Tiga Penyebab Positivity Rate COVID-19 di Indonesia Tinggi
Tanggal Posting : Kamis, 18 Februari 2021 | 06:59
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1602 Kali
Tiga Penyebab Positivity Rate COVID-19 di Indonesia Tinggi
Menteri Kesehatan RI., Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rabu, 17 Februari 2021.

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa setiap masa libur positivity rate COVID-19 di Indonesia naik.

Hingga kini, tingkat positivity rate Indonesia masih di kisaran 20 persen padahal tingkat positif yang terbilang baik berada di 5 persen, kata Budi. Bila menilik data, pada 16 Februari 2021 positiviy rate mencapai 38 persen.

Dalam presentasi yang disampaikan Budi, tertulis bahwa positivity rate merupakan salah satu indikator penting dalam penanganan pandemi. Positivity rate dihitung dengan membandingkan jumlah orang yang positif dengan jumlah orang yang diperiksa.

Setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi positivity rate yakni:

  • Jumlah orang yang diperiksa yang tergantung pada kapasitas pemeriksaan.
  • Target orang yang diperiksa yang bergantung pada prioritas pemeriksaan.
  • Dan, pelaporan hasil swab.

Adapun strategi yang dimiliki Kementerian Kesehatan menurut presentasi tersebut yakni meningkatkan jumlah pemeriksaan dengan menggunakan rapid test antigen untuk pelacakan kontak dan diagnosis. Diikuti dengan scaling up akses dan waktu tunggu pemeriksaan dengan metode deteksi molekuler.

Strategi berikutnya adalah memperluas cakupan target pemeriksaan dengan mewajibkan semua kontak erat dan suspek untuk diperiksa. Terakhir, meningkatkan pelaporan hasil swab dengan meningkatkan reliabilitas dan interkonektivitas sistem informasi COVID-19 serta mendorong kepatuhan input data.

Budi juga menyampaikan, sejak 2 minggu terakhir jumlah pemeriksaan cenderung stabil, tapi menurun saat libur Imlek. Menurutnya, jumlah pemeriksaan memang selalu menurun saat libur panjang dan akhir pekan.

“Jumlah kasus positif harian yang turun adalah dampak dari liburan panjang. Setiap ada liburan panjang dan mobilitas manusia tinggi akan terjadi kenaikan kasus konfirmasi antara 30 hingga 40 persen,” ujar Budi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Rabu, 17 Februari 2021.

Kenaikan tersebut kemudian akan terlihat turun di dua minggu berikutnya karena sifat virus SARS-CoV-2 yang akan mati dengan sendirinya dalam 14 hari, kata Budi.

Penurunan juga dapat disebabkan pengetatan pasca libur Natal dan tahun baru lewat program pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Ia juga menegaskan, penurunan ini bukan terjadi sejak empat hari terakhir saat jumlah tes juga turun. Namun, penurunan terjadi sejak dua minggu terakhir.

Dari sini kami mengambil kesimpulan sebenarnya turunnya jumlah testing itu memang benar-benar disebabkan oleh libur. Turunnya jumlah konfirmasi dan jumlah pasien yang dirawat memang disebabkan laju penularannya berkurang. (Sumber: https://id.berita.yahoo.com/menkes-budi-ungkap-jurus-kemenkes-083818595.html). Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: