Terobosan baru bagi anak-anak muda yang mungkin tidak suka minum jamu, Minuman herbal ini dikemas secara instan dan lebih kekinian. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Jika pada umumnya olahan rempah dijadikan sebagai jamu yang begitu-begitu saja, kali ini Mochamad Rosul Ismail owner brand "Jahe Mbah Jayus" melakukan inovasi baru dengan menghadirkan bubuk serta minuman rempah yang dikemas lebih modern dan instan.
Sejak tahun 2016 silam hingga saat ini olahan rempah dari Jahe Mbah Jayus sudah memiliki delapan varian. Memadukan rempah-rempah alami seperti bunga telang, jahe, kunyit, temulawak, sinom, cengkeh, sereh, daun mint dan masih banyak yang lainnya, ia berhasil menciptakan produk yang diminati oleh semua kalangan.
"Produksi ini saya mulai setelah resign dari karyawan bank, tepatnya akhir tahun 2016. Waktu itu ingin buka usaha, dan kebetulan ibu saya memang ada resep keluarga membuat jamu berbahan jahe. Dari sana saya mulai coba untuk trying and error hingga akhirnya bisa menghasilkan produk Jahe Mbah Jayus ini," ceritanya.
Dikutip dari website Malang Posco Media, awalnya Mochamad Rosul Ismail hanya memproduksi jahe murni yang dikemas dalam bentuk bubuk. Kualitas yang senantiasa dijaga, Jahe yang digunakan pun tidak sembarangan. Hanya jahe yang berasal dari Dampit, Malang yang dijadikannya sebagai bahan utama dalam pembuatan produk tersebut.
- Berita Terkait: Aplikasi IPTEK Nuklir untuk Sterilisasi Herbal
- Berita Terkait: Inovasi NOSTEO dan NOKILIR Dikupas di Webinar Nasional ISMAFARSI
- Berita Terkait: Kenali Perbedaan Osteoarthritis dan Osteoporosis
"Karena setelah berjalan, kami baru tahu bahwa jahe yang paling cocok untuk digunakan sebagai bahan utama di produk kami hanya jahe yang berasal dari Dampit. Kami pernah mencoba menggunakan jahe dari daerah lainnya, ternyata rasanya berbeda," ujarnya.
Olahan jahe murni dengan beberapa rempah tanpa gula tersebut beberapa kali telah menjadi bahan penelitian oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Brawijaya (UB) Malang. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa jahe yang diproduksi oleh Jahe Mbah Jayus bisa menurunkan kadar kolesterol.
"Dari satu produk, terus kita kembangkan. Kita lakukan uji coba dan akhirnya sampai sekarang bisa menghasilkan delapan produk unggulan, salah satunya yang paling best seller adalah Jahe dengan gula. Ini berdasarkan riset kami dipasaran, karena memang lebih praktis tinggal diseduh saja," paparnya.
Mengembangkan usahanya tersebut, ia juga turut menggandeng beberapa stakeholder, mulai dari pemerintahan hingga kalangan akademisi, salah satunya berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
"Banyak terbantu dengan adanya mahasiswa UB yang melakukan penelitian disini. Mulai dari pemanfaatan jahe dan bahan-bahan lainnya. Dari sini kami juga bisa mendapatkan bantuan alat produksi yang tentunya mempermudah kami dalam melakukan produksi," katanya.
Setiap bulannya, ia mampu menghabiskan 50 kilogram jahe, disamping beberapa produk herbal lainnya seperti kunyit, temulawak, mint, sereh, sinom, bunga telang dan rempah-rempah herbal lainnya,
Inovasi terus ia lakukan, di samping memproduksi rempah instan dalam bentuk bubuk, ia juga mulai memproduksi rempah herbal yang dikemas dalam bentuk minuman kekinian. Memadukan banyak rempah menghasilkan minuman dengan cita rasa yang khas dan tentunya menyehatkan.
"Terobosan baru bagi anak-anak muda yang mungkin tidak suka minum jamu, kami coba kemas dengan sedemikian rupa dan lebih kekinian. Jadi rasanya tidak seperti minum jamu tapi seperti minuman yang ada di pasaran pada umumnya. Yang terpenting produk kami sehat, tanpa bahan pengawet," jelasnya.
Produk-produk tersebut dijual dengan harga yang beragam, mulai dari Rp 8 ribuan sampai dengan puluhan ribu. Namun harga-harga tersebut masih sangat terjangkau untuk semua kalangan. Kedepannya, ia juga masih terus berinovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Diantaranya dengan memanfaatkan rempah herbal menjadi makanan yang menyehatkan.
"Ini kami masih bekerjasama dengan mahasiswa UB mencoba membuat kue dan juga permen dari jahe. Harapan kedepannya, kami ingin membuka cafe jamu karena melihat masih jarang di pasaran," tandasnya,
Produk-produk olahan dari Jahe Mbah Jayus sudah tersebar, konsumennya ada di hampir seluruh wilayah Indonesia. Di Malang produk ini bisa ditemui di berbagai toko oleh-oleh terkenal. Terdapat juga di media sosial dan shopee bagi konsumen yang ingin membeli produk olahan Jahe Mbah Jayus. Redaksi JamuDigital.Com