![]() |
Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), Ketua PDPOTJI pada saat presentasi di FGD Badan POM dengan Tema: Peran Herbal, Suplemen Kesehatan, dan Probiotik sebagai Upaya Menghadapi COVID-19. |
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), Ketua PDPOTJI pada saat Focus Group Discussion (FGD) dengan Tema: "Peran Herbal, Suplemen Kesehatan, dan Probiotik sebagai Upaya Menghadapi COVID-19" dan Peluncuran Publikasi di Bidang Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan oleh Badan POM, pada Kamis ,14 Mei 2020, ikut menjadi salah satu pembicara.
dr. Inggrid Tania memaparkan makalah dengan judul: "Best Practice Pelayanan Kesehatan Berbasis Herbal (Herbal Medicine in Healthcare) Untuk Upaya Promotif, Preventif, dan Kuratif".
FGD yang diadakan oleh Badan POM ini dipimpin oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Penny K. Lukito- diikuti 452 peserta melalui virtual conference-menghadirkan berbagai pakar. Selanjutnya FGD dipandu oleh Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan POM RI., Mayagustina Andarini.
Berita Terkait: OMAI Untuk Kemandirian Indonesia
Berita Terkait: Badan POM Luncurkan Buku Informatorium OMAI
Berikut ini, paparan dr. Inggrid Tania:
Outline: Konsep Best Practice dalam Pelayanan Kesehatan Berbasis Herbal (Herbal Medicine in Healthcare) untuk Upaya Promotif, Preventif dan Kuratif, Traditional Herbal Medicine, Modern Herbal Medicine, Lesson-learned dari Negara Lain, Take-home Message.
Herbal Medicine In Healthcare Untuk Upaya Promotlf, Preventif dan Kuratif, pada saat Pandemi COVID-19:
- Pendekatan Konvensional. The central role of biomedicine in defining disease objectively and standardizing procedures interventions that have been proven to be safe & effective; and emphasis on population health (Evidence-Based Herbal Medicine).
- Perform in optimal manner, cosider the need for a creative and sensitive adaptation
- BEST PRACTICE
- Perform in optimal manner, cosider the need for a creative and sensitive adaptation
- Pendekatan Tradisional. The central role of practitioner’s judgment and skill in providing the best treatment outcome for the individual patient
Kebudayaan, Pengetahuan Tradisional, Sistem Pengobatan Tradisional: Diwariskan/diturunkan dari generasi ke generasi, melalui tradisi lisan & tulisan.
Modalitas Pengobatan Tradisional Indonesia:
- Pengobatan berbasis biologi: Jamu, Pangan Fungsional, Traditional Herbal medicine
- Pengobatan energi, manipulasi & pengobatan berbasis tubuh: Tenaga dalam, Olah nafas, Pijat, Urut hidroterapi (Pengobatan dengan air/mandi/aquatic exercise)
- Pengobatan berbasis pikiran-tubuh: Meditasi, Doa/Sembahyang, Ruqyah
Contoh Riwayat Pengalaman Empirik:
- Wabah virus Influenza (Flu Spanyol) pernah melanda Indonesia pada sekitar tahun 1918.
- Jamu yang dipakai masyarakat saat wabah Influenza: Jamu Cabe Puyang dan JamuTemulawak
Traditional Herbal Medicine:
- Pendekatan konvensional: Modern Herbal Medicine, OHT dan Fitofarmaka,OMAI
- Pendekatan tradisional: Traditional Herbal Medicine
Tanaman Obat Peningkat Imunitas Tubuh Sekaligus Bermanfaat Anti-Inflamasi:
- Empirical/experiental evidence: Temu manga, Temulawak, Kunyit, Meniran, Bawang merah, Bawang putih, Jahe.
- Scientivic evidence: Temulawak, Buah Jambu Biji, Daun kelor, Kulit jeruk, Rimpang kunyit, Herba pegagan, Bawang putih, Kembang lawing, Jahe, Herba keladi tikus, Daun sirsak, Teh hijau, Daun mimba
- Clinical evidence: Herba meniran, Herba echinacea, Jinten hitam
Kandungan Senyawa Bioaktif yang Berpotensi sebagai Antivirus: Curcumin, Hesperidin, Kaempferol, Phyllantin, Allicin, Asiaticoside, Rhmnetin, Catechine, Myrcetin.
Belajar dari Negara Jepang:
- Jepang merupakan role model yang cocok untuk Indonesia karena ada "kesamaan kultur", di mana kedokteran konvensional merupakan sistem pengobatan yang sangat dominan/ mainstream, dengan masyarakatnya yang tetap memelihara tradisi pengobatan tradisional.
- Tahun 2002 Pemerintah Jepang memutuskan menginsersikan Kampo ke dalam kurikulum inti Kedokteran dan Farmasi, mulai diimplementasikan tahun 2003.
- Para dokter konvensional di Jepang dilegalkan memberikan pelayanan kesehatan tradisional dengan herbal Kampo (baik yang pembuktiannya empirik, saintifik maupun klinikal), di samping pelayanan Kesehatan konvensional.
- Hingga tahun 2004, tercatat ada 147 ramuan empirik herbal Kampo dijamin oleh Asuransi Kesehatan Nasional.
- Herbal Kampi tetap didorong distandarisasi keamanan dan manfaatnya.
Sejumlah Pesan untuk Dikerjakan Bersama:
- Dibutuhkan kebijakan yang mendukung percepatan penelitian dan pengembangan jamu/ herbal Indonesia dengan tetap mengedepankan standar keamanan dan manfaat agar bisa diintegrasikan secara best practice (utamanya dengan pendekatan konvensional) dan legal pada pelayanan kesehatan.
- Dengan adanya pandemi COVID-19 maka semakin besar kebutuhan akan percepatan penelitian dan pengembangan jamu/herbal Indonesia dan integrasinya ke dalam pelayanan kesehatan.
- Jamu/ herbal Indonesia dengan segudang riwayat empirik, ditambah hasil-hasil penelitian praklinik telah menunjukkan perannya dalam memodulasi daya tahan tubuh dan potensinya untuk dlgunakan sebagai upaya promotif, preventif, atau kuratif (komplementer), walau belum bersufat spesifik untuk penanganan COVID-19.
- Perlunya pengkajian terhadap Peraturan-peraturan lama yang mungkin tak lagi selaras dengan upaya percepatan penelitian dan pengembangan jamu/herbal Indonesia dan integrasinya ke dalam pelayanan Kesehatan (missal: PP no.103 tahun 2014).
- Dokter sebagai healthcare practitioner yang paling sentral perlu memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional/herbal dan kompetensi dalam mengintegrasikan 2 paradigma pengobatan (tradisional & konvensional) yang berbeda ke dalam pelayanan kesehatan. Misalnya dengan cara: insersi kurikulum pengobatan tradisional/herbal ke dalam pendidikan kedokteran dan penguatan kompetensi dokter. Redaksi JamuDital.Com