![]() |
dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D. saat meninjau Pelaksanaan Integrative Medicine di sebuah Rumah Sakit di China |
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Komisi Kesehatan Nasional RRC, Adminitrasi Pengobatan Tradisional Nasional RRC menerbitkan buku "Guidance of Corona Virus Disease 2109: Prevention, Control, Diagnosis and Management." Buku tersebut berisi panduan lengkap tentang diagnosis, penanganan dan pencegahan COVID19.
Buku diatas oleh Komisi IX DPR RI. telah diserahkan kepada Menkes RI. Adalah Wakil Ketua Komisi IX DPR RI., Melki Laka Lena yang pada Sabtu, 14 Maret 2020, di RSUP Persahabatan- Jakarta menyerahkan Buku Panduan Penanganan Virus Corona dari Pemerintah China kepada Menkes RI., Terawan Agus Putranto. Melki Laka Lena juga mengungkapkan untuk mendorong agar OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) dikembangkan lebih cepat.
Berita Terkait: Analisa Panduan Menghadapi COVID19 Model RRC
Berita Terkait: DPR Serahkan Panduan Corona Model RRC dan Kembangkan OMAI
Untuk itu, Redaksi JamuDigital.Com menghubungi dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D. untuk menjelaskan hal-hal utama- garis besar yang terdapat pada "Guidance of Corona Virus Disease 2109: Prevention, Control, Diagnosis and Management."
dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D adalah alumni dari: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Magister Herbal Medik, Fakultas MIPA Universitas Indonesia, dan Ph.D. Hunan University of Chinese Medicine, China. Memperdalam Akupunktur Medik dan Traditional Chinese Medicine. Disertasinya berjudul: "The evaluation of ginsenoside and curcumin inhibitory effect on PD-1/PD-L1 pathway in nude mice model and its immune mechanism." Aktivitasnya saat ini adalah: Praktek dokter umum, Praktek akupunktur dan herbal, Konsultan herbal. Bergabung antara lain, sebagai Pengurus Pusat PDHMI (Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia), juga aktif di Pengurus Pusat PPKESTRAKI (Perkumpulan Profesi Kesehatan Tradisional Komplementer Indonesia).
Berikut ini, rangkuman yang dibuat oleh dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D.:
Panduan diagnosa dan penatalaksanaan COVID-19 di China menjelaskan bahwa strategi integratif pengobatan barat dan China telah diakui dan terbukti dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan, mempercepat pemulihan dan menghambat perburukan penyakit.
Strategi pengobatan tradisional China dilibatkan mulai dari periode observasi klinis pada orang yang bergejala ringan dan tidak spesifik, seperti kelelahan disertai demam atau gangguan pencernaan. Pada orang yang sudah positif terkonfirmasi pemeriksaannya positif, pengobatan tradisional pun diterapkan mulai dari kasus yang ringan, sedang, berat, bahkan kritis, serta pada masa pemulihan.
Diagnosa yang diterapkan adalah secara tradisional China, dan COVID-19 dimasukkan dalam penggolongan penyakit epidemi/menular yang menyebabkan terjadinya lembap dingin/panas di paru yang bila tidak teratasi dapat menyumbat paru hingga panas yang berlebihan hingga berakhir dengan kolaps. Pada periode pemulihan kondisi paru dan limpa serta energi dan unsur yin masih lemah.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala , dan pemeriksaan fisik , meliputi pengamatan lidah maupun pemeriksaan nadi. Pengobatan yang diberikan berdasarkan pada diagnosa yang ditegakkan. Maka tidak dapat digunakan hanya satu jenis obat untuk semua tahapan penyakit. Bahkan setiap orang bisa memerlukan formula obat yang dimodifikasi dari formula dasar berdasarkan pada konstitusi tubuh setiap orang.
Ada banyak pilihan obat jadi baik oral/diminum maupun infus /injeksi. Obat oral ada yang berupa obat jadi (kapsul, pil, cairan) maupun formula/racikan bahan alam yang perlu direbus untuk penyajiannya.
Ramuan ini berasal dari resep yang memang telah tercatat dalam berbagai literatur klasik pengobatan tradisional China. Strategi yang dipakai dalam pengobatan adalah menguatkan paru, membersihkan lembab dan panas/dingin di paru dan pencernaan ,meningkatkan energi serta daya tahan tubuh untuk tubuh dapat bertahan melawan penyebab penyakit.
Di antara berbagai bahan alam yang digunakan dalam formula obat di panduan tersebut, ada beberapa yang juga adalah bahan obat alam di Indonesia seperti Pinang, Jahe, Daun murbei, Akar manis, Kayu manis. Namun bahan-bahan tersebut tidak digunakan tunggal, melainkan merupakan bagian dari formula/ramuan.
Apakah obat bahan alam Indonesia punya potensi juga dalam penanganan COVID-19? Tentu saja, namun memerlukan studi lebih lanjut untuk membuat suatu ramuan yang efektif. Redaksi JamuDigial.Com