![]() |
Taswan Wimalaputra (paling kiri) di Kantor Pemasaran PT. Dami Sariwana, Tangerang. |
JamuDigital.Com. Strategi riset produk untuk menentukan varian produk herbal adalah bagian dari manajemen strategi pengembangan produk, agar produk herbal yang dipasarkan dapat diserap dan menjadi pilihan konsumen.
Riset produk herbal yang tepat akan menghasilkan strategi jitu di dalam pemilihan varian produk yang akan dipasarkan.
Menurut Taswan Wimalaputra, Marketing and Sales Manager PT. Dami Sariwana bahwa pemilihan produk yang dipasarkannya berdasarkan riset terhadap kebutuhan masyarakat. Seperti produk obat herbal Menses yang berkhasiat untuk membantu melancarkan haid dan meredakan rasa nyeri pada saat haid.
"Berdasarkan riset, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi/haid seperti di Amerika ada lebih 60%, di Swedia ada lebih 72%, dan di Indonesia ada lebih 55% perempuan yang mengalami nyeri menstruasi/haid," ujar Taswan Wimalaputra kepada Redaksi JamuDigital.Com, Selasa, 8 Januari 2019, mengutip pendapat Proverawati dan Misaroh tahun 2009.
Dan di Indonesia, lanjut Taswan Wimalaputra, perempuan yang sudah mengalami haid rata-rata pada usia 13-14 tahun yaitu 37,5%, hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, serta 62,7% dari wanita Indonesia mengalami nyeri yang mengganggu pada saat menstruasi dan menjadi kendala bagi wanita dalam beraktivitas.
Terlambat mesntruasi disebabkan oleh antara lain: Kehamilan, Stress, Merokok, Obesitas, Berat badan menurun, Efek samping kontrasepsi hormonal.
Sedangkan alasan Dami Sariwana memilih memproduksi obat herbal Negatal yang berkhasiat membantu meringankan gatal-gatal pada kulit, karena penyakit kulit (scabies) atau gatal-gatal di Indonesia pada tahun 2011, penderita scabies sebesar 2,9% dari jumlah penduduk sebesar 238.452.952 jiwa. Pada tahun 2012 meningkat, diperkirakan sebesar 3,6% dari jumlah penduduk (Depkes RI., 2012).
Berdasarkan data dari JIMKESMAS 2017, bahwa penyakit kulit infeksi selalu masuk dalam data 20 besar penyakit di Indonesia. Serta penyakit kulit menjadi peringkat ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit se Indonesia (KEMENKES 2010).
"Prospek obat herbal tahun 2019 dan tahun-tahun selanjutnya tetap akan terus bertumbuh, karena dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia dan dunia, maka kebutuhan akan produk obat herbal untuk kesehatan tentu akan meningkat. Sebab sehat itu adalah asset yang sangat berharga," Taswan Wimalaputra menambahkan.
Dia menghimbau kepada masyarakat luas, agar selalu menggunakan produk obat herbal asli Indonesia yang bahan bakunya juga dari Indonesia, karena produk obat herbal buatan Indonesia tidak kalah dengan produk-produk herbal dari luar negeri, baik dari segi teknologi proses produksi, maupun dari sisi khasiatnya.
"Menggunakan produk obat herbal asli Indonesia berarti turut mendukung dan membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia, terutama perekonomian para petani tanaman obat," harap Taswan Wimalaputra.
Sekilas Dami Sariwana
Sejarah perjalanan Dami Sariwana berkontribusi dalam menyehatkan masyarakat, telah melalui perjuangan yang ketat dalam memproduksi obat herbal/Jamu.
Banyak kendala yang berhasil dilalui untuk menghasilkan Obat Herbal/Jamu yang teruji kualitasnya, dan diterima luas oleh masyarakat.
Dami Sariwana didirikan pada 17 Januari 1989 di Kota Semarang, Jawa Tengah. Untuk menjangkau pemasaran produk obat herbal secara nasional dan internasional, Dami Sariwana diakuisisi oleh Yayan dan Monica Arista pada 15 September 2016.
Tahun 2017, pabrik dan kantor marketing and sales dipindahkan ke kota Tangerang Selatan, Banten dengan menempati areal yang lebih luas.
Seiring dengan perkembangan bisnis online, turut membantu semakin dikenalnya produk obat herbal Dami Sariwana.
Menyongsong era Industri 4.0, Dami Sariwana mempersiapkan diri dengan merevitalisasi mesin-mesin produksi dan fasilitas-fasilitas produksi yang lebih canggih dan membangun situs ecommerce Dami Sariwana.
Bulan Desember 2018, diluncurkan ecommerce untuk penjualan poduk. Pada 2019 ini, dimulai era baru dengan promosi iklan di TV Nasional agar produk-produk obat herbal Dami Sariwana semakin dikenal luas masyarakat Indonesia dan Internasional.
Hingga kini, Dami Sariwana memiliki distributor yang handal untuk mendistribusikan dan memasarkan di seluruh Indonesia, dan diekspor ke beberapa negara: Malaysia, Singapura, Nigeria dan Rusia. Pasar di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara lainnya sedang dalam penjajajagan.
Dengan visi perusahaan: Menjadi Perusahaan Obat Herbal, Kosmetik, Makanan dan Minuman Herbal yang Berkualitas, Aman dan Bermanfaat bagi Masyarakat Indonesia dan Internasional, semoga produk obat Herbal/Jamu Indonesia makin mendunia. Redaksi JamuDigital.Com.