![]() |
Kepala Materia Medika Batu (MMB), UPT Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Husin Rayesh Mallaleng (Kedua dari Kanan) saat Kegiatan Eksplorasi Tanaman Obat di NTT. |
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. JamuDigital akan mempublikasikan serial pendapat para Apoteker Indonesia tentang saran-saran mengembangkan produk herbal Indonesia, agar ke depan potensi bahan alam Indonesia dapat masuk ke dalam sistem JKN untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Edisi kali ini, ditampilkan pendapat: Kepala Materia Medika Batu (MMB), Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, DR. Husin Rayesh Mallaleng, Apt, M.Kes., Alumni Farmasi UGM Angkatan 1981.
Menurutnya, perkemangan produk herbal Indonesia relatif cepat, misalnya Jamu dengan jumlah produk teregistrasi terus bertambah. Untuk OHT perkembangannya agak lambat. Sedangkan untuk Fitofarmaka ada kemajuan, namun terkendala masalah desain uji klinik yang mengacu pada standart internasional.
"Saya menyarankan untuk pengembangan produk herbal Indonesia agar dana alokasi APBN, APBD dipebesar untuk Litbang Jamu," papar Husin Rayesh Mallaleng mengharapkan.
Berita Terkait: Herba Indonesia Booming di Zaman Now
Kegiatan para Apoteker untuk mendukung produk herbal menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dapat melalui beragama kegiatan, yaitu: Mempromosikan, Menggunakan sendiri dan hasilnya dapat sebagai succes story.
Untuk mengembangkan produk Herbal Indonesia, maka perlu goodwill dari Presiden langsung. Dulu pernah dilakukan Kemenkes, kemudian kurang dilanjutkan.
Indonesia merupakan negara tropis dengan potensi tanaman yang secara turun temurun digunakan sebagai obat tradisional. Jamu, yang merupakan obat tradisional Indonesia, telah menjadi budaya masyarakat Indonesia sejak berabad silam sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan, menambah kebugaran, dan merawat kecantikan.
Tentang peluang Jamu, mempunyai peluang besar dengan adanya kekayaan keanekaragaman hayati. Indonesia dikenal secara luas sebagai mega center keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar ke-2 di dunia setelah Brazil, terdiri dari tumbuhan tropis dan biota laut.
Dari total sekitar 40.000 jenis tumbuh-tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia, 30.000-nya disinyalir berada di Indonesia. Jumlah tersebut mewakili 90% dari tanaman obat yang terdapat di wilayah Asia. Dari jumlah tersebut, 25% di antaranya atau sekitar 7.500 jenis sudah diketahui memiliki khasiat herbal atau tanaman obat.
Namun hanya 1.200 jenis tanaman yang sudah dimanfaatkan untuk bahan baku obat-obatan herbal atau jamu. Dari 30.000 jenis tumbuhan di wilayah Indonesia, sebanyak 7.000 di antaranya ditengarai memiliki khasiat sebagai obat. Sebanyak 2500 jenis di antaranya merupakan tanaman obat. Redaksi JamuDigital.Com