Produk Jamu Indonesia perlu terus didorong untuk meningkatkan potensi pasar ekspor karena pasar dunia produk biofarmaka sangat besar. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Data WHO menyebutkan sekitar 80% penduduk dunia, terutama di negara berkembang, menggunakan obat berbasis herbal sebagai upaya menjaga kesehatan.
Indonesia yang merupakan negara nomor dua di dunia, dalam kekayaan keaneka ragaman hayati, hanya menduduki urutan ke-19 dalam hal ekspor produk biofarmaka.
Untuk itu, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik (OTSKK) BPOM (Deputi 2), Mohamad Kashuri mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor jamu Indonesia.
Saat ini, ekspor Jamu masih belum sesuai yang diharapkan. Indonesia masih menempati urutan ke-19 negara pengekspor biofarmaka di dunia dengan pangsa pasar sebesar 0.61%. Pemasok biofarmaka dunia masih didominasi oleh negara India (33,46%), Republik Rakyat Tiongkok (27,54%), dan Belanda (6,05%).
Hal diatas, disampaikan Deputi 2 Badan POM, Mohamad Kashuri pada saat memberikan sambutannya pada Talkshow dan Webinar The Next Level: Jamu Export Orientation for The Economic Growth, Kamis, 30 Mei 2024- seperti dikutip di laman web BPOM.
Tentunya hal utama yang harus dilakukan pelaku usaha adalah dengan meningkatkan mutu/kualitas produknya terlebih dahulu. Kualitas produk harus ditingkatkan untuk menjaga citra baik jamu Indonesia dan meningkatkan daya saingnya, Kashuri menambahkan.
"Kemudian juga membuat kemasan produk yang menarik, melakukan terobosan produk jamu kekinian, serta melihat peluang dan memahami regulasi negara tujuan ekspor, membangun koneksi atau akses pasar yang baik di negara luar," lanjutnya.
Dia mengatakan bahwa peluang untuk menjadikan jamu sebagai komoditi ekspor sangatlah besar. WHO menyatakan sekitar 80% penduduk dunia, terutama di negara berkembang, menggunakan obat berbasis herbal sebagai upaya menjaga kesehatan."
- Berita Terkait: Paradigma Jamu Berbasis Teknologi dan Kearifan Lokal di Era Digital
- Berita Terkait: Pekan Jamu Badan POM 2024: NOSTEO dan NOKILIR Mendapat Apresiasi Berbagai Pihak
- Berita Terkait: Penggunaan Fitofarmaka di Pelayanan Kesehatan Terus Didorong oleh Kemenkes
Sinergi Para Stakeholders
Dihadiri pelaku usaha industri serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) obat bahan alam (OBA) di wilayah Jabodetabek secara luring. Sedangkan pelaku UMKM OBA di seluruh Indonesia juga ikut hadir secara online sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan ekspor jamu yang menjadi topik perbincangan pada hari ini.
Ekspor jamu menjadi langkah yang saat ini terus didorong oleh pemerintah kepada para pelaku usaha industri dan pelaku UMKM OBA, terutama untuk meningkatkan permodalan serta membuka akses pasar ke luar negeri.
Dalam pembahasan hari ini dilakukan juga sharing session dari para UMKM OBA yang telah berhasil melakukan ekspor produknya ke beberapa negara, seperti Nigeria, Yaman, Uganda, Kenya, Somalia, Turki, Sri Lanka, Korea Selatan, dan Malaysia.
BPOM juga menggandeng sekolah eskpor sebagai narasumber. Hadir sebagai pembicara mewakili sekolah ekspor, Agus S.J yang menerangkan mengenai tips dan trik OBA agar dapat menembus pasar global.
"Riset dan perancangan strategi produk yang akan diekspor merupakan hal yang utama untuk mengetahui potensi yang dimiliki, jika ingin berjibaku di pasar global," jelasnya.
Agus menambahkan bahwa produk OBA dapat sangat bervariatif. Hal ini ditentukan oleh riset berupa hasil jawaban yang diinginkan oleh konsumen. Selain itu, yang perlu dicermati pelaku usaha adalah perkembangan teknologi yang juga memiliki peran besar dalam memajukan ekspor OBA, yaitu dengan digital branding dan marketing.
Tidak berhenti di situ, acara ini dilanjutkan dengan pemaparan success story peluang potensi ekspor produk UMKM OBA dari pelaku usaha yang telah mampu menembus pasar global.
Juga terkait pemenuhan penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dalam perkuatan daya saing produk OBA yang aman dan bermutu serta mendunia.
Informasi yang diperoleh melalui kegiatan talkshow dan webinar ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UMKM.
Kedepannya diharapkan dapat berimbas pada peningkatan ekspor jamu Indonesia yang diproduksi oleh UMKM, sehingga Jamu Indonesia dapat dikenal luas di pasar global, yang tentunya akan membantu meningkatkan ekonomi bangsa. Redaksi JamuDigital.Com