Business Matching 2, Pemerintah Percepat Penyerapan Produk Lokal.OMAI Tampilkan Produk Unggulan
Tanggal Posting : Selasa, 12 April 2022 | 15:10
Liputan : Redaksi JamuDigital.Com - Dibaca : 1425 Kali
Business Matching 2, Pemerintah Percepat Penyerapan Produk Lokal.OMAI Tampilkan Produk Unggulan
OMAI dapat menjadi solusi alternatif kemandirian obat nasional, karena bahan bakunya dari biodiversitas Indonesia.Saatnya OMAI masuk JKN BPJS Kesehatan.

JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Pemerintah terus mendorong penggunaan produk dalam negeri, sehingga ekonomi nasional dapat tumbuh dengan penyerapan belanja negara menggunakan produk nasional sebanyak mungkin.

Bahkan Presiden Joko Widodo sendiri yang memimpin kegiatan Business Matching 1 yang didakan di Bali, pada Nusa Dua Bali pada 22-24 Maret 2022. Penyelenggaraan  Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri (BPDN) di Nusa Dua Bali itu, mencapai komitmen Rp. 214,1 T dan dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI)-sebagai transaksi belanja produk dalam negeri selama tiga hari. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Kepala LKPP Abdullah Azwar Anas, memberikan sambutan, dan membuka Business Matching 2, Kategori produk Alat Kesehatan, K3 (Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan) dan Wellness, Manufaktur dan Alat Berat Komunikasi, IT dan Digital 17 sub sektor Industri Kreatif lainnya.

Kegiatan diadakan di Smesco Exhibition Hall Jakarta, Senin, 11 April 2022. Menteri Teten menegaskan, kegiatan Business Matching ini menjadi upaya percepatan penyerapan produk dalam negeri dan UMKM oleh pemerintah.

Menurutnya pada tahun 2022 ini, potensi pembelian produk dalam negeri sangat besar, dengan belanja pemerintah sebesar Rp.1.481 triliun, dan BUMN sebesar Rp.420 triliun.

Kegiatan business matching ini menjadi upaya untuk percepatan penyerapan produk dalam negeri dan UKM oleh pemerintah, ini captiv market yang besar dan harus dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.

"Di dalam UU Cipta Kerja pemerintah sudah mewajibkan 40 persen belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) dan Daerah harus beli produk koperasi dan UKM," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Oleh karenanya, Menteri Teten berharap business matching kali ini dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan komunikasi antara pemerintah yang memiliki potensi pengadaan barang/jasa dengan pelaku usaha yang memiliki produk unggulannya.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi percontohan atau memacu K/L dan Pemda dapat melakukan kegiatan business matching mandiri agar UMKM di daerah bisa turut menjadi bagian dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah.

"Produk dalam negeri kita sangat berkualitas, jangan lagi ada produk impor dalam belanja pemerintah untuk produk yang dapat dihasilkan di dalam negeri. Saya sudah bicara dengan teman-teman importir untuk kita tunda impornya dan kita tingkatkan kolaborasi dengan produk UMKM. Kita harap ini dapat memacu pemerintah daerah melakukan kegiatan business matching juga," bebernya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengapresiasi penyelengaraan business matching tahap kedua ini.

Menurutnya ini menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya dari penyelenggaraan business matching pertama di Bali sukses menggaet transaksi dan kontrak kerjasama dengan UMKM senilai Rp. 539 triliun.

"Saya apresiasi kepada Menteri Koperasi dan UKM yang selenggarakan acara kedua ini. Saya harap teman-teman UMKM bisa memanfaatkan ini untuk menciptakan ribuan lapangan kerja baru. Ayo kita kerja sama sebab ini akan menumbuhkan ekonomi kita," ucap Luhut.

Dia menyadari bahwa sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah yang kini melalui e-Katalog LKPP masih membutuhkan berbagai perbaikan. Namun dengan komitmen yang kuat dan sinergi yang erat antar pemangku kepentingan, berbagai kelemahan itu bisa diperbaiki kedepannya.

Perlu diketahui, kegiatan business matching tahap kedua dimulai dari tanggal 11-21 April 2022 di Gedung Smesco Exhibition Hall, dan akan dilanjutkan pada puncak acara tanggal 22-23 April 2022, di Jakarta Convention Center (JCC) dengan diikuti peserta sebanyak kurang lebih 400 UKM dari seluruh Indonesia.

Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) pada Business Match 1 dan 2, selalu hadir dengan menampilkan produk unggulan herbal unggullanya, yang telah teruji klinis dengan kandungan TKDN lebih dari 90%.

OMAI dapat menjadi solusi alternatif kemandirian obat nasional, karena bahan bakunya dari biodiversitas Indonesia. Jika OMAI dapat masuk Formularium Nasional dan digunakan dalam sistem JKN BPJS Kesehatan, maka secara perlahan tapi pasti, kemandirian obat akan terwujud.

(Sumber Berita: https://money.kompas.com/read/2022/04/11/220000926/percepat-pernyerapan-produk-dalam-negeri-kemenkopukm-gelar-business-matching?page=all). Redaksi JamuDigital.Com


Kolom Komentar
Berita Terkait

JAMU DIGITAL: MEDIA JAMU, NOMOR SATU

Tentang Kami

@ Copyright 2024. All Right Reserved.  www.jamudigital.com

  Link Media Sosial Jamu Digital: