Rumput Laut untuk Bahan Kemasan, Riset BRIN dengan Evogaia Karya
Tanggal Posting : Jumat, 30 September 2022 | 09:36
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1266 Kali
Rumput Laut untuk Bahan Kemasan, Riset BRIN dengan Evogaia Karya
Perjanjian kerjasama ini untuk meriset biji plastik berbahan rumput laut, karena dunia sudah berubah. (Dok. BRIN)

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Pemanfaatan biodiversitas Indonesia, semakin luas- tidak hanya untuk bahan pangan, kosmetika, dan kini dikembangkan untuk kemasan yang ramah lingkungan.

Setelah setahun berjalan, kerja sama riset antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk (PRBB) dengan PT. Evogaia Karya Indonesia telah membuahkan hasil yang menggembirakan.

Kerja sama tentang penelitian dan pengembangan teknologi pembuatan produk kemasan ramah lingkungan berbasis pemanfaatan material rumput laut tersebut, sukses menghasilkan biji plastik berbasis rumput laut generasi pertama. Bahkan saat ini hasil penelitian tersebut sedang diproses patennya.

Atas keberhasilan itu, BRIN dan PT Evogaia Karya Indonesia sepakat melanjutkan kerja sama.

"Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang akan ditandatangani adalah PKS tahun kedua dengan target dapat menghasilkan biji plastik generasi kedua yang memang harus lebih baik, menghasilkan benefit yang baik pula sehingga efisien dengan biaya yang dikeluarkan," terang Peneliti dan Penanggungjawab Kerja Sama dari PRBB BRIN, Sukma Surya Kusumah.
Dia menjelaskan ini, pada saat penandatanganan kerja sama di Kawasan Sains Teknologi Soekarno, Cibinong, 13 September 2022.

Sukma Surya mengungkapkan bahwa riset yang dilakukan berdasarkan kebutuhan industri, bukan apa yang ada dalam pikiran peneliti dan berkembang sesuai dinamika di Evogaia selaku mitra kerja sama.

"Ke depan diperlukan edible plastic berdasarkan kebutuhan pasar. Rumput laut mahal maka target produk harus high value, sehingga sebanding dengan bahan baku," tutur Sukma seperti dikutip di laman web BRIN.

Sebagai informasi ruang lingkup PKS antara lain BRIN dan PT. Evogaia Karya Indonesia akan bekerjasama dalam optimasi komposisi bio-pellet plastik dan determinasi kemampuan terdegradasi dan terkompos dari bioplastik pellet berbasis rumput laut dan produk kemasan.

"Kita bekerja tidak hanya satu kelompok riset saja tetapi melibatkan kelompok riset yang lain sehingga menghasilkan produk yang diinginkan," tambah Sukma.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, Akbar Hanif Dawam A. menegaskan bahwa PKS yang akan dilanjutkan kembali adalah pembaharuan sekaligus menguatkan kerja sama sebelumnya yang terjalin sejak tahun 2021.

"Karena merupakan perpanjangan PKS, diharapkan akan menghasilkan produk riset yang semakin diterima masyarakat dan mendorong semua pihak dapat bekerja lebih cepat," tegasnya.

"Kami concern bahwa industri membutuhkan kecepatan karena bagi industri "time is money", sementara riset butuh waktu. Untuk itulah maka riset dan industri harus mempunyai frekuensi yang sama. Sehingga riset dapat dimanfaatkan industri dalam hal ini PT. Evogaia Karya Indonesia sebagai mitra kerja sama kami," sambung Dawam.

Dawam mengatakan bahwa salah satu hasil produksi yang utama diharapkan PKS adalah biji plastik berbahan rumput laut, karena dunia sudah berubah.

"Era lama biji plastik dari minyak bumi lambat laun ditinggalkan karena minyak bumi semakin lama makin habis," bebernya.

Dawam menyatakan pula nilai strategis PKS yakni issue masa depan tentang sustainability environment dan sustainability of earth. "Pak David selaku direktur pihak Evogaia mempunyai visi membuat hidup lebih baik dan ingin menciptakan lingkungan lebih bersih.

Sehingga salah satu yang dapat diikhtiarkan adalah plastik yang bisa terdegradasi secara alamiah atau renewable plastic/bio degradable plastic," Dawan menambahkan.

"Tantangan selanjutnya adalah menghasilkan produk-produk biji plastik turunan yang high value. Karena kita tahu produk agar tak murah. Jadi tantangan juga untuk Pak Sukma sebagai Koordinator Kerja Sama," tambah Dawam.

Dawam membandingkan Thailand sebagai negara tetangga yang telah lebih maju dalam industri bahan baku biji plastiknya. "Harusnya kita lebih maju dari Thailand, karena kekayaan alam lebih banyak, baik hutan dan begitu pula lautnya," katanya.

"Ke depan kita mengejar target menguatkan peran BRIN di masyarakat yakni BRIN sebagai mitra kolaborator industri, enabler, sehingga menjadi pemicu tumbuhnya industri-industri baru di sekitar kita, basisnya teknologi dan pemanfaatan bio-diversity," harap Dawam mengakhiri sambutan.

Sementara itu, David Christian selaku Direktur Utama PT. Evogaia Karya Indonesia sangat mengapresiasi kerja sama pihak industri dengan BRIN.

"Semoga dari kerja sama ini dapat menghasilkan biji plastik tak hanya konvensional tapi dapat menembus market internasional. Mudah-mudahan kita dapat bekerjasama lebih lanjut dengan BRIN. Sehingga dapat menghasilkan inovasi dari kerja sama riset yang dilakukan," tutupnya. (Sumber Berita: https://www.unair.ac.id/2022/09/23/paradigma-baru-patogenesis-lambung-peran-penting-mikrobiota-lambung/ ).


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: