![]() |
Pembangunan industri farmasi berbasis kimia, darah, maupun bioteknologi saat ini sedang diupayakan untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan di Indonesia. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Untuk mewujudkan sistem ketahanan kesehatan dapat ditempuh salah satunya dengan kemandirian bidang Farmasi, yang memastikan tersedianya obat secara nasional.
Demikian ditegaskan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan Public Lecture di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta pada 1 April 2023, dalan kegiatan ramadhan di Kampus UGM.
Menkes Budi pada materi ceramah bertajuk "Mewujudkan Kemandirian Bahan Baku Farmasi dalam Negeri" menegaskan kita dapat melihat dalam sejarah, perang yang paling banyak memakan korban jiwa bukanlah perang dengan alam atau sesama manusia, tetapi perang dengan penyakit.
"Kkhususnya penyakit menular yang disebabkan oleh kelompok makhluk bernama patogen. Bisa berupa virus, bakteri, atau parasit," Menkes Budi mengatakan.
Penyebab kematian terbesar masih dipegang oleh penyakit yang seringnya masih dianggap tidak begitu penting oleh masyarakat.
"Masyarakat yang meninggal karena stroke dan kanker jumlahnya lebih banyak daripada penyebab kematian lain seperti contoh bencana alam ataupun pasukan yang gugur akibat perang," kata Menkes Budi.
Menkes mengimbau pentingnya mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi penyakit dengan melakukan langkah-langkah preventif. Salah satunya dengan mewujudkan transformasi sistem ketahanan kesehatan melalui kemandirian bahan baku farmasi dalam negeri.
- Berita Terkait: Sirop Obat Aman untuk Anak, STIMUNO Obat Modern Asli Indonesia Teruji Klinis dan Aman
- Berita Terkait: Presiden Jokowi Menyerahkan PPKM Award, Diantara Penerimanya adalah Dexa Group
- Berita Terkait: Ketua Umum PB IDI: Jika Sudah Diresepkan Dokter, OMAI Fitofarmaka Seharusnya Dapat Masuk Fornas BPJS
"Salah satu upaya preventif mewujudkan sistem ketahanan kesehatan yakni bisa melalui pembangunan fasilitas-fasilitas deteksi kesehatan seperti laboratorium kesehatan masyarakat, laboratorium PCR, dan laboratorium genome sequence," tutur Menkes Budi.
Selain itu, wujud keberhasilan sistem transformasi ketahanan kesehatan juga bergantung pada industri kefarmasian, obat-obatan, vaksin, dan surveilans. Hal ini harus dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi pandemi berikutnya.
"Pentingnya untuk memahami peran obat-obatan dan farmasi bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Karena kita akan sangat bergantung pada industri farmasi apabila di kemudian hari kita menghadapi pandemi lagi," ujar Menkes Budi.
Saat ini, Indonesia memiliki teknologi vaksin berbasis virus dan protein. Namun belum bisa memproduksi vaksin berbasis vektor, RNA/DNA. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya masih bergantung pada negara lain.
Selanjutnya, Menkes Budi mengungkapkan bahwa pembangunan industri farmasi atau obat-obatan berbasis kimia, darah, maupun bioteknologi saat ini sedang diupayakan untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.
"Kita bertekad untuk membangun pabrik obat-obatan serta kapasitas penelitian dan pengembangannya di Indonesia supaya dapat memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri dan tidak perlu lagi import," tutup Menkes Budi seperti dikutip di laman web Kemenkes.