![]() |
Kegiatan produsen obat tradisional, PT Irawan Djaja Agung mengikuti pameran di BSD City, Tangerang, Oktober 2018. |
JamuDigital.Com. Banyak produsen obat tradisional Indonesia yang usianya sudah mendekati satu abad dan bahkan lebih dari satu abad. Keberadaan obat tradisional memang telah menjadi bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia.
Salah satu- produsen obat tradisional yang memiliki sejarah panjang adalah PT. Irawan Djaja Agung (IDA). Bermula sejak Ie Kim Tie mendirikan toko obat di Surabaya dengan nama ‘Chemicilien Handel Ie Kim Tie’ pada 19 September 1929. Sejak saat itu, IDA memproduksi berbagai produk dan menemani keluarga Indonesia dari generasi ke generasi.
Kemudian pada 1970, secara resmi pabrik farmasi IDA berdiri menggantikan ‘Chemicilien Handel Ie Kim Tie’ sebagai produsen berbagai macam obat, makanan dan minuman. Sementara ‘Chemicilien Handel Ie Kim Tie’ sendiri manjadi penyalur tunggalnya.
Saat ini, IDA memiliki 26 produk yang terdiri dari produk kesehatan dan produk bahan pembuat makanan.
Menurut Intan Setya P., Internasional Business Development Manager PT Irwan Djaja Agung, produk IDA di antaranya: Puyer Cap 19, Obat Kurap, Salas 19, Minyak Kayu Putih Cap 19, Bedak Talk, Bedak Salicyl, Balsem Gosok, Minyak Gosok, Babylon, Minyak Kayu Putih, dan Minyak Gondopuro, urainya saat ditemui Redaksi JamuDigital.Com disela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang pada 24-28 Oktober 2018, yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 24 Oktober 2018.
IDA berdiri sebagai bentuk penyesuaian terhadap regulasi pemerintah saat itu. IDA memproduksi obat, makanan dan minuman, sedangkan ‘Chemicilien Handel Ie Kim Tie’ berubah menjadi penyalur utama untuk produk IDA.
Keberhasil IDA mengembangkan bisnis menjadi lebih besar, sehingga harus memindahkan seluruh pabrik ke Sidoarjo. Redaksi JamuDigital.Com