Riset Percepatan Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional
Tanggal Posting : Sabtu, 26 Oktober 2019 | 06:53
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 3249 Kali
Riset Percepatan Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional
Dr. Agung Eru Wibowo, Apt., M.Si., pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia ke-57 di Kampus UHAMKA, Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2019.

JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Riset percepatan pengembangan bahan baku obat tradisional adalah proses yang sangat subtansial,  sehingga harus didorong oleh Lembaga riset dan Industri.

Demikian disampaikan oleh Dr. Agung Eru Wibowo, Apt., M.Si., (PLT) Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika- BPPT, pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia ke-57 di Kampus UHAMKA, Jakarta pada 10 Oktober 2019.

Dia memaparkan bagaimana arah atau target riset pengembangan obat tradisional dan upaya percepatannya.

Agung Eru Wibowo menjelaskan tentang harapan dari percepatan pengembangan bahan baku OT diantaranya: Meningkatnya jumlah riset, Meningkatnya publikasi riset yang terakreditasi, Meningkatnya invensi, Meningkatnya paten bahan baku obat tradisional, hasil riset yang terarah dan hasil riset yang bisa dimanfaatkan oleh industri.

Tujuan dari Riset dan Percepatan Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional adalah Obat Herbal bisa digunakan dalam Pelayanan Kesehatan, Industri Herbal berkembang secara maksimal (berdaya saing), Agroindustri TO tumbuh dengan maksimal.

Dengan adanya riset dan percepatan pengembangan bahan baku OT maka akan memunculkan berbagai macam produk, adapun tahap pengembangan produk menurut Agung Eru Wibowo, memiliki tiga fase diantaranya:

  • Fase 1: Tahap R&D (Pengembangan Produk) yang dilakukan oleh PT/Litbang
  • Fase 2: Tahap Inkubasi (Trasfer teknologi dan pendampingan) yang dilakukan oleh PT/Litbang dan Industri
  • Fase 3: Tahap produksi dan koersialisasi produk yang dilakukan oleh industry

Riset dan Percepatan Pengembangan Bahan Baku OT menghasilkan proses pengembangan produk baru diantaranya: Pembuatan ide, Penyaringan ide, Pengembangan, Pengujian konsep, Pengembangan strategi pemasaran, Analisis bisnis, Pengembangan produk, Uji pemasaran, dan Komersialisasi.

Agung Eru Wibowo kemudian memaparkan beberapa syarat riset pengembangan produk/bahan baku OT:

  1. Teknologi harus proven
  2. Layak secara bisnis
  3. Memenuhi persyaratan/regulasi

Riset obat tradisional yang unggul itu harus: Bahan baku baru, Menghasilkan yang lebih tinggi, Proses yang lebih efisien (murah, energi rendah,bahan baku murah, kemurnian tinggi), Efikasi baru, dan Formulasi lebih baik (stabil, solubilitas tinggi, warna menarik, bau menarik, lainnya).

Agung Eru Wibowo  menambahkan beberpa faktor yang mempengaruhi hasil ekstraksi:

  1. Bahan baku (simplisia): Sumber, kadar air, ukuran serbuk, dsb
  2. Metode ekstraksi: Maserasi, perkolasi, sokletasi, digesti, dsb
  3. Jenis pelarut: Air, etanol, methanol, dsb
  4. Kondisi Proses: Waktu, suhu, ulangan pengadukan, tekanan, dsb

Percepatan Riset Bahan Baku Obat Tradisional, lanjut Agung Eru Wibowo, agar membangun komunikasi yang baik dengan industry, konsep riset berorientasi industri dan distinctive, parameter/target produk jelas, riset proses diperkuat, regulasi harus menjadi acuan, analisis keekonomian harus dilakukan, berkolaborasi dengan institusi lain (open innovation), roadmap yang terukur, dan sumberdaya tersedia dengan baik. Redaksi JamuDigital.Com.

 


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: