![]() |
Beberapa aneka varian Jamu Si Nok kemasan botol kekinain yang dijual di di Festival Kuliner Bandung Indah Plaza, pada Rabu, 10 Juli 2019. Foto: www. jabar.tribunnews.com. |
JamuDigital.Com. Seiring perkembangan zaman, budaya minuman jamu kian meredup. Tak hanya anak muda, orang dewasa pun mulai meninggalkan budaya tersebut bahkan lebih memilih minuman kekinian.
Oleh karena itu, beberapa praktisi jamu melalukan sejumlah inovasi. Mulai dari segi rasa maupun bentuk penyajiannya.
Salah satunya adalah bisnis Jamu Si Nok yang menjual aneka jamu dengan kemasan kekinian, namun tidak mengubah cita rasa aslinya.
Dahulu minum jamu dikonsumsi dengan cara diminum menggunakan gelas kecil setiap hari. Kini Jamu Si Nok menawarkan jamu berbentuk botol dan siap diminum langsung dan lebih praktis. Jamu Si Nok secara khusus menjual delapan varian jamu sehat tanpa pemanis buatan.
Di antaranya kunyit asam, kunyut asam sirih, beras kencur,bjahe rempah, gula asam, alang-alang, sari rapet, bye maag (temulawak, kunyit, & kunyit putih).
Keseluruhanya dikemas menggunakan botol plastik kekinian ukuran 250 ml dan 500 ml. Pada kemasan botolnya termpampang logo animasi mbok Jamu beserta merek Si Nok dan komposisi varian jamu.
Beberapa varian jamu yang mereka jual dihargai Rp 15.000 perbotol (250 ml). Khusus varian jamu sari rapet dan bye maag dijual RP 75.000 perbotol (500 ml).
Pemilik Jamu Si Nok, Liana Dewi, menuturkan, ia mulai merintis usaha jamu ini sejak 2015 di Bandung. Kala itu, Liana pertama kali menjual produk jamunya via online di instagram dengan nama akun @jamusinok.
"Saya berbisnis jamu karena memang suka sejak kecil dan tentunya sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sekaligus juga saya ingin melestarikan tradisi minuman jamu di era digital saat ini," ujar Liana kepada Tribun Jabar, ditemui di Festival Kuliner Bandung Indah Plaza, Jalan Merdeka No 56, Kota Bandung, Rabu (10/7/2019) sore.
Liana menceritakan, tercetusnya ide merintis usaha Jamu Si Nok, berawal dari dirinya yang kerap memesan jamu di are komplek rumahnya, Margahayu Bandung.
"Berhubung si mbak jamunya tidak berjualan lagi di sana, akhirnya saya memutuskan membuat jamu sendiri. Awal-awal agak susah meracik beberapa varian jamu yang lain. Karena terus diriset dan bertanya sana-sini, akhirnya pada 2015 saya dan keluarga berhasil membuat aneka varian jamu sehat tersebut," kata Liana.
Setelah dirasa laku di pasaran online, Liana memutuskan untuk mengembangkan usaha jamunya memalui even bazar dan festival kuliner di Bandung.
"Alasan saya menggunakan kemasan botol kekinian agar menarik minat anak muda untuk meminum jamu, serta terasa lebih praktis saat dibawa kemana-mana," jelas Liana.
Liana dan keluarganya memproduksi delapan varian jamu tersebut sebanyak dua hingga tiga kali dalam seminggu.
"Sekali produksi jamu, kami bisa menghabiskan sebanyak 4 kg kunyit dan jahe. Proses pembuatannya juga masih tradisional, mulai dari mencuci bahan jamu dengan manual hingga memeras menggunakan kain khusus," tutur Liana.
Bagi anda yang ingin mencoba delapan varian Jamu Si Nok, bisa pesan di akun intagram @jamusinok atau kontak di 081809502020 (WA).
Saat ini, Jamu Si Nok menjajakan jamunya di Festival Kuliner Bandung Indah Plaza, Jalan Merdeka No 56, Kota Bandung, hingga 14 Juli 2019. (Sumber: https://jabar.tribunnews.com/2019/07/10/bisnis-ukm-jamu-si-nok-tawarkan-aneka-jamu-sehat-dalam-kemasan-kekinian?page=all). Redaksi JamuDigital.Com.