Diskusi Bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin, Potensi Dahsyat Kearifan Lokal Biodiversitas Nusantara
Tanggal Posting : Kamis, 27 Februari 2025 | 04:17
Liputan : Redaksi OMAIdigital.id - Dibaca : 124 Kali
Diskusi Bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin, Potensi Dahsyat Kearifan Lokal Biodiversitas Nusantara
Potensi dahsyat kearifan lokal biodiversitas Nusantara dapat menjadi keunggulan daya saing Indonesia.

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Dari Tradisi ke Transformasi: Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Adat dapat Mengangkat Kesehatan, Ekonomi, dan Budaya Indonesia. Kearifan lokal dapat menjadi kunci kemajuan bangsa.

Masyarakat adat memiliki potensi luar biasa yang sering kali terabaikan. Dengan pemberdayaan yang tepat, mereka bukan hanya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri, tetapi juga memberikan dampak bagi ekonomi, kesehatan, pariwisata dan budaya nasional.

Menteri Kesehatan RI., Budi Gunadi Sadikin menerima audiensi Tim Yayasan Kampung Adat Nusantara dan Tim Pakar yang akan menjadi motor pemberdayaan Kampung Adat di Kantor Kemenkes, di Jakarta, pada Senin, 24 Februari 2024.

Diskusi dibuka oleh Wakil Ketua Yayasan Kampung Adat Nusantara, Rahmi Hidayati, yang menjelaskan rencana kegiatan di sejumlah Kampung Adat Nusantara dan visi, misi, serta nilai-nilai yang akan dijadikan landasan menjalankan berbagai program.

Kemudian Founder JamuDigital.Com dan OMAIdigital.id, Karyanto menyampaikan perlunya merajut kekayaan alam Indonesia berupa tanaman obat, mulai dari potensi penggunaan di masyarakat adat, hingga hilirisasi Obat Bahan Alam untuk kesehatan masyarakat global.

"Desa adat adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul. Desa adat juga dikenal sebagai desa pakraman. Kami ingin pemberdayaan di sektor ekonomi, kesehatan dan sosial budaya," ungkap Rahmi Hidayati.

"Mohon Pak Menteri Kesehatan dapat mendukung program kami," harap Rahmi Hidayati, yang langsung dijawab Menkes Budi Gunadi Sadikin, "Iya kita dukung.....aspek kesehatannya ya...!"

Pada kesempatan ini, Menkes Budi Gunadi Sadikin didampingi oleh Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Prof. Asnawi Abdulllah, Ph.D, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Maria Endang Sumiwi, Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Primer, Roy Himawan dan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Elvieda Sariwati.

Turut hadir pada audiensi ini antara lain: Pakar Totok Punggung, Ustadz Aburrahman, Dokter Monang, Bendahara Yayasan Kampung Adat Nusantara, Dessy Ayu Widianty.

Menurut data Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rahmi Hidayati menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 2.161 komunitas adat per 9 Agustus 2022. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau 750 komunitas adat berada di Kalimantan.

Sebanyak 649 komunitas adat bermukim di Sulawesi. Kemudian, ada 349 komunitas adat yang terletak di Sumatera.

Ada pula 175 komunitas adat yang berada di Maluku. Sebanyak 139 komunitas adat terletak di Bali dan Nusa Tenggara. Di Papua, tercatat ada 54 komunitas adat. Sedangkan, 45 komunitas adat berlokasi di Jawa.

Contoh Beberapa Desa Adat: Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, Desa Penglipuran, Bali, Kampung Naga, Tasikmalaya, Kampung Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur, Desa Adat Suku Baduy, Banten, Desa Adat Sijunjung, Sumatera Barat, Desa Sade, Lombok, Desa Kete Kesu, Sulawesi Selatan,Desa Wisata Setulang, Kalimantan Utara, Kampung Tablanusu, Papua, Desa Trunyan, Bali.

Budaya Sehat dengan Biodiversitas Nusantara

Indonesia memiliki biodiversitas terbesar kedua di dunia, tetapi sudahkah kita manfaatkan secara maksimal? Bayangkan jika kekayaan alam biodiversitas mulai dari kampung adat, produsen UMKM, hingga produsen nasional bersatu menggemakan Obat Bahan Alam (OBA) Nusantara mendunia.

Saatnya Indonesia menjadi pusat herbal dunia..! Dari hutan tropis ke laboratorium modern, kita dapat membawa warisan leluhur ke panggung global, menyehatkan masyarakat dunia, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal dan nasional.

Apakah kita siap menjadikan Indonesia sebagai kekuatan dunia dalam penyediaan obat bahan alam?

Hal ini, selaras dengan program Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang memiliki 17 Program Prioritas dan Delapan Program Hasil Terbaik Cepat untuk dicapai pemerintahannya bersama Kabinet Merah Putih.

Satu diantara Progam Prioritas adalah: Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan sumber daya alam (SDA) dan maritim untuk membuka lapangan kerja yang seluas- luasnya dalam mewujudkan keadilan ekonomi.

Founder JamuDigital.Com dan OMAIdigital.id, Karyanto mengungkapkan bahwa "Kebijakan Menteri Kesehatan tentang Formularium Fitofarmaka pada Mei 2022 sudah sangat tepat sebagai acuan perencanaan dan pengadaan Fitofarmaka agar tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan," jelasnya.

Fitofarmaka yang beberapa tahun terakhir dikenalkan sebagai Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) ini, pengadaannya untuk digunakan di Pelayanan Kesehatan menggunakan DAK (Dana Alokasi Khusus), dana kapitasi, dan APBD yang jumlahnya sangat terbatas.

Hilirisasi Obat Bahan Alam (OBA) akan paripurna, Karyanto melanjutkan, jika produk OMAI Fitofarmaka dapat masuk dalam program BPJS Kesehatan. Sehingga dapat diakses oleh peserta BPJS Kesehatan.

Pada kesempatan tersebut, Karyanto juga menjelaskan bahwa dari hasil wawancaranya dengan puluhan dokter di ASEAN (Filipina, dan Kamboja) beberapa tahun lalu, mereka para dokter mengapresiasi produk Fitofarmaka Indonesia dengan meresepkan Fitofarmaka untuk para pasien.

Produsen Fitofarmaka Indonesia, seperti Dexa Medica Group, Phapros dan perusahaan lainnya akan semakin gencar melakukan hilirisasi Obat Bahan Alam hingga tahap uji klinis, jika pemerintah membuka pasar produk Fitofarmaka masuk dalam Program BPJS Kesehatan. Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: