![]() |
Prof. Elfahmi saat menyampaikan orasi ilmiah Guru Besar ITB, 18 Maret 2023. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Orasi ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Profesor Elfahmi dilaksanakan pada 18 Maret 2023, bertempat di Aula Barat ITB.
Dikutip dari laman Prakata Buku Orasi Ilmiah, Profesor Elfahmi menuliskan bahwa Orasi ilmiah ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik atas jabatan Guru Besar dalam bidang Bioteknologi Tumbuhan Obat. Sesuai dengan bidang kegurubesaran yang saya dapatkan, maka buku orasi ilmiah ini diberi judul: Jamu: Pengembangannya dari Pendekatan Tradisional ke Era Modern. Aplikasi bioteknologi dalam peningkatan kadar zat berkhasiat dari tanaman.
Isi buku orasi ilmiah ini merupakan hasil penelitian penulis dan kombinasi dari penelitian global dalam rangka memberikan nilai tambah secara saintifik dan aplikatif bagi pengembangan jamu, obat herbal Indonesia, sehingga berkontribusi jauh lebih besar peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, tulis Prof. Elfahmi.
Di samping itu, agar jamu sebagai sistem pengobatan tradisional Indonesia dapat menjadi dikenal dan dimanfaatkan di dunia global Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi yang bermanfaat bagi para pembaca.
Berikut ini, SINOPSIS dari orasi ilmiah Prof. Elfahmi:
Jamu adalah sistem pengobatan tradisional Indonesia yang sangat populer bagi masyarakat dan telah digunakan dari waktu ke waktu dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jamu yang semula digunakan secara tradisional, telah berkembang menjadi obat herbal yang luas digunakan dan telah dibuktikan sebagian khasiatnya secara ilmiah melalui berbagai penelitian. Pembuktian khasiat ini dilakukan berdasarkan penggunaan empiris oleh masyarakat.
Di dalam pengembangannya, terdapat beberapa tantangan yang dapat menjadi penghambat (bottleneck). Namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta instrumentasi yang mendukung riset, tantangan-tantangan tersebut seyogyanya bisa diatasi. Salah satu tantangan itu adalah rendahnya kadar zat berkhasiat yang bertanggung jawab terhadap efek farmakologi dari tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat herbal.
Apabila kadar senyawa berkhasiat rendah maka dibutuhkan bahan baku yang sangat banyak untuk mendapatkan sejumlah tertentu. Berbagai pendekatan untuk meningkatkan kadar zat berkhasiat dari tanaman termasuk dengan mengoptimasi budidaya dengan kondisi terkontrol. Upaya ini tidak selalu berhasil.
Pendekatan bioteknologi telah banyak digunakan untuk meningkatkan kadar zat berkhasiat dari tanaman obat, mulai pemanfaatan teknik kultur jaringan dengan berbagai modifikasinya melalui inisiasi berbagai tipe kultur jaringan, termasuk menggunakan elistor, precursor feeding, biotransformasi dan lain-lain. Kombinasi teknik kultur jaringan dengan rekayasa genetika dan metabolik diaplikasikan dalam rangka memproduksi metabolit yang aktif dari tanaman obat. Teknologi DNA dan protein rekombinan serta genome editing memudahkan investigasi DNA dan enzim yang bertanggung jawab dalam biosintesis senyawa aktif tersebut.
Dengan diketahuinya gen pengkode enzim disetiap tahap biosintesis itu maka memungkinkan untuk produksi senyawa berkhasiat dari tanaman menggunakan tanaman lain atau mikroorgansime. Organisme yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah Eschricia coli, Sachharomyces cereviceae, Bacillus subtillis, Piche abies, dan lain-lainya. Teknik ini dikenal dengan combinatorial biosynthesis.
Aplikasi dari teknik bioteknologi ini merupakan pembahasan utama dari isi buku orasi ilmiah ini. Pemecahan masalah dari tantangan lainnya juga akan dibahas sehingga solusi tersebut bisa digunakan untuk pengembangan lanjutan dari jamu dan tumbuhan obat Indonesia, sehingga semakin besar kontribusinya dalam meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Di samping itu jamu diharapkan berkembang menjadi produk kesehatan yang dapat dimanfaatkan bukan saja oleh orang Indonesia tetapi juga di dunia global. Redaksi JamuDigital.Com