretum (Botanical Garden)
- Pusat Pengetahuan Herbal
"Sedangkan pengembangan Fitofarmaka tahun 2022 akan dialihkan ke BRIN," urai Akhmad Saikhu. Dengan Tema Transformasi: Resiliensi Farmasi dan Alat Kesehatan. Kegiatan Prioritas (KRO): Produksi bahan baku obat, obat dan obat tradisional dalam negeri. Proyek Prioritas (RO): Produksi Fitofarmaka dalam negeri. Komponen: Pengembangan Obat Herbal Terstandar menjadi Fitofarmaka. Redaksi JamuDigital.Com
