Konsumsi Gula Berlebih Dapat Menyebabkan Penyakit Tidak Menular Seperti Diabetes dan Hipertensi
Tanggal Posting : Rabu, 28 September 2022 | 09:53
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1367 Kali
Konsumsi Gula Berlebih Dapat Menyebabkan Penyakit Tidak Menular Seperti Diabetes dan Hipertensi
Konsumsi Gula Berlebih, Dapat Menyebabkan Penyakit Diabetes, (Kemenkes-ObatNews)

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan konsumsi gula berlebih dalam makanan atau minuman berisiko tinggi.

Karena konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gula darah tinggi, obesitas, dan diabetes melitus.

Dalam kurun waktu lima tahun saja, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di indonesia.

Berdasarkan data tahun 2013 menunjukkan prevalensi diabetes sebesar 1,5 permil meningkat pada tahun 2018 menjadi 2 permil, gagal ginjal kronis dari 2 permil menjadi 3,8 permil, dan stroke meningkat dari 7 permil menjadi 10,9 permil.

"Tentunya ini akan meningkatkan beban pembiayaan kesehatan di Indonesia.

Terlebih lima penyebab kematian terbanyak di Indonesia didominasi oleh penyakit tidak menular," jelas dr. Maxi seperti dikutip Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

Data kemenkes juga menunjukkan bahwa 28,7% masyarakat Indonesia mengkonsumsi Gula Garam Lemak (GGL) melebih batas yang dianjurkan.

Dalam kaitan ini batasan konsumsi GGL sudah diatur dalam Permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes 63/2015.

Sebanyak 61,27% penduduk usia 3 tahun ke atas di Indonesia mengkonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari, dan 30,22% orang mengkonsumsi minuman manis sebanyak 1-6 kali per minggu.

Sementara hanya 8,51% orang mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan (Riskesdas, 2018).

Patut menjadi perhatian adalah peningkatan prevalensi berat badan berlebih dan obesitas pada anak muda yang meningkat 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Data tahun 2015 menunjukkan prevalensi berat badan berlebih pada anak-anak usia 5-19 tahun dari 8,6% pada 2006 menjadi 15,4% pada 2016.

Sementara prevalensi obesitas pada anak-anak usia 5-19 tahun dari 2,8% pada 2006 menjadi 6,1% pada 2016.

dr Maxi menyampaikan bahwa pemerintah melakukan berbagai upaya dan strategi dalam mengendalikan GGL mencakup aspek regulasi, reformulasi pangan, penetapan pajak/cukai, studi/riset, dan edukasi.

Melalui permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes No 63/2015 Tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, Lemak dan Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.

Aspek pengaturan nilai gizi kandungan lemak hingga gula harus tertera pada iklan dan promosi media lainnya seperti leaflet, brosur, buku menu, dan media lainnya.

Kebijakan cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK) di Indonesia diatur dalam UU No. 39/2007 Tentang Cukai yang dilaksanakan oleh Kemenkeu.

Diharapkan dengan pemberlakuan cukai pada produk makanan dan minuman yang tinggi gula, garam dan lemak menginisiasi terciptanya pangan lebih sehat dengan reformulasi makanan sehingga menurunkan risiko terjadinya Penyakit Tidak Menular

Di sisi lain, dr. Maxi mengimbau masyarakat menjaga kesehatan mulai dari sendiri. Lebih bijak dalam memperhatikan asupan makan sesuai dengan isi piringku.

Menjaga asupan gula garam dan lemak sesuai rekomendasi yaitu maksimum gula sebanyak 50 gram per hari (4 sdm), garam sebanyak 2 gram (sdt), dan lemak sebanyak 67 gram (5 sdm).

"Kita minta masyarakat sadar untuk menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Pola asuh yang benar mencegah anak mengidap penyakit diabetes melitus, hipertensi dan kolesterol di usia dewasa" jelas dr. Maxi. (Sumber Berita: https://www.obatnews.com/healthy/pr-4464937247/konsumsi-gula-berlebih-dapat-menyebabkan-penyakit-tidak-menular-seperti-diabetes-dan-hipertensi?page=3 ).


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: