![]() |
Lis Nurrani, S.Hut, M.Sc, Peneliti Muda Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado meneliti tumbuhan Leilem. Foto: www.forda-mof.org. |
JamuDigital.Com-PIONER MEDIA ONLINE & MARKET PLACE JAMU INDONESIA. Leilem (Clerodendrum minahassae Teijsm et Binn) merupakan tanaman endemik Sulawesi Utara yang bermanfaat dalam menyediakan nutrisi penting yang cukup untuk meningkatkan imun tubuh pengkonsumsinya, berpotensi sebagai suplemen makanan, dan juga potensial sebagai antioksidan alami.
Leilem (Clerodendrum minahassae) dapat ditemukan dan tumbuh dengan baik di lokasi penelitian yang berada dalam variasi ketinggian 1 - 1,324 mdpl, yaitu Tomohon (700 - 800 mdpl) dan Kauditan (0 - 240 mdpl). Leilem merupakan salah satu tanaman endemik lokal yang masuk dalam Genus Clerodendrum.
Dimana genus ini telah dimanfaatkan secara luas untuk mengobati berbagai macam penyakit melalui pengobatan tradisional oleh masyarakat adat di seluruh dunia. Oleh karenanya banyak ilmuwan di dunia mengerahkan perhatian khusus untuk mengeksplor pemanfaatan, mengidentifikasi kandungan senyawa yang dimiliki serta aktivitas biologi dari genus ini.
Bagi masyarakat Sulawesi Utara, leilem sangat bermanfaat sebagai bahan pangan, penyedia obat tradisional serta dimanfaatkan pula sebagai tanaman hias, pagar hidup dan pembatas disekitar pekarangan rumah.
Leilem dimanfaatkan sebagai bahan pelengkap masakan tradisional yang berbahan dasar daging seperti babi, ayam, ikan, tikus hutan dan daging hasil buruan lainnya. Masakan tradisional tersebut sering disebut "ba leilem, ayam leilem" dan lain sebagainya tergantung bahan utamanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Lis Nurrani, S.Hut, M.Sc, Peneliti Muda Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado terdiri dari 2 elemen kunci, yaitu memperkirakan nilai manfaat leilem berdasarkan pada pola pemanfaatan yang telah dilakukan oleh masyarakat, dan mengidentifikasi prospek keanekaragaman hayati tanaman ini dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Berdasarkan hasil analisis pada 100 gram sampel daun leilem terdapat 389,23 mg Vitamin C, 435,97 mg Vitamin E, dan 32,89 mg kalsium dengan kandungan kalori 349,22 kkal. Identifikasi nutrisi yang terkandung oleh daun leilem menambah nilai manfaat dari spesies ini, tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka," ungkap Lis.
Temuan ini dapat digunakan untuk meyakinkan masyarakat agar tetap konsisten dalam mengkonsumsi tanaman bergizi ini. Ini juga akan merangsang orang lain untuk tertarik mengonsumsi spesies lokal ini yang nutrisinya tidak kalah dengan sayuran komersial dengan harga lebih terjangkau. Selama ini daun leilem dipetik liar dari kebun-kebun masyarakat dan ada juga yang telah diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional dan beberapa pasar modern yang ada di Sulawesi Utara dengan harga yang relatif terjangkau.
"Beberapa alasan yang diungkapkan masyarakat mengenai preferensi mereka mencampurkan daun leilem pada daging adalah untuk membangkitkan rasa gurih pada masakan daging, membuat daging lebih empuk, menghilangkan bau amis pada daging/ikan dan juga membuat masakan terasa lebih lezat dan sehat," tambah Lis.
Hal ini menunjukkan bahwa daun leilem mengandung nutrisi yang memiliki fungsi yang sama seperti yang dimiliki oleh Lemon dan Nanas. Dilihat dari kesukaannya, masyarakat Minahasa sering memasak daun leilem sebagai bumbu dan rempah-rempah dengan daging, karena daunnya memiliki potensi mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh konsumsi daging merah seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, sebagian masyarakat adat juga memanfaatkannya sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa penyakit gangguan pencernaan seperti cacingan, maag, sariawan, mangi pada balita, sakit perut dan juga digunakan untuk mengobati hewan peliharaan yang mengalami gangguan pencernaan.
"Beberapa rekomendasi kebijakan dari penelitian ini adalah membumikan leilem sebagai kuliner khas Sulawesi Utara melalui kreasi masakan, khususnya masakan halal; serta mendorong budidaya tanaman leilem dan mengedukasi masyarakat terkait nilai manfaat daun leilem, dimana kehadiran senyawa fenolik, kandungan vitamin C yang tinggi dan vitamin E merupakan indikator kuat bahwa daun leilem potensial dijadikan sebagai antioksidan alami, dapat mengurangi resiko penyakit jantung coroner dan kanker", tutur Kepala BP2LHK Manado, Ir. Dodi Garnadi, M.Si. (Sumber berita: https://manado.litbang.menlhk.go.id/index.php/homepage/berita-utama/73-potensi-leilem-pangan-unggulan-bernutrisi). Redaksi JamuDigital.Com.