![]() |
Salah satu pedagang bahan baku jamu di Pasar Jamu Nguter, mengaku bahwa saat momen Lebaran ini pembeli bahan baku jamu di tokonya mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Dalam momen Lebaran 2024, pedagang bahan baku jamu di Pasar Jamu Nguter Sukoharjo mendapat banyak pesanan dari pelanggan perantauan.
Tutik, salah satu pedagang bahan baku jamu di Pasar Jamu Nguter, mengaku bahwa saat momen Lebaran ini pembeli bahan baku jamu di tokonya mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa.
Pembeli itu kebanyakan bukan pemudik yang kebetulan singgah atau pembeli baru, tetapi pelanggan tetap yang sudah sejak lama membeli bahan baku jamu ke Tutik.
"Kalau di sini, para penjual jamu itu rata-rata punya pelanggan sendiri-sendiri. Dan pelanggan tetapnya itu kebanyakan perantau dari Sukoharjo dan sekitar yang berjualan jamu di tempat perantauannya. Lebaran mereka mudik sekalian belanja bahan baku," kata Tutik pada Sabtu, 13 April 2024.
Tutik menjelaskan bahwa bahan baku yang bayak laku seperti sambiloto, kayu secang, jahe, kencur, kunir, temulawak, serta botol jamu gendong. Sementara untuk bahan tambahan yang banyak laku seperti adas dawung, pekak, mesoi, manis jangan, serta kapulaga. "Itu semacam penyebab rasa untuk jamu," jelas Tutik.
- Berita Terkait: Wawancara Khusus Ketum PDPOTJI: Potensi Obat Herbal untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
- Berita Terkait: Ketua Umum PDPOTJI: Kemenkes Perlu Mendorong Formularium Fitofarmaka Segera Masuk JKN
- Berita Terkait: Inggrid Tania Presentasikan Herbal Medik di PIT dan Mukernas PDUI
Dikutip dari Solopos.com, Tutik menjual berbagai bahan baku itu dalam kemasan. Untuk harganya mulai dari Rp7.500 hingga Rp25.000 per setengah kilogram. Untuk pelanggannya sendiri, kebanyakan warga Sukoharjo dan sekitarnya yang merantau ke Jawa Timur, seperti Gresik, Banyuwangi, dan sebagainya.
Ia juga bercerita bahwa penjualan bahan baku jamu yang dirasakannya paling tinggi saat pandemi Covid-19 yang melanda beberapa tahun lalu. Setelah itu, penjualan agak berkurang. Dan saat Lebaran ini cukup membaik.
"Saat Covid itu banyak sekali yang mencari jamu. Namun setelah itu berkurang. Dan ini momen Lebaran alhamdulillah, lumayan laris," kata Tutik.
Ia tidak menyebutkan angka pasti keuntungannya selama momen Lebaran. Ia hanya menyebut per harinya setelah Lebaran berbagai bahan baku mampu terjual sebanyak 5 kg hingga 10 kg.
"Kalau hari biasa belum tentu laku dalam sehari. Kadang-kadang satu hari yang beli, dua hari enggak ada yang beli. Itu pun momen tertentu seperti ada yang lahiran," ungkap dia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pedagang bahan baku jamu lainnya, Melina. Ia mengaku pelanggannya merupakan kaum perantau berbagai daerah seperti Tangerang, Semarang, hingga Ambon.
"Lumayan untuk momen Lebaran ini. Yang banyak terjual itu empon-empon," kata Melina. Ia kemudian menjelaskan apa saja yang dimaksud dengan empon-empon itu seperti jahe, kencur, kunir, temulawak, serta kunci.
Sementara itu, salah satu pembeli di Pasar Jamu Nguter, Mulyono, mengaku bahwa ia membeli bahan baku jamu di pasar itu karena istrinya merupakan pedagang jamu gendong di Rembang.
Mulyono merupakan warga asli Jumapolo, Karanganyar. Namun sudah sejak lama merantau ke Rembang. Sementara istrinya sudah hampir 20 tahun berjualan jamu gendong di Rembang. Ia juga bercerita bahwa lebih sering membeli bahan baku jamu di Sukoharjo dibandingkan di Rembang. Sebab menurut dia harganya jauh lebih terjangkau.
"Kami sering balik kampung, jadi pas balik kampung itu sekalian belanja bahan. Lumayan perbedaan harganya. Misal temulawak di sini per kilogramnya sekitar Rp10.000 sementara di Rembang kalau tidak salah sekitar Rp12.000," kata dia. Redaksi JamuDigital.Com