Fakta OMAI Mendunia, Kini Digunakan di Pelayanan Kesehatan Formal
Tanggal Posting : Selasa, 27 September 2022 | 10:20
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1309 Kali
Fakta OMAI Mendunia, Kini Digunakan di Pelayanan Kesehatan Formal
Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono (Dok. Dexa Group)

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia Tahun 2022 di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Selasa, 16 Agustus 2022.

Pidato itu disampaikan di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) serta Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Mengawali pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan, "Tantangan yang kita hadapi sangat berat. Sangat sulit. Tidak mudah. Semua negara di seluruh dunia sedang menghadapi ujian yang sama. Krisis kesehatan pandemi COVID-19 belum sepenuhnya pulih.

Perekonomian dunia juga belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi," jelasnya seperti dikutip di laman web setneg.go.id

Negara kita Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, yaitu 432 juta dosis vaksin yang telah kita suntikkan.

Dengan kekuatan dan peluang besar tersebut, kita mempunyai kesempatan besar untuk membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan:

  • Pertama, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan.
    Kedua, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus kita tingkatkan.
    Ketiga, perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat harus terus diperkuat.
  • Keempat, UMKM harus terus didukung agar bisa segera naik kelas.
  • Kelima, pembangunan Ibu Kota Nusantara harus dijaga keberlanjutannya.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mendapat penjelasan produk OMAI yang sukses dipasarkan ke global market oleh Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno dan Direktur Eksekutif Pusat Riset OMAI DLBS, Raymond Tjandrawinata. (Dok. Dexa Group)

Hilirisasi Riset, Bangga Buatan Indonesia, dan OMAI untuk Kemandirian Obat

Pemerintah sedang menggalakkan program Bangga Buatan Indonesia. Bahkan Presiden Jokowi diberbagai kesempatan menegaskan agar belanja negara yang uangnya dari rakyat dibelanjakan mengutamakan untuk membeli produk buatan Dalam Negeri.

Obat Modern Asli Indonesia- OMAI, yang bahan bakunya berasal dari biodiversitas Indonesia, telah lulus uji klinis yang disyaratkan Badan POM- sehingga berkategori Fitofarmaka, dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sangat tinggi, harus diberikan kesempatan masuk JKN.

Demikian ditegaskan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulisnya, pada Kamis, 24 Februari 2022, terkait acara Bangga Buatan Indonesia & Bangga Wisata Indonesia (BBI & BWI) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2022, di Anjungan Pantai Losari, Makasar.

Untuk kemandirian dan ketahanan Farmasi Nasional, lanjut Luhut, pentingnya ada keberpihakan terhadap produk obat-obatan Dalam Negeri.

Salah satunya perlu diwujudkan dengan memasukkan Obat Modern Asli Indonesia- OMAI berbahan baku alam Indonesia dalam Formularium Nasional, agar masuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Luhut menegaskan, OMAI dengan status Fitofarmaka harus diberikan kesempatan masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional. "Ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada produsen farmasi Nasional yang memiliki semangat untuk meneliti, mengembangkan dan memproduksi obat-obatan dalam negeri," katanya dikutip dari gatra.com

Menurut dia, Fitofarmaka itu memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. "Dukungan ini diperlukan, agar kemandirian farmasi Nasional dapat segera diwujudkan," kata Luhut.

Ekosistem Baru Industri Farmasi

"Ketika obat-obatan dari Indonesia ini masuk ke JKN maka akan terjadi ekosistem baru dimana kami dari industri farmasi akan bekerja sama dengan UMKM maupun dari perbankan dalam melakukan investasi pembuatan bahan baku," paparnya.

Pengembangan obat-obatan dari bahan baku alam Indonesia sangat berperan memaksimalkan pemanfaatan potensi alam Indonesia yang beragam jenis dan banyak jumlahnya.

Produk Obat Modern Asli Indoensia OMAI semakin diapresiasi oleh para dokter di Indonesia dan di mancanegara. Terlebih produk OMAI- yang sudah berkategori fitofarmaka ini, telah memiliki payung hukum untuk digunakan di fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Melalui Buku Formularium Fifofarmaka, obat herbal yang sudah lulus uji klinis- yaitu fitofarmaka sudah dapat diresepkan para dokter di pelayanan kesehatan.

Tentang apresiasi para dokter Indonesia, dan dokter di manca negara- (khususnya para dokter ASEAN) terhadap produk OMAI, dikisahkan oleh Dr. Raymond Tjandrawinata, Direktur Eksekutif Pusat Riset OMAI DLBS Dexa Medica.

Raymond menyampaikan hal ini, pada saat menjadi pembicara pada Konggres XXI dan Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) 2022, di Lampung pada 30 Juni 2022.

"Para dokter dalam negeri dan luar negeri meresepkan OMAI karena produk obat herbal ini telah dilakukan uji klinis, dan diproduksi di fasilitas yang memenuhi standar GMP Internasional," jelas Dr.Raymond- Pakar Farmakolog Molekuler, peneliti obat dari bahan kimiawi hingga biologis dan pelopor riset OMAI ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menerima donasi produk OMAI untuk kegiatan sosial pengobatan diserahkan oleh Director of Corporate Affairs Dexa Group, Krestijanto Pandji (tengah). (Dok. Dexa Group)

OMAI Mendukung Resiliensi (Ketahanan) Bidang Kesehatan

Tonggak Sejarah Obat Herbal Indonesia. Sejarah baru bagi Obat Herbal Indonesia dengan ditetapkannya Formularium Fitofarmaka oleh Kementerian Kesehatan, sebagai acuan perencanaan dan pengadaan Fitofarmaka, agar tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan.

Ada sebanyak 5 Obat Herbal Fitofarmaka- yang untuk pertama kali masuk di dalam Formularium Fitofarmaka.

Adalah Wakil Menteri Kesehatan RI., dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD. yang meluncurkan Formulairum Fifofarmaka, di Jakarta, pada Selasa, 31 Mei 2022.
Hal diatas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor HK.01.07/MENKES/1163/2022 Tentang Formularium Fitofarmaka, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Mei 2022, oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Menurut Dr. Raymond Tjandrawinata Indonesia mampu membangun Industri BBO untuk ΟΜΑΙ. Kebudayaan Indonesia yang harus dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia. OMAI-Obat Modern Asli Indonesia akan mendukung ketahanan bidang kesehatan, karena:

  • Merupakan hasil investasi kegiatan riset oleh banyak periset Indonesia
    Memiliki Nilai Tambah, dan harus menjadi kebanggaan bangsa sebagai konsumennya
  • Menggunakan teknologi dan proses produksi yang dimiliki anak bangsa
  • Memberikan efek domino pembinaan petani dan nelayan
  • Harus menjadi produk unggulan yang berdaya-saing dengan nilai HAKI tinggi

Untuk itu, Dr. Raymond menegaskan diperlukan keberanian dalam mendayagunakan OMAI disetiap FASKES. "Kapasitas produksi beberapa produk OMAI sudah siap. Membuka peluang untuk riset dan pengembangan produk OMAI selanjutnya," ungkapnya.

Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) adalah:

  • Sediaan obat bahan alam berupa ekstrak atau fraksi tanaman
  • Tanaman obat yang tumbuh di Indonesia, tanaman asli Indonesia dan/atau tanaman yang pernah ditulis dalam buku-buku herbal Indonesia, dimana
  • Riset penemuannya dilakukan di Indonesia serta mempunyai data
  • Mekanisme kerja yang jelas,
  • Diproduksi secara farmasetika modern dan
  • Telah memperoleh status sebagai Obat Herbal Terstandar atau Fitofarmaka.

Pada bagian lain paparannya, Dr. Raymond mengungkap potensi Ekonomi OMAI. Disebutkan bahwa Negara Pengekspor Produk Biofarmaka Terbesar: 33,46% India, 27,54% Tiongkok, 6,05% Belanda, 0,61% Indonesia (Indonesia Pengekspor Urutan Nomor 19).

OMAI akan memberikan efek domino bagi kemandirian Industri Farmasi Indonesia (mengurangi import bahan baku obat berbahan kimia), dan mensejahterakan para petani dan pembudidaya cacing, menciptakan lapangan kerja dan ekonomi kerakyatan.

Dalam jangka panjang- dukungan ini akan meningkatkan peluang ekspor ke mancanegara. "Saat ini, OMAI sudah diekspor ke berbagai negara," Dr. Raymond menambahkan.

Dikutip dari TOR Kegiatan Webinar BRIN belum lama ini (19 Agustus 2022), dijelaskan tentang potensi, pengembangan, hingga bagaimana ikut mendukung implementasi Formularium Fitofarmaka, sebagai berikut:

Pada era globalisasi dewasa ini kecenderungan pemanfaatan obat herbal telah meluas ke seluruh dunia, dan dikenal sebagai trend gaya hidup kembali ke alam (back to nature).
Dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan tentang Formularium Fitofarmaka maka penggunaan fitofarmaka dalam pelayanan kesehatan formal akan masuk ke skema pembiayaan JKN.

Momentum ini menjadi penting untuk direspon melalui intensifikasi riset pengembangan fitofarmaka guna menyediakan lebih banyak pilihan fitofarmaka yang masuk ke Formularium Nasional.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memaparkan enam pilar transformasi kesehatan Indonesia: Pelayanan Primer, Pelayanan Rujukan Rumah Sakit, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan- yang terkait dengan teknologi informasi dan bioteknologi.

Kehadiran OMAI dapat mendukung program transformasi Sistem Ketahanan (Resiliensi) Kesehatan Indonesia, karena dapat menjadi alternatif solusi dalam kemandirian di sektor farmasi, karena dapat menjadi substitusi ketergantungan impor bahan baku obat kimia- yang masih lebih 90% impor.

Dengan semakin banyaknya produk OMAI dari hasil riset biodiversitas asli Indonesia dan kemudian digunakan di dalam sistem JKN, maka resiliensi sektor farmasi akan bergulir dan menjadi kekuatan daya saing bangsa!

Pioner riset dan pengembangan produk OMAI adalah Dexa Medica Group. Perusahaan Farmasi Nasional- yang didirikan di Palembang pada 27 September 1969 oleh almarhum Letkol apt. Drs. Rudy Soetikno ini- sejak 2005 telah mendiridikan Pusat Riset OMAI dan kini produk OMAI Dexa Group telah sukses di pasar global, diresepkan para dokter di ASEAN, mendapat berbagai penghargaan Internasional dan Nasional.

Komitmen Dexa Group dalam mengembangkan produk OMAI, perlu didorong sehingga semakin banyak pengusaha sektor farmasi dan herbal di Indonesia yang memproduksi OMAI di masa datang. (Sumber Berita: https://www.obatnews.com/omai/pr-4464926234/fakta-omai-mendunia-kini-digunakan-di-pelayanan-kesehatan-formal-pilar-resiliensi-sektor-farmasi-indonesia?page=2 )


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: