Peluang Industri Obat Bahan Alam Saat Covid-19
Tanggal Posting : Selasa, 1 Desember 2020 | 10:14
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 2083 Kali
Peluang Industri Obat Bahan Alam Saat Covid-19
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam saat mewakili Menteri Perindustrian dalam webinar, Senin, 30 November 2020.

JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Industri obat tradisional dan kosmetik berbahan alam memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini mengingat terdapat keanekaragaman hayati yang cukup besar di Indonesia.

"Terdapat kurang lebih 30 ribu spesies tanaman obat di Indonesia dari 40 ribu spesies tanaman obat dunia. Jadi hampir tiga per empat dari spesies ini ada di Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam saat mewakili Menteri Perindustrian dalam webinar yang diselengarakan Senin, 30 November 2020.

Khayam mengatakan keragaman ini tentunya sangat prospektif untuk dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan yang cukup potensial di pasar lokal maupun global. Saat ini baru hampir 10 ribu jenis tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dari 30 ribu jenis yang ada.

"Dan baru 1000 jenis tanaman yang digunakan sebagai ramuan kesehatan. Jadi belum begitu banyak yang diturunkan dari generasi ke generasi dan zat aktif yang terkandung di dalamnya sebagian besar belum terstandar kan. Ini semua adalah peluang," katanya.

Ia mengatakan bisnis jamu memiliki cakupan yang besar. Sebagian bisa didorong untuk jamu, herbal terstandar, atau fitofarmaka. Namun hal ini juga menjadi salah satu tantangan dalam mengembangkan produk-produk obat modern berbahan baku alami yang berasal dari kekayaan hayati Indonesia.

"Proses pengembangan senyawa aktif yang terstandar pada tanaman membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu research dan proses inovasi bahan baku alam membutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pemangku kebijakan. Baik dari sisi regulasi dan pembiayaan," katanya.

Dikatakannya, pasar obat tradisional dan kosmetik Indonesia merupakan salah satu pasar yang cukup besar dan menjanjikan bagi produsen.

Apalagi dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk. Seiring dengan perkembangan jaman, adanya tren masyarakat dunia untuk kembali ke alam juga membuka pelung bagi produk obat tradisional dan kosmetik yang berbahan baku alami.

Berita Terkait: Menteri Keuangan: Industri Jamu Akan Terus Maju

Berita Terkait: OMAI HerbaKOF, Obat Herbal Mengandung Zat Aktif Reconyl


"Peluang ini harus ditangkap dan dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku industri obat tradisional dan kosmetik yang berbahan baku alami. Research pasar dan branding produk harus dilakukan oleh pelaku industri. Tidak hanya industri besar tapi juga pelaku UMKM harus membuat produk yang menarik sehingga dapat merebut pasar yang ada dan tidak kalah bersaing dengan produk-produk impor," ujarnya.

Selain itu perkembangan teknologi juga perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi yang dapat meningkatkan daya saing industri obat dan kosmetik.

Khusus untuk pengusaha dan investor di bidang jamu, suplemen kesehatan, spa, dan aromaterapi, rempah, dan ekstrak bahan herbal atau jamu, katanya,  pemerintah akan tetap mendukung dengan kebijakan dalam hal teknologi industri dengan bantuan dari Kementerian Perindustrian.

"Dukungan pemerintah kepada pengusaha tetap akan dilakukan dalam menggalakkan dan memajukan perekonomian Indonesia di bidang tersebut dan terutama untuk menunjang ekspor," lanjutnya.

Dipaparkannya pada masa pandemi dimana hampir semua sektor mengalami penurunan, sektor industri farmasi, obat kimia, dan obat tradisional serta industri bahan kimia dan barang kimia masih tetap tumbuh 8,65 persen.

Hal ini menunjukkan industri ini tidak terpengaruh selama Covid-19. Terutama yang bergerak di sektor kesehatan dimana mendapatkan permintaan yang cukup tinggi dari masyarakat.

Menurutnya, ada peningkatan permintaan terhadap obat-obatan, vitamin, dan suplemen selama masa pandemi. Dalam masa kritis, barang-barang yang berkaitan dengan kesehatan menjadi salah satu barang-barang yang diprioritaskan oleh masyarakat.

"Saya senang mendengar bahwa produk jamu modern, suplemen kesehatan, aromaterapi, dan rempah-rempah tidak banyak terkena dampak pandemi ini. Karena hampir semua bahan bakunya berasal dari Indonesia dan tidak tergantung impor bahan baku. Sehingga produk-produk tersebut bisa bertahan dan berkembang sebab dibutuhkan masyarakat terutama di masa pandemi," pungkasnya.

(Sumber: https://medan.tribunnews.com/2020/11/30/peluang-industri-obat-tradisional-dan-kosmetik-bahan-alami-masih-terbuka-luas?page=2).  Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: