Program Edukasi Bincang Asik OGBdexa, Pioner Obat Generik Berlogo- OGB di Indonesia. |
JamuDigital.Com- MEDIA JAMU, NOMOR SATU. Pada dasarnya penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh tiga hal: usia, lingkungan (makanan & pola hidup) dan faktor genetik. Program IG Live Bisik (Bincang Asik) bersama OGBdexa pada 27 Januari 2023, membahas topik yang menarik yaitu: "Perlukah Pemeriksaan Genetik untuk Mengetahui Risiko Diabetes?"
Menampilkan narasumber Guru Besar Universitas Atmajaya Jakarta, yang juga Pimpinan Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), dan Tokoh Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), Prof. Raymond Rubianto Tjandrawinata, Ph.D., M.Sc., M.B.A., F.R.S.C.
Dipandu Host Bisik OGBdexa, apt. Haryo Danar Triantono. Bisik merupakan program talkshow yang diselenggarakan oleh OGBdexa, bertujuan menjalin silaturahmi, sekaligus memberikan edukasi mengenai beragam topik kesehatan yang bermanfaat untuk masyarakat luas.
Topik ini menjadi penting, karena dari data Diabetes Atlas tahun 2021, menyebutkan Indonesia menempati urutan ke-5 pada negara dengan penderita diabetes tertinggi di dunia.
Hampir 20 juta orang di Indonesia hidup dengan diabetes, di mana sebagian besar belum terdiagnosis. Sering kali, pasien diabetes di Indonesia sudah terdiagnosis dalam tahap lanjut yang juga disertai komplikasi.
Prof. Raymond menjelaskan beberapa penyakit karena faktor genetik (keturunan), yaitu:
- Diabetes- menyebabkan penderita kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darahnya tinggi,
- Hemofilia- menyebabkan gangguan pembekuan darah,
- Thalasemia- menyerang sel darah merah,
- Alzheimer- gangguan otak serius yang membuat seseorang pikun parah,
- Anemia Sel Sabit- disebabkan mutasi pada salah satu gen yang mengkode protein hemoglobin, sehingga sel darah merah berbentuk sabit, menyebabkan anemia kronis dan kerusakan jantung, paru-paru dan ginjal.
- Fibrosis Kistik- mutasi gen yang memengaruhi sel-sel yang memproduksi lendir, keringat, dan cairan pencernaan.
- Kanker- penyakit di mana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan lain.
Prof. Raymond menjelaskan untuk diabetes, pengaruh pola gaya hidup lebih dominan menyebabkan tejadinya penyakit diabetes. Kendati memiliki faktor genetik, jika kita mengikuti pola hidup sehat, maka faktor genetik tersebut tidak akan muncul sebagai pencetus diabetes.
"Lebih utama menjaga pola hidup sehat, agar tidak mengalamai diabetes. Cukup cek kadar gula darah secara rutin, dari pada melakukan tes genetik untuk tujuan mengetahui faktor resiko diabetes," Prof. Raymond menambahkan.
Gaya hidup yang baik-termasuk olahraga yang rutin, dapat membantu mencegah terjadinya ekspresi gen pencetus penyakit keturunan, sehingga faktor genetik tersebut tidak berekspresi menjadi penyakit. Gaya hidup- life style jauh lebih berperan dibanding faktor genetik.
Kalau kita dapat menjaga dengan baik melalui gaya hidup yang sehat, pola makan, olahraga teratur dapat menjadi solusi pencegahan diabetes, kendati memiliki faktor genetik- baik dari ayah atau ibu. Saat ini, tidak terlalu mendesak melakukan tes genetik, tetapi yang utama melakukan tes kadar gula darah, untuk mengetahui ada tidaknya potensi diabetes.
Prof. Raymond mencontohkan pengalaman aktris Hollywood Angelina Jolie, yang melakukan pengangkatan payudara untuk mencegah kanker. Sebelumnya, Angelia Jolie melakukan tes DNA dan diketahui membawa gen kanker.
- Berita Terkait: Membangun Kemandirian Kefarmasian, Kontribusi Dexa Group
- Berita Terkait: Terobosan Riset OMAI Mendunia, Dr. Raymond Tjandrawinta Dianugerahi Gelar Profesor Kehormatan
- Berita Terkait: Dukung Ekonomi Kreatif dan Produk Lokal, Dexa Group Donasi Obat Herbal OMAI
Tes Genetik Belum Menjadi Mainstream, Kini Dikembangkan Kedokteran Presisi
Tes genetik belum menjadi mainstream testing sebagai diagnosa, untuk mendiagnosa memastikan penyakit tertentu, sebagai upaya pencegahan. "Saat ini, screening lebih cenderung dengan kedokteran presisi," Prof. Raymond melanjutkan.
Kedokteran presisi merupakan masa depan layanan kesehatan, sekaligus pengembangan penelitian kedokteran. Kedokteran presisi (precision medicine) makin berkembang dan digunakan sebagai metode diagnosis penyakit.
Kedokteran presisi dimulai tahun 2015, ketika Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memberlakukan program Live for Us, dengan memetakan 1 juta orang Amerika secara genetik, ditambah informasi klinis. Menurut Prof. Raymond, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah investasi untuk mengarah pada pelaksanaan kedokteran presisi.
OGBdexa Pioner Obat Generek Berlogo (OGB) di Indonesia
OGBdexa adalah pioner Obat Generik Berlogo (OGB) di Indonesia- yang diproduksi oleh PT. Dexa Medica- perusahaan Farmasi Nasional, sejak tahun 1991. Saat itu Dexa Medica adalah perusahaan farmasi swasta pertama yang memproduksi obat generik berlogo di Indonesia.
OGBdexa merupakan pionir obat generik berlogo yang sudah lebih dari 30 tahun berkarya untuk bangsa. Menyediakan obat-obatan yang berkualitas dengan harga lebih terjangkau, OGBdexa memiliki pilihan obat generik yang lengkap, termasuk obat-obatan yang digunakan untuk tata laksana penyakit kronis seperti diabetes melitus dan hipertensi.
OGBdexa terdepan dalam hal sertifikasi halal untuk beragam obat yang dipasarkan, saat ini lebih dari 160 item produk OGBdexa telah mendapatkan sertifikasi halal.
OGBdexa terus berkiprah dan mendapatkan banyak apresiasi. Tahun 1994 OGBdexa masuk dalam DPHO Askes. Tahun 1995 OGBdexa terus menambah range produk. Sejak tahun 2005 sampai saat ini OGB Dexa adalah pemimpin pasar untuk obat generik berlogo di Indonesia.
Sebagai pemimpin pasar, OGBdexa memiliki catatan panjang sebagai milestones selaa 30 tahun lebih untuk mendukung meniningkatkan kesehakan Bangsa. Berikut ini, beberapa pencapaian OGBdexa.
Kemudian pada tahun 2005, OGBdexa masuk pasar program JPKMM/ASKESKIN. Dan sejak tahun 2006, OGBdexa menjadi market Leader Obat Generik di Indonesia hingga saat ini. OGBdexa masuk pasar JKN pada 2013, dan juga telah hadir di e-Katalog hingga saat ini. Pada 2019, OGBdexa memiliki 180 produk dengan berbagai sediaan, dan 160 produk telah tersertifikasi halal.
Terkait untuk mendukung program Bangga Buatan Indonesia, produk-produk OGBdexa memiliki TKDN yang tinggi. Sebut saja, misalnya: Produk Atorvastatin 10 mg (67,75%), Atorvastatin 20 mg (67,75%), Clopidogrel 75 mg (68,33%), Esomerprazole Injeksi 40 mg (52,80%, dan Omeprazole Injeksi 40 mg (52,80%). *) Program Kerjasama Edukasi OGBdexa, Segitiga Merahnya Bikin Hemat!
Video Talks Show Program Bincang Asik OGBdexa, akan tayang di Krida Sehat Channel: Klik Disini