![]() |
Jelang PIT PDHMI 2021, Ketua Umum PDHMI menjelaskan tentang harapan dan output dari PIT PDHMI, agar Obat Herbal diresepkan di Yankes. |
JamuDigital.Com-Media Jamu, Nomor Satu. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Perkumpulan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) Pertama- Tahun 2021 memiliki peran strategis ditengah pandemi COVID-19. Antara lain: Pemerintah perlu segera menerbitkan regulasi pemberian ijin obat herbal diresepkan dokter di Pelayanan Kesehatan.
Demikian antara lain dikemukakan oleh Ketua Umum PDHMI, Dr. dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked kepada Redaksi JamuDigital.Com, terkait acara PIT PDHMI 2021 yang berlangsung selama empat hari, pada Sabtu-Minggu, 20-21 Maret 2021 dan Sabtu-Minggu, 27-28 Maret 2021 secara virtual.
Dr. Slamet Sudi Santoso menjelaskan strategi organisasi PDHMI melakukan agenda kegiatan yang rutin setiap tahun untuk menjadi ajang silaturahim dokter-dokter dalam pengembangan herbal medik melalui diskusi ilmiah, penelitian dan layanan kesehatan, menggali potensi herbal medik yang merupakan kekayaan herbal asli Indonesia yang belum optimal digali kemanfaatannya.
Kegiatan ini, bermanfaat bagi pemerintah untuk membantu dan mensosialisasikan tentang OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) pada praktisi klinis, mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan, bahwa ada suatu peran integrated obat herbal sebagai terapi yang bekualitas. Dengan ada diskusi seminar membahas OMAI dan kebijakannya.
Bagi masyarakat, lanjut Dr. Slamet Sudi Santoso, pada umumnya membangun kembali TOGA yang mudah didapat dan memberikan pertolongan sementara- jika sulit mendapatkan pengobatan.
"Berupaya PDHMI menjadi wadah dokter yang belajar herbal medik menjadi organisasi yang dipercaya PB IDI," urai Dr. Slamet Sudi Santoso.
- Berita Terkait: OMAI dan Integrasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
- Berita Terkait: OMAI Masuk Dalam Tatalaksana Pasien COVID-19
- Berita Terkait: Talkshow Pendiri PDHMI, Hardhi Pranata
Apa yang harus dilakukan, agar herbal Indonesia makin diterima profesi dokter?
- Strategi PDHMI adalah salah satunya dengan melakukan pertemuan ilmiah tahunan tentang herbal obat asli indonesia sebagai terapi komplementer dengan obat kimia. FGD dengan beberapa pakar praktisi: mengupas tentang perlunya meningkatkan pendaya- gunaan obat herbal dalam praktek kedokteran.
- Menghimpun beberapa Fakultas Kedokteran yang melaksanakan dan mengembangkan kurikulum herbal medik dan melibatkan mahasiswa kedokteran sebagai penerus dokter yang berpraktik saat ini.
- Bekerjasama dengan pusat penelitian, baik ditingkat Fakultas Kedokteran, laboratoirum penelitian pemerintah, laboratorium perusahaan Jamu.
- Bekerjasama dengan steakholders hibah penelitian dalam rangka evidence base obat herbal.
- Merubah mindset masyarakat penerima layanan kesehatan bahwa obat herbal mempunyai peranan yang sama dengan obat bahan kimia.
- Mendorong pemerintah adanya regulasi pemberian ijin untuk obat herbal diresepkan dokter.
Regulasi yang diperlukan, agar herbal digunakan dalam Yankes:
- Melakukan kajian dengan bukti penelitian.
- FGD dengan ARSPI (Asosiasi RS Pendidikan Indonesia), AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia), KKI (Konsil Kedokteran Indonesia), PB IDI dan Kemkes tentang OMAI menjadi terapi komplementer yang diajarkan pada mahasiswa kedokteran selama pendidikan profesi (Koas) di RS pendidikan.
- Mengadakan advokasi tentang implementasi OMAI di Indonesia dengan survey sederhana. Redaksi JamuDigital.Com