Hasil Riset Profesor UI: Politik Pengobatan Tradisional Herbal. Hasilnya Mengejutkan!
Tanggal Posting : Minggu, 30 April 2023 | 10:22
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 534 Kali
Hasil Riset Profesor UI: Politik Pengobatan Tradisional Herbal. Hasilnya Mengejutkan!
Keseimbangan konsumsi pengobatan modern dan tradisional yang diproduksi swadaya, untuk melestarikan tradisi dan menerima modernitas

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Public lecture yang diadakan oleh BRIN pada 27 April 2023 menampilkan Prof. Manneke Budiman dari Universitas Indonesia dengan menyajikan hasil riset berjudul "Pengobatan Tradisional dan Modernitas Urban: Memaknai Ulang ’Resistensi." Apa kejutan dari hasil penelitian ini.?

Pada awal paparannya Prof. Manneke Budiman menjelaskan bahwa presentasi ini adalah Sebagian dari hasil riset Klaster Sosial-budaya Hibah Riset PINTERMIDI Universitas Indonesia tentang Dinamika Rural-Urban yang melibatkan peneliti dari berbagai Fakultas di Universitas Indonesia, khususnya dari Rumpun Ilmu Sosial-Humaniora, Teknologi, dan Ilmu Kesehatan.

Resistensi dan Kerentanan. Dalam pengertian lebih umum, Resistensi kerap dipahami sebagai perlawanan terhadap suatu kekuatan dominan yang menyebabkan terjadinya ketimpangan relasi kuasa atau peminggiran terhadap liyan.

"Tetapi, kini ancaman yang dihadapi manusia beranekaragam dan tidak semuanya berasal dari satu kekuatan dominan, melainkan bisa juga dari situasi rentan (vulnerable) yang dihadapi suatu komunitas," jelas Prof. Manneke Budiman.

Dalam kaitan dengan kerentanan, Resistensi bisa dimaknai ulang sebagai respon terhadap kerentanan itu, yang dihadapi dengan ketangguhan laten ataupun manifes yang dimiliki komunitas terdampak.

Kerentanan (vulnerability) tidak melulu disikapi sebagai suatu ’masalah’ yang harus dihadapi, tetapi sebagai kemungkinan-kemungkinan baru yang membuka peluang untuk membangun ketangguhan (resilience) lebih baik.

Resistensi dalam pemaknaan baru ini tidak ditujukan untuk mengakhiri masalah, seperti yang terkandung dalam pengertian konvensionalnya, tetapi untuk pengembangan "lumbung budaya" (cultural commoning), untuk peningkatan kapasitas kesintasan komunitas.

Gagasan yang memasangkan Resistensi dengan Kerentanan ini dikembangkan oleh Judith Butler et al. dalam Vulnerability in Resistance (2016).

Kemudian Prof. Manneke Budiman menguraikan Tujuan Penelitian:

  1. Mengungkapkan bagaimana pengobatan tradisional dipraktikkan dalam hubungannya dengan kehadiran pengobatan modern, yang dibawa oleh urbanisasi.
  2. Menemukan sejauh mana pewarisan tradisi pengobatan tradisional berperan dalam kelangsungan praktik pengobatan tradisional, khususnya di kawasan kampung urban dan periurban.
  3. Mencari tahu apakah praktik ini merupakan sebentuk resistensi terhadap modernitas ataukah sejenis resistensi terhadap kerentanan (di mana keduanya merupakan akibat dari proses ekspansi urban.

Lokasi Riset: 4 Kampung Urban dan Semiurban di Jakarta dan Tangerang

Pendekatan Terpadu Kuantitatif & Kualitatif, Survei Atas 236 Responden Pada Empat Lokasi Riset

  • Gender: 85.6% responden adalah perempuan (72% adalah ibu rumah tangga)
  • Pendidikan: 65.7% responden berpendidikan rendah (SMP/SMA)
  • ASKES/BPJS:94.1% responden mengaku memiliki program asuransi Kesehatan/BPJS
  • Pola Makan: Pergeseran dari konsumsi makanan organik ke makanan olahan dan non-organik
  • Kualitas Air: Air bersih secara umum terkcemar Zat Besi, Mangan, Klorida atau bakteri koliform
  • Penyakit: Prevalensi tinggi sindrom metabolism akibat kekurangan Vitamin D, serta infensi usus

Masalah Sosial:

1.Perubahan Pola Pikir. Pola pikir transaksional sebagai pengaruh kapitalisme urban melemahkan ikatan sosial

2.Pola Hidup Sehat. Tantangan: kualitas air buruk, sampah rumah tangga dan industri, pendidikan rendah, dan kurangnya infrastruktur

3.Mobilitas. Arus besar migrasi urban menyebabkan semakin menyusutnya ruang hidup

Hasil Temuan Riset

Temuan 1: Lebih dari 50% mengonsumsi obat tradisional/herbal. Lebih dari 50% mengonsumsi obat tradisional lebih dari 3 kali dalam setahun. Pewarisan pengetahuan: dari orangtua /keluarga (Markisa 59%; Cimone 47.5%; Cikini 37%; Gedong Pompa 50%)

Temuan 2: Percaya 100% pada khasiat obat tradisional: Markisa 34%; Cimone 40%; Cikini 35.7%; Gedong Pompa 37.5%. Menanam tanaman herbal: Markisa 82%; Cimone 77.5%; Cikini 14.8%; Gedong Pompa 5.4%. Percaya 100% pada khasiat obat modern: Cikini 54.3%; Gedong Pompa 42.5%; Markisa 34%; Cimone 29.1%

Analisis Hasil Riset

Analisis 1: Makin jauh lokasi kampung dari pusat kota, makin kecil dampak modernitas pada komunitas kampung (Markisa & Cimone)

Analisis 2: Adanya ruang hijau di Kampung Markisa and Cimone bisa menjadi faktor tingginya kecenderungan penggunaan obat radisional di kedua lokasi

Analisis 3: Tidak ada penolakan kuat terhadap obat modern, meskipun % lebih besar penggunaan obat herbal ditemukan di lokasi yang jauh dari pusat kota

AnalIsis 4: Berada di margin menyebabkan kerentanan, sehingga memakai obat tradisional adalah cara menghadapi tantangan berbagai macam kekurangan yang pemenuhannya tidak berada dalam kendali mereka

Politik Pengobatan Tradisional/Herbal

Menjaga keseimbangan antara konsumsi pengobatan modern dan tradisional yang diproduksi secara swadaya adalah cara untuk melestarikan tradisi sekaligus menerima modernitas (pengobatan modern); tetapi juga bisa berarti  menjaga sedikit kendali atas hidup mereka sendiri sembari menerima fakta keterbatasan mereka dalam menghadapi ekspansi urban.

Ada kemampuan untuk menentukan jenis penyakit apa yang diobati dengan cara tradisional dan apa yang diatasi dengan konsumsi obat modern atau konsultasi ke Puskesmas; pada umumnya, penyakit-penyakit ringan ditangani dengan pengobatan tradisional, dan ada kepercayaan besar pada khasiat obat herbal/tradisional ini. Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: