Kabar dari Madinah: Hati Bergetar Ziarah ke Makam Rasulullah, Sujud Pertama di Masjid Nabawi
Tanggal Posting : Selasa, 29 Agustus 2023 | 08:45
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1849 Kali
Kabar dari Madinah: Hati Bergetar Ziarah ke Makam Rasulullah, Sujud Pertama di Masjid Nabawi
Founder JamuDigital, Karyanto saat mengikuti talaqi Surah Al Mulk dibimbing Sjech Namatullah di Masjid Nabawi Madinah (2016).

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. "Assalamu alaika ya Rasulullah, Assalamu alaika ya Nabiyallah....."  Tatkala mengucap salam ini....mulut saya tercekat, hati dan jantung saya bergetar, kaki saya terasa lunglai untuk melangkah, derai air mata saya mengucur, inilah saat kala kali pertama- saya beziarah di makam Rasulullah Muhammad SAW bersama ribuan jamaah haji lainnya.

Abu Hurairah Radhiallahu anhu meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: "Tidak seorang pun yang memberikan salam kepadaku, melainkan Allah akan kembalikan ruhku padaku, agar aku dapat membalas salamnya."

Ya Allah......Rasululllah Muhammad SAW menjawab salam kami- yang pada saat itu kami umat muslim dari berbagai negara penuh rindu dapat berziarah ke makam Rasulullah SAW! Allahu Akhbar....!

Itu peristiwa yang saya alami pada hari Ahad, 21 Agustus 2016- ba’da sholat Isyak berjemaah di Masjid Nabawi- Madinah. Saya berada di Madinah pada kurun waktu 21-29 Agustus 2016.

Semoga artikel ini menjadi jejak rindu kita semua untuk selalu melafalkan sholawat dan salam kita kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kelak kita mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW, 

Saya dan Istri Di Pelataran Masjid Nabawi

Keterangan Foto: Saya dan Istri di halaman Masjid Nabawi Madinah (2016)

Sebanyak 4 kali saya ziarah ke makam Rasulullah SAW dalam periode tersebut: 1. Ahad, 21 Agustus 2016 ba’da sholat Isyak, 2. Senin, 22 Agustus 2016 ba’da sholat subuh, 3. Jumat, 25 Agustus 2026, ba’da sholat subuh, 4. Sabtu, 26 Agustus 2016, tengah malam ba’da sholat Tahajud.

Lokasi makam Rasulullah SAW ini- berada di area Masjid Nabawi, Madinah. Makam Rasulullah SAW dulunya tidak berada di dalam masjid, namun ada di dalam rumah Aisyah. Makamnya berupa gundukan tanah setinggi dua jengkal. Saat Nabi Muhammad SAW meninggal, beliau dikuburkan di dalam kamar dimana Rasulullah wafat di dalam rumah Aisyah.

Dahulu rumah Nabi Muhammad SAW dan Siti Aisyah terletak di luar kompleks Masjid Nabawi. Namun karena perluasan area masjid, kini rumah tersebut berada di dalam kawasan Masjid Nabawi.

Makam yang berada di samping Rasulullah SAW adalah makam kedua sahabatnya, yaitu Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab. Dari luar masjid, makam Rasulullah SAW mudah dikenali yaitu dibawah Green Dome: kubah warna hijau yang terletak di area masjid Nabawi, dibawah kubah hjau tersebut teletak makam Nabi Muhammad SAW.

Bersama Jemaah Haji di Masjid Nabawi

Keterangan Foto: Saya bersama rekan satu kamar jemaah Haji dari Depok Jawa Barat (2016) di halaman Masjid Nabawi Mekah dan di lantai atas Masjid Nabawi.

Pertama Kali Sholat di Masjid Nabawi dan Ziarah ke Makam Rasulullah

Tatkala kita membahas Sejarah Islam, maka tidak dapat dipisahkan untuk membahas Tanah Suci Mekah Mukarramah dan Madinah Munawwarah. Tanah suci yang selalu dirindukan umat muslim dunia untuk dikunjungi.

Jika di Mekah sebagai sentral kegiatan berada di sekitar Ka’bah, maka di Madinah pusat kegiatan berada di Masjid Nabawi.

Madinah sering disebut sebagai Madinat al Rasul (Kota Rasul). Di Masjid Nabawi- Madinah ada dua tempat istimewa yaitu Taman Raudhah dan makam Rasulullah Muhammad SAW. Apakah keistimewaan dua tempat tesebut bagi umat muslim..?

Sabtu pagi, 21 Agustus 2016 pukul 06.30 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta- pesawat Saudi Arabian Airilnes SV5607- mengantar saya bersama rombongan haji dari Depok Jawa Barat (Kloter 31, sebanyak 450 jemaah Haji)- menuju Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah.

Alhamdulillah di pesawat Boeing ’super jumbo’ double deck ini, saya diberi tempat duduk di lantai atas, ini pertama kalinya, saya naik pesawat di lantai atas, bagian depan. Ada sekitar 40 orang yang berada di lantai atas.

Ditempuh dengan penerbangan nonstop selama 9 jam. Beda waktu Madinah dengan Jakarta adalah 4 jam. Jika di Jakarta jam 17.00 WIB sore hari, maka di Madinah baru pukul 11.00 Waktu Madinah.

Pesawat Saudi Arabian Airlines SV5607- mendarat pada Minggu, 12.30 Waktu Madinah. Begitu mendarat di bandara King Abdul Azis- gejolak hati sudah terasa, kerinduan yang sangat untuk menuju masjid Nabawi dan ziarahah ke makam Rasulullah SAW.

Saya di Pelataran Masjid Nabawi

Keterangan FOTO: Suasana Masjid Nabawi usai sholat 5 waktu.

Pemeriksaan imigrasi berjalan lancar- petugas haji di bandara Madinah dengan cepat memeriksa dokumen, sehingga tidak ada antrian, dan kami bergegas masuk bus untuk menuju Anwar Al Madinah Movenpick Hotel- Hotel Bintang 4/5 yang berlokasi di Central Zone P.O. Box 41340, Area Pusat, Medina, Arab Saudi, 99999.

Hotel ini berlokasi di samping pintu 15 Masjid Nabawi. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk ke masjid- arahnya di depan masjid Nabawi. Di sekitar hotel banyak penjual souvenir, kurma dan anek oleh-oleh.

Check in di Hotel sudah menunjukkan waktu akhir azhar sehingga kami (berlima dalam satu kamar) segera mandi, kemudian sholat Jamak Qasar Azhar dan Dhuhur di kamar hotel. Teman-teman meminta saya yang menjadi imam. Alhamdulillah- ini sholat pertama di Madinah dan saya jadi imam.

Berjalan kaki dari Anwar Al Madinah Movenpick Hotel menuju Masjid Nabawi (0,7 km), Masjid Quba (0,6 km), dan Jannatul Baqi (1,4 km). Inilah beberapa tempat menarik dan populer yang dapat dicapai dengan mudah dari Movenpick Hotel.

Masjid Quba Madinah

Keterangan Foto: Saya dan Istri di depan Masjid Quba Madinah, masjid pertama kali yang dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah. 

Selesai sholat kami segera bergegas ke Masjid Nabawi- jalan dari hotel sekitar 10-15 menit saja. Kami semua jamaah haji dari Depok- sangat bersemangat untuk memasuki Masjid Nabawi untuk yang pertama kalinya.

Sholat magrib berjamaah di Masjid Nabawi hari Minggu, pada 21 Agustus 2016 adalah sholat jamaah saya yang pertama di masjid yang dibangun Rasulullah dengan ketaqwaan ini. Sepanjang imam melantunkan ayat-ayat suci Al Quran selama sholat magrib, hati-jantung saya berdetak kencang- air mata menetes membayangkan pada lebih dari 1.400 tahun yang lalu, Rasulullah memimpin sholat, memimpin dakwah di masjid Nabawi ini- yang sekarang saya pijak - saya jadikan tempat bersujud.

Alhamdulillah ya Allah- hamba diberikan kesempatan menunaikan ibadah haji pada saat usia 55 Tahun-usia saya menjelang pensiun untuk beberapa bulan ke depan. Saya menjalankan ibadah haji Tahun Haji 2016, periode 19 Agustus 2016 hingga 29 September 2016.

Lantai Atas Masjid Nabawi

Keterangan Foto: Saya di depan salah satu pintu Masjid Nabawi dan lantai atas Masjid Nabawi- tampak begitu indah.

Keutamaan Masjid Nawabi yang Dirindukan Umat Muslim Dunia

Dikutip dari Buku "Sejarah Masjid Nabawi", karangan DR. Muhammad Ilyas Abdul Ghani disebutkan bahwa Keutamaan Shalat di Masjid Nabawi- sebagian riwayat menyebutkan, bahwa shalat di Masjid Nabawi seperti seribu kali shalat di masjid lainnya, bahkan lebih utama (afdhal).

Jika dihitung, maka sekali shalat di dalamnya melebihi 6 bulan shalat di masjid lain. Ibnu Umar meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda "Shalat di masjidku ini lebih utama dari seribu kali shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram." (Muttafaqun alaihi).

Para ulama ketika menjelaskan hadits tersebut menyebutkan banyak pembahasan, ringkasan terpentingnya, yaitu kesepakatan ulama bahwa keutamaan shalat di masjid Rasulullah, terletak pada pahalanya, tidak termasuk qadha’ atau mengganti shalat.

Misalnya seseorang harus melakukan dua kali shalat, kemudian dia shalat di Masjid Nabawi, maka berarti dia tetap baru menyelesaikan satu shalat saja. Mengenai hal ini tidak ada perselisihan pendapat diantara para ulama.

Hukum Shalat di Bagian Area Perluasan Masjid. Perluasan area Masjid Nabawi mempunyai hukum yang sama dengan masjid aslinya dalam hal keutamaan dari kelipatan pahala. Para ulama klasik (salaf) menyepakati pendapat ini, demikian juga mayoritas ulama kontemporer.

Makam Rasulullah SAW

Keterangan Foto: Denah Maqshuroh dan rumah Aisyah di mana Rasulullah SAW meninggal dan di makamkan. 

Al-Muhib al-Thabari berkata, "Masjid yang dinyatakan mendapatkan kelipatan pahala adalah masjid Masjid Nabawi Setalah Periuasan yang ada di zaman Nabi, kendatipun demikian, area perluasaan Masjid juga termasuk memperoleh kelipatan itu, pendapat ini didasarkan pada atsâr"

Sementara Ibnu Taimiyyah berkata, "Hukum perluasan itu mengikuti seluruh hukum yang diberlakukan pada masjid aslinya".

Buktinya para sahabat dan orang salaf yang hidup setelah mereka shalat pada bagian perluasan yang dilakukan di zaman Umar, Utsman, al-Walid dan seterusnya tanpa harus membedakan satu tempat melakukan shalat di tempat yang lain di bagian Masjid Nabawi, kecuali raudhah dan sekitarnya yang memang memiliki Keutamaan lebih, sebagaimana tersebut dalam hadîts- hadits sahih.

Suasana di Masjid Nabawi

Keterangan Foto: Suasana di dalam masjid Nabawi menunggu sholat 5 waktu, dan antri didekat Raudhah agar dapat masuk ke Taman Raudhah.

Kesimpulannya: Pendapat yang kuat dan benar menurut mayoritas ulama, adalah bahwa tambahan dan perluasan area yang terjadi pada Masjid Nabawi sepanjang zaman, hukumnya sama dengan masjid aslinya dalam hal keutamaan dan kelipatan pahalanya.

Tentang Keutamaan Shalat Arbain di Masjid Nabawi. Masih dinukil dari Buku "Sejarah Masjid Nabawi", karangan DR. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, diuraikan bahwa shalat Arba’in (shalat fardlu 40 waktu) tidak termasuk rukun haji atau rukun ziarah ke Masjid Nabawi.

Sebab rukun haji telah jelas disebutkan dalam al-Qur’ân dan al- Sunnah dan tidak menyertakan shalat Arba’în didalamnya. Telah menjadi tradisi bahwa mayoritas jemaah dalam rangkaian manasik haji dan umrah mereka, menggunakan kesempatan untuk melakukan shalat Arba’in di Masjid Nabawi, dengan harapan memperoleh keutamaan 40 shalat.

Sholat di Lantai Atas Masjid Nabawi

Keterangan Foto: datang lebih awal menunggu sholat 5 waktu di masjid Nabawi lantai atas agar dapat tempat di dalam masjid Nabawi.

Demi menghargai keyakinan dan pendapat ini, pihak yang berwenang dalam urusan haji Kerajaan Saudi Arabia mengatur perjalanan jamaah haji sedemikian rupa, sehingga setiap jamaah bisa tinggal di Madinah dalam waktu yang cukup untuk melakukan 40 kali shalat fardlu.

Sebenarnya ziarah ke Masjid Nabawi, sudah dikatakan sempurna bila sesesorang telah melakukan. 2 rakaat shalat tahiyatul al-masjid, membaca shalawat dan mengucap salam bagi Rasulullah, Abu Bakar dan Umar kemudian berdoa bagi dirinya dan bagi kaum muslimin. Setelah itu, dia boleh langsung pergi atau duduk sebentar dan melakukan shalat.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Mâlik bahwasannya Nabi bersabda, "Barangsiapa shalat di masjidku sebanyak 40 shalat, tidak terlewatkan satu shalat pun, niscaya dia akan terbebas dari api neraka, selamat dari siksa, dan bersih dari kemunafikan."

Berdasarkan prinsip yang masyhur di kalanga ahli hadits ini, Abu Bakar Jabir al-Jazâiri mengatakan, "Ada anjuran shalat Arba’în di Masjid Nabawi Ada riwayat lain yang jelas menunjukkan bahwa Anas bin Mâlik berkata, Rasululllah bersabda, "Barangsiapa yang shalat sebanyak empat puluh shalat di Masjid Nabawi, dia dinyatakan terbebas dari neraka, siksaan dan kemunafikan".

Berempat di Masjid Nabawi

Keterangan Foto: Saya, istri dan kedua anak saya- di halaman masjid Nabawi.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Anas, ia berkata bahwasannya Rasululllah besabda, "Barangsiapa yang shalat sebanyak empat puluh hari (40 hari) berjamaah dan mendapatkan takbiratul ihram (takbir pembuka shalat), dia dinyatakan mendapatkan pembebasan, yaitu siksa neraka, dan kemunafikan.

Lantas, apakah sesungguhnya hikmah di balik pembatasan 40 kali shalat di Masjid Nabawi dan 40 hari di masjid-masjid umum?

Sheikh Muhammad ’Athiyyah Sâlim menjelaskannya anjuran shalat Arba’în di Masjid Nabawi dapat jadi wallahu a’lam-dimaksudkan untuk membiasakan orang dan supaya amal ibadah ini dapat dilakukan secara terus- menerus.

Anjuran melaksanakan shalat lima waktu selama delapan hari dengan berjamaah ini membuat seseorang memperhatikan menunaikannya dengan penuh antusiasme, sehingga ibadah shalat tidak satu shalat pun yang tertinggal.

Shalat berjamaah baginya menjadi sebuah kebiasaan, hatinya merasa lega jika selalu pergi ke masjid, seluruh shalat dilakukannya dengan penuh semangat, hingga akhirnya ia tidak akan meninggalkan jamaah, kecuali disebabkan oleh sebuah halangan.

Shalat Arba’în di Masjid Nabawi seperti 40 ribu kali shalat di masjid lain, yaitu selama sekitar 22 tahun. Jika kita hitung dengan pahala shalat berjamaah yang sebanyak duapuluh lima derajat itu, maka akan seperti pahala (bukan jumlah) shalat seseorang yang tidak berjamaah selama 55 tahun.

Raudhah Masjid Nabawi

Keterangan Foto: Denah Raudhah dan makam Rasululah SAW di dalam masjid Nabawi.

Al-Raudhah al-Syarifah-yang dimaksud dengan Raudhah adalah ruang diantara mimbar dan kamar Rasulullah. Keutamaan tempat in sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Diantara rumah dan mimbarku adalah dari taman-taman surga, dan mimbarku adalah di atas telagaku."

Alhamdulillah ditengah melimpahnya puluhan ribu jemaah yang hendak masuk ke Raudhah, saya berkesempatan dua kali sholat du Raudhah yaitu pada Senin, 22 Agustus 2026 dan Jum’at, 25 Agustus 2016 ke duanya pada waktu dhuha.

Sejumlah Kenangan yang Membekas

1.Membantu ibu-ibu dari Tasikmalaya yang ’tersesat’ di belakang masjid Nabawi, tidak dapat kembali ke hotel, karena terpisah dengan rombongannya, lupa jalan untuk kembali ke hotel, lupa nama hotelnya.

Saya dan dua rekan jemaah haji yang satu kamar- menyusuri berbagai jalan di belakang masjid Nabawi, dan tanya askar beberapa kali yang sedang bertugas, akhirnya setelah lebih dari satu jam, ketemu juga hotel ibu jemaah haji dari Tasikmalaya tersebut. Kami antar hingga ke depan pintu kamar hotel- yang disambut haru rekan jemaah dari Tasikmalaya.

2.Membantu jemaah tunanetra dari London, hendak kencing ditengah sholat dhuhur di dalam masjid Nabawi beberapa saat lagi akan dimulai. Jemaah tunanetra ini, duduk disamping saya, lantas saya berkenalan dari mana dan dengan siapa dia naik Haji.

Sekeluarga di Nabawi

Keterangan Foto: Suasana di belakang masjid Nabawi.

Rupanya dia terpisah dengan rombongannya, sehingga saat dia bilang ingin kencing, saya putuskan untuk menuntutnya- dengan potensi tidak dapat masuk ke dalam masjid lagi, karena jemaah sudah penuh sesak dan waktu sholat juga akan dimulai. Saya tuntut dia menuju toilet di sisi samping kiri depan masjid Nabawi. Setelah dia kencing, dan mengambil wudhu saya tuntut kembali masuk ke dalam masjid Nabawi.

3.Menjelang tengah malam, saat hendak kembali ke hotel setelah iktikaf sejak usai sholat isyak di masjid Nabawi, di sisi samping kiri masjid yang bersebelahan dengan makam Baqi, ada serombongan jemaah dari Korea Selatan kebingungan menuju tempat sholat wanita, saya dan beberapa teman satu kamar saya, mengantar menuju area sholat wanita. Jemaah dari Korea Selatan itu, memberikan sejumlah coklat sebagai ucapan terima kasih.

4.Tallaqi surat Al Mulk dengan Sjech Namatullah di masjid Nabawi. Seusai sholat wajib, di beberapa sudut di masjid Nabawi ada halaqah. Ada yang membahas kitab, ada yang talaqi bacaan Al Quran. Pagi itu, saya ikut talaqi surah Al Mulk dengan sekitar 30 jemaah dari berbagai negara. Masing-masing jemaah mendapat giliran membaca satu ayat secara bergiliran.

5.Ikut masuk ruang jenazah, disamping Mihrab masjid Nabawi. Alhamdulillah saya dapat shaf paling depan, sebelah kanan depan saat sholat azhar berjemaah. Setelah sholat wajib, kemudian sholat jenazah. Saat imam masjid Nabawi lewat depan saya, saya mengulurkan tangan, dan dijabat oleh imam tersebut yang menuju kamar jenazah, saya kemudian  mengikutinya dan masuk ke dalam ruang jenazah, dimana beberapa jenazah akan dibawa keluar untuk dimakamkan.

Kembali ke Masjid Nabawi yang Kedua Kalinya

Saya dan Keluarga Umroh

Keterangan Foto: sesaat sebelum kami sekeluarga berfoto bersama sebelum kami meninggalkan Masjid Nabawi untuk kembali ke Indonesia.

Alhamdulilah- saya diberikan kesempatan oleh Allah SWT untk kembali lagi ke masjid Nabawi untuk kedua kalinya. Yaitu pada saat Ibadah Umroh (periode 6- 13 November 2017) bersama istri dan kedua anak-anak saya.

Kali ini, saya dan rombongan umroh menuju ke Mekah terlebih dulu, dan setelah selesai menjalankan ibadah umroh baru kemudian menuju ke masjid Nabawi Madinah. Di Madinah saya dan rombongan umroh selama 4 hari yaitu 10-13 November 2017.

Alhamdulillah ya Allah.....semoga Allah ridho atas semua amal dan ibadah kami selama di Tanah Suci  Madinah dan Mekah. Aaamiin...

Ya Allah kami selalu rindu untuk khusuk bersujud di Tanah Suci....berilah kami kesempatan untuk kembali ke Tanah Suci Mekah dan Madinah...aamiiin.

Liputan Founder JamuDigital, Karyanto dari Masjid Nabawi Madinah (2016 dan 2017).


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: