Potensi Seduhan Daun Katuk, Turunkan Angka Antropometri pada Wanita Obesitas
Tanggal Posting : Rabu, 22 November 2023 | 09:54
Liputan : Redaksi JamuDigital.com - Dibaca : 503 Kali
Potensi Seduhan Daun Katuk, Turunkan Angka Antropometri pada Wanita Obesitas
Kandungan flavonoid dalam daun katuk dapat menurunkan bobot badan.

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Obesitas adalah keadaan yang memperlihatkan ketidakseimbangan tinggi badan dibandingkan dengan berat badan. Kondisi itu disebabkan karena penumpukan lemak sehingga terjadi proporsi tubuh melebihi ukuran ideal.

Tatalaksana obesitas dapat dilakukan secara farmakologi dengan mengomsumsi obat penurun berat badan dan seduhan daun katuk. WHO mengemukakan bahwa lebih dari 1,9 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih dan dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta dinyatakan obesitas.

Sudikno (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

Dikutip dari website Universitas Airlangga, hasil Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa persentase obesitas usia ≥18 tahun lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria. Wanita lebih berisiko mengalami obesitas sebesar 3,43 kali dibandingkan dengan pria.

Prevalensi obesitas lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki, karena wanita juga lebih banyak yang mengalami obesitas sentral. Sejalan dengan studi Du et al (dalam Septiyanti dan Seniwati, 2020) bahwa pada umumnya wanita memiliki lemak tubuh yang lebih besar dibandingkan laki-laki.

Selain itu, wanita juga menunjukkan akumulasi jaringan adipose preferensial di daerah gluteofemoral. Sementara pada laki-laki lebih rentan terhadap penumpukan lemak di daerah perut, yang dikenal dengan obesitas sentral.

Metode Penelitian

Penelitian seduhan daun katuk berpotensi mennurunkan angka antropometri ini dilakukan oleh mahasiswa D4 Pengobat Tradisional. Lokasi penelitian ada di wilayah Surabaya, waktu penelitian dilakukan selama 28 hari.

Responden berjumlah 24 yaitu 12 responden untuk kelompok perlakuan dan 12 responden untuk kelompok kontrol pada bulan Juni-Juli 2023. Penelitian ini menggunakan metode quasy experimental dengan rancangan pretest posttest non-equivalent control group design dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling.

Penelitian dilakukan kepada wanita penderita obesitas dan kelebihan berat badan berusia 18-25 tahun yang bertempat tinggal di Surabaya. Adapun penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh seduhan daun katuk terhadap penurunan ukuran antropometri.

Adapun ukuran antropometri meliputi berat badan, indeks massa tubuh, lingkar lengan atas, dan waist circumference pada wanita penderita obesitas.

Responden pada kelompok pelakuan diberikan seduhan teh daun katuk 4 gram dengan 200 ml air hangat yang diminum setiap hari saat pagi setelah sarapan selama 28 hari sedangkan pada kelompok kontrol diberikan air putih.

Hasil Penelitian

Setelah mengonsumsi seduhan daun katuk selama 28 hari, terdapat penurunan rata-rata berat badan responden pada kelompok perlakuan sebesar 0.7 kg. Rata-rata indeks massa tubuh menurun sebesar 0.2 kg/m², rata-rata lingkar lengan atas menurun sebesar 2 cm, dan rata-rata lingkar pinggang menurun sebesar 1.7 cm.

Turunnya akumulasi lemak oleh katuk diduga disebabkan oleh zat aktif yang ada dalam daun katuk. Daun katuk mengandung flavonoid, saponin, dan tannin. Diketahui tannin secara umum mengganggu berbagai aspek dalam proses pencernaan.

Sementara itu, saponin meningkatkan permeabilitas sel mukosa usus halus yang menyebabkan penghambatan transpor aktif zat gizi. Ada pula kesempatan pengambilan zat gizi oleh saluran pencernaan menjadi terhambat.

Selain itu, tannin dan saponin cenderung menurunkan nafsu makan yang juga memberikan kontribusi kepada penurunan bobot badan (Patonah dkk., 2017).

Kandungan flavonoid dalam daun katuk dapat menurunkan bobot badan (Yu et al., 2006), melalui mekanisme kerja menurunkan intake makanan, menurunkan akumulasi lipid di hati (Shukor et al., 2015).

Salah satu senyawa baru yang diisolasi, dikenal sebagai 3-O-𝛽-D-glucosyl-(1-6)-𝛽-D-glucosyl-kaempferol (GGK), dilaporkan berpotensi tinggi sebagai agen antiobesitas (Yu et al., 2006). Berdasarkan pernyataan responden, setelah mengonsumsi seduhan daun katuk responden merasakan tidak mudah lapar saat siang hari.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yu et al. pada tahun 2006, bahwa GGK dapat memengaruhi perilaku makan dan dengan demikian, dapat digunakan dalam terapi obesitas untuk mengontrol nafsu makan dan berat badan. Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: